Usahatani TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sawah Apung

finansial sawah apung tanpa pendekatan aspek-aspek berupa aspek teknis, aspek manajemen, dan lainnya. Putra 2012, melakukan penelitian mengenai analisis kelayakan usaha jamur tiram di Sukasari Bogor. Penelitian tersebut mengkaji tentang kelayakan usaha dilihat dari berbagai aspek yang terkait dan kelayakan finansial usaha jamur tiram. Analisis kelayakan finansial jamur tiram berdasarkan kriteria kelayakan investasi yaitu, Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, Payback Period PP, dan Analisis Sensitivitas. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan usahatani yang diteliti. Putra meneliti kelayakan usahatani jamur tiram di Bogor, sedangkan penelitian ini meneliti kelayakan usahatani sawah apung. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini secara umum terletak pada usahatani yang diteliti dan lokasi penelitian. Penelitian ini mengenai perbandingan kelayakan usahatani dan perbandingan pendapatan usahatani sawah apung dengan sawah konvensional yang dilakukan di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Secara rinci ringkasan penelitian terdahulu disajikan di Tabel 4. Tabel 4 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu No. Peneliti dan Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Ridwan 2008 ; Analisis Usahatani Padi Ramah Lingkungan dan Padi Anorganik Kasus : Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor 1. Menganalisis dan membandingkan tingkat pendapatan petani padi ramah lingkungan dan petani padi anorganik. 2. Menganalisis dan membandingkan efisiensi usahatani padi ramah lingkungan dan padi anorganik. 3. Menganalisis dan membandingkan tingkat kepekaan sensitivitas sistem usahatani padi ramah lingkungan dan padi anorganik terhadap perubahan variabel harga input, harga output atau perubahan kedua variabel secara bersamaan. Analisis pendapatan usahatani. 1. Penerimaan usahatani dan pendapatan usahatani 2. RC Rasio, BC Rasio 3. Analisis sensitivitas Berdasarkan analisis pendapatan, diketahui bahwa penerimaan total untuk usahatani padi anorganik lebih besar dibandingkan penerimaan total usahatani padi ramah lingkungan hal ini disebabkan oleh produktivitas padi anorganik lebih tinggi. Berdasarkan analisis RC rasio, usahatani padi ramah lingkungan dan padi anorganik di Kelurahan Situgede sama-sama menguntungkan untuk dilaksanakan karena nilai RC rasio lebih besar dari satu. Nilai RC rasio atas biaya tunai untuk petani petani pemilik usahatani padi ramah lingungan sebesar 2,392 sedangkan nilai RC rasio atas biaya tunai untuk petani pemilik anorganik hanya sebesar 2,275. Dapat disimpulkan petani ramah lingkungan lebih layak daripada usahatani anorganik. Nilai BC rasio pada petani pemilik didapatkan hasil sebesar 1,132, untuk petani penggarap BC rasio sebesar 0,801. Artinya manfaat yang didapatkan pemilik lebih besar dari biayanya, sedangkan pada petani penggarap, manfaat yang didapat lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan. Dari dua faktor sensitivitas yang dianalisis, faktor penurunan harga beras lebih sensitif dibandingkan faktor kenaikan biaya tunai. 2 Inggit Rachmiyanti 2009 ; Analisis Perbandingan Usahatani Padi Organik Metode System of Rice Intensification SRI dengan Padi Konvensional 1. Membandingkan dan menganalisa pengaruh sistem usahatani non organik menjadi organik metode SRI. Analisis pendapatan usahatani. 1. RC Rasio 2. Uji t untuk membedakan tingkat pendapatan Berdasarkan hasil analisis pendapatan diketahui bahawa pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total petani padi organik metode SRI lebih rendah dari pendapatan atas biaya tunai maupun biaya total padi konvensional. Namun hasil uji t menyimpulkan bahwa perubahan sistem usahatani yang dilakukan pleh padi ternyata tidak 14