Studi Kelayakan Usaha TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sawah Apung
                                                                                Tabel 4 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti dan Judul
Tujuan Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1 Ridwan 2008 ; Analisis
Usahatani Padi Ramah Lingkungan dan Padi
Anorganik Kasus : Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor
Barat, Kota Bogor 1.
Menganalisis  dan  membandingkan tingkat  pendapatan  petani  padi
ramah  lingkungan  dan  petani  padi anorganik.
2. Menganalisis  dan  membandingkan
efisiensi  usahatani  padi  ramah lingkungan dan padi anorganik.
3. Menganalisis  dan  membandingkan
tingkat kepekaan
sensitivitas sistem
usahatani padi
ramah lingkungan  dan  padi  anorganik
terhadap  perubahan  variabel  harga input,  harga  output  atau  perubahan
kedua variabel secara bersamaan. Analisis pendapatan
usahatani. 1.
Penerimaan  usahatani  dan pendapatan usahatani
2. RC Rasio, BC Rasio
3. Analisis sensitivitas
Berdasarkan  analisis  pendapatan,  diketahui  bahwa penerimaan  total  untuk  usahatani  padi  anorganik
lebih  besar  dibandingkan  penerimaan  total  usahatani padi  ramah  lingkungan  hal  ini  disebabkan  oleh
produktivitas
padi anorganik
lebih tinggi.
Berdasarkan analisis RC rasio, usahatani padi ramah lingkungan  dan  padi  anorganik  di  Kelurahan
Situgede sama-sama
menguntungkan untuk
dilaksanakan  karena  nilai  RC  rasio  lebih  besar  dari satu.  Nilai  RC  rasio  atas  biaya  tunai  untuk  petani
petani  pemilik  usahatani  padi  ramah  lingungan sebesar  2,392  sedangkan  nilai  RC  rasio  atas  biaya
tunai  untuk  petani  pemilik  anorganik  hanya  sebesar 2,275.  Dapat  disimpulkan  petani  ramah  lingkungan
lebih  layak  daripada  usahatani  anorganik.  Nilai  BC rasio  pada  petani  pemilik  didapatkan  hasil  sebesar
1,132,  untuk  petani  penggarap  BC  rasio  sebesar 0,801.  Artinya  manfaat  yang  didapatkan  pemilik
lebih  besar  dari  biayanya,  sedangkan  pada  petani penggarap,  manfaat  yang  didapat  lebih  kecil  dari
biaya  yang  dikeluarkan.  Dari  dua  faktor  sensitivitas yang  dianalisis,  faktor  penurunan  harga  beras  lebih
sensitif dibandingkan faktor kenaikan biaya tunai.
2 Inggit Rachmiyanti 2009 ;
Analisis Perbandingan Usahatani Padi Organik
Metode System of Rice Intensification SRI dengan
Padi Konvensional 1.
Membandingkan  dan  menganalisa pengaruh  sistem  usahatani  non
organik  menjadi  organik  metode SRI.
Analisis pendapatan usahatani.
1. RC Rasio 2. Uji t untuk membedakan
tingkat pendapatan Berdasarkan  hasil  analisis  pendapatan  diketahui
bahawa  pendapatan  atas  biaya  tunai  maupun pendapatan  atas  biaya  total  petani  padi  organik
metode  SRI  lebih  rendah  dari  pendapatan  atas  biaya tunai  maupun  biaya  total  padi  konvensional.  Namun
hasil  uji  t  menyimpulkan  bahwa  perubahan  sistem usahatani yang dilakukan pleh padi ternyata tidak
14
Tabel 4 Lanjutan
No. Peneliti dan Judul
Tujuan Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
berpengaruh  nyata  terhadap  pendapatan  petani. Apabila dilihat dari imbangan penerimaan dan biaya
RC  rasio  diketahui  bahwa  RC  rasio  atasbiaya tunai yang diperoleh petani padi organik metode SRI
Rp. 1,98 lebih rendah dari R.C rasio yang diperoleh petani padi konvensional yaitu Rp. 2,46. Begitupula
dengan  RC  rasio  atas  biaya  total,  untuk  petani  padi organik metode SRI, RC rasio yang diperoleh hanya
sebasar
Rp. 1,54
sedangkan petani
padi konvensional  lebih  besar  dari  petani  padi  organik
yakni  sebesar  Rp.  2,16.  Hal  ini  berarti  penerimaan yang  diperoleh  padi  konvensional  lebih  besar  dari
petani organik metode SRI.
3 Inayah Nurmala Sari 2011;
Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan
Anorganik Pada Petani Penggarap
1.    Menganalisis  kelayakan  sistem usahatani padi semi organik dan
anorganik petani penggarap 2.  Mengkaji  tingkat  biaya  dan
pendapatan usahatani padi semi organik  dan  anorganik  petani
penggarap 3. Mengestimasi faktor-faktor yang
mendorong petani
untuk mengurangi  pemakaian  pupuk
kimia 1. NPV dan Gross BC
2. Analisis deskriptif 3. Uji Likelihood, Uji Wald,
dan Odds Ratio Hasil  analisis  kelayakan  didapatkan  hasil  bahwa
usahatani  semi  organik  dan  anorganik  layak dijalankan  karena  nilai  NPV  usahatani  semi  organik
dan anorhanik masing-masing bernilai 57.735.248,86 dan  29.109.881,39,  sedangakan  untuk  BC  ratio
masing-masing  bernilai  1,248  dan  1,141.  Hasil analisis  tingkat  biaya  dan  pendapatan  didapatkan
hasil  bahwa  padi  semi  organik  memiliki  biaya  yang sedikit  lebih  besar  dibandingkan  biaya  dari  padi
anorganik.
4 Afrisya Meizi 2012; Studi
Kelayakan Usaha Pembibitan Itik
1.  Menganalisis  kelayakan  usaha pembibitan  itik  dari  aspek
pasar,  aspek  teknis,  aspek manajemen,
aspek hukum,
aspek  sosial,  ekonomi  dan budaya, serta aspek lingkungan
1. Analisis Deskriptif 2. NPV, IRR, RC Rasio, PP
3. Analisis Sensitivitas Hasil  dari  penelitian  tersebut  didapatkan  hasil  pada
skenario  I  adalah  NPV  sebesar  Rp.  177.740.355,80; IRR 148,34 persen; Net BC 6,11; dan PP 1,35 tahun.
Sedangkan  pada  skenario  II  didapat  hasil  NPV  Rp. 106.989.779,57; IRR 97,61 persen, Net BC 4,16 dan
PP 2,14 tahun.
15
Tabel 4 Lanjutan
No. Peneliti dan Judul
Tujuan Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
2.    Menganalisis  kelayakan  finansial usaha pembibitan itik
3.  Menganalisis sensitivitas kelayakan usaha apabila terjadi
perubahan variabel usaha itik Menurut  hasil  tersebut  secara  finansial  usaha
pembibitan  itik  tersebut  layak  dijalankan.  Analisis sensitivitas didapatkan hasil nilai kepekaan skenario I
dan skenario II terhadap harga pakan pur didapatkan kriteria
kelayakan skenario
II lebih
kecil dibandingkan nilai kriteria kelayakan pada skenario i.
Hasil  perbandingan  tersebut  menunjukan  skenario  II lebih peka atau sensitif terhadap perubahan baik dari
penurunan harga DOD maupun kenaikan biaya pakan pur.
                                            
                