Manfaat Penelitian PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

yang melaksanakan, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya. 3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan Dengan adanya perencanaan akan memudahkan pelaksanaan usaha karena telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Pelaksanaan usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4. Memudahkan pengawasan Pengawasan perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. 5. Memudahkan pengendalian Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan usaha yang tidak sesuai dengan perencanaan, sehingga usaha yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya. Adapun pihak-pihak yang dapat memperoleh manfaat dari analisis ini antara lain bagi investor selaku pemrakarsa dalam hal ini penemu metode pertanian sawah apung, bank selaku pemberi kredit pinjaman, dan tentunya pemerintah yang memberikan fasilitas peraturan dan perundang-undangan serta pemegang kebijakan jika metode sawah apung ini layak dan menguntungkan agar lahan- lahan lain yang terendam banjir setiap tahunnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Investor berkepentingan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dan lain-lain Meizi 2012. Proyek yang dilakukan dalam bidang pertanian memiliki sejumlah kekhususan yang membedakan dari bidang industri, antara lain: Gray 1992 1. Keanekaragaman teknologi produksi sesuai dengan lingkungan proyek. Teknologi produksi yang diterapkan dalam setiap proyek dapat bervariasi tergantung pada perbedaan lingkungan, contohnya kesuburan, curah hujan, cara-cara bertani, kepadatan penduduk, dan kehidupan fauna. Sebaliknya, teknologi produksi barang industri lebih seragam tanpa memperhatikan lokasi produksi barang tersebut. 2. Ketidakpastian dalam produksi serta pemasaran. Dalam sektor pertanian terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini produksi sektor pertanian tak luput dari pengaruh cuaca, penyakit menular, serta dampak teknologi baru pada hasil-hasil pertanian. Dari segi pemasaran, banyak komoditi pertanian diperdagangkan di pasar dunia yang harganya tidak stabil, sehingga harga turun-naik secara tiba-tiba. 3. Saling keterkaitan antara pertanian dan bidang-bidang lain. Kelayakan suatu proyek pembangunan barang publik seperti pembangunan jalan akan tergantung pada seberapa jauh proyek tersebut dapat mempengaruhi biaya pemasaran komoditi pertanian. Kelayakan memproduksi komoditi ini sebaliknya tergantung pada biaya pemasaran. Lain halnya dengan produk-produk industri karena biasanya ada kemungkinan mengimpor sarana yang tidak dapat diproduksi secara lokal tenaga terampil asing, komponen-komponen. 4. Intensitas penggunaan lahan. Dalam hal penggunaan lahan, proyek di sektor pertanian jauh lebih intensif dibandingkan dengan proyek-proyek pada sektor lainnya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang dapat dijadikan referensi antara lain penelitian Ridwan 2008, Rachmiyanti 2009, Nurmala 2011, serta Meizi 2002 dan Putra 2012. Ridwan 2008, melakukan penelitian mengenai analisis usahatani padi ramah lingkungan dan padi anorganik di Kelurahan Situgede, Bogor. Penelitian tersebut menganalisis dan membandingkan pendapatan, efisiensi dan kelayakan serta sensitivitas usahatani padi ramah lingkungan dan anorganik. Analisis pendapatan didapatkan hasil bahwa penerimaan total untuk usahatani padi anorganik lebih besar dibandingkan penerimaan total usahatani padi ramah lingkungan. Perbedaan penelitian dengan Ridwan adalah pada penelitian sawah apung hanya melihat kelayakan usahatani dan perbandingan pendapatan. Metode yang digunakan dalam menganalisis pendapatan adalah sama yaitu RC rasio.