Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
=
∑ ∑
................................................................................... 7 Dimana:
Net BC = Nilai Benefit-cost ratio Bt
= Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t rupiah Ct
= Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t rupiah n
= Umur ekonomis proyek tahun i
= discount rate persen untuk pembilang yaitu Bt-Ct 0 dan penyebut yaitu Bt-Ct 0
4. Payback of Period PBP
Payback of Period PBP dilakukan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi. PBP merupakan jangka waktu periode yang
dibutuhkan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek. Semakin cepat waktu
pengembalian, semakin baik proyek tersebut untuk diusahakan. PP =
................................................................................................... 8 Dimana:
PP = Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi
tahun bulan I
= Besarnya biaya investasi yang diperlukan rupiah Ab
= Manfaat bersih rata-rata per tahun rupiah Apabila proyek dapat mengembalikan modal investasi sebelum
berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. 5.
Analisis Sensitivitas Menurut Gittinger 1986 pada proyek di sektor pertanian dapat
berubah-ubah sebagai akibat dari empat permasalahan utama, yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan
biaya input cost over run dan kesalahan dalam memperkirakan hasil produksi. Setiap kemungkinan perubahan atau kesalahan dalam dasar
perhitumgam dipertimbangkan dalam analisis sensitivitas.
Tujuan analisis sensitivitas menurut Kadariah et al. 1999 adalah untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap analisa hasil proyek jika terjadi suatu
kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan benefit. Analisis nilai pengganti switching value merupakan suatu variasi dari analisis sensitivitas
dimana analisis ini dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan yang terjadi dapat ditoleransi dan akhirnya membuat usaha tidak layak untuk
dilaksanakan. Skenario untuk melihat sensitivitas dari perubahan harga input- output dapat dilakukan dengan empat skenario yaitu:
1. Skenario I terjadi kenaikan harga jual yang semula Rp. 4.500,00kg menjadi
Rp. 10.000,00kg dan biaya total naik akibat penambahan biaya input berupa biaya sewa mesin giling tidak ada bantuan pemerintah dengan rasio
perubahan gabah menjadi beras 65. 2.
Skenario II terjadi kenaikan harga jual yang semula Rp. 4.500,00kg menjadi Rp. 10.000,00kg dan biaya total naik akibat penambahan biaya
input berupa biaya operasional mesin giling mendapat bantuan mesin giling dari pemerintah dengan rasio perubahan gabah menjadi beras 65.
3. Skenario III terjadi penurunan produksi sebesar 5, harga jual naik akibat
perubahan komoditas gabah menjadi beras organik dan biaya total naik akibat penambahan biaya input berupa biaya sewa mesin giling tidak ada
bantuan pemerintah dengan rasio perubahan gabah menjadi beras 65. 4.
Terjadi penurunan produksi sebesar 5, harga jual naik akibat perubahan komoditas gabah menjadi beras organik dan biaya total naik akibat
penambahan biaya input berupa biaya operasional mesin giling mendapat bantuan pemerintah dengan rasio perubahan gabah menjadi beras 65.