3
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian terdiri atas beberapa percobaan yaitu analisis genetik pada populasi hibrida tomat di dataran rendah dan dataran tinggi, analisis interaksi
genetik dan lingkungan terhadap hasil di dua lingkungan, dan seleksi ketahanan terhadap layu bakteri pada tetua dan hibrida hasil persilangan setengah dialel
genotipe tomat lokal. Kegiatan penelitian secara rinci dapat dilihat pada diagram alir penelitian pada Gambar 1.
Gambar 1 Diagram alir penelitian Pengujian tetua
dan hibrida di dataran rendah
Pembentukan populasi hibrida
Seleksi ketahanan
tomat terhadap layu
bakteri yang disebabkan
Ralstonia solanacearum
di dataran rendah
Genotipe dengan potensi hasil tinggi dan tahan layu bakteri serta dapat beradaptasi
di dataran tinggi atau rendah Studi keragaan genotipe tomat lokal
Genotipe Tomat Lokal Koleksi Dep AGH IPB
Pengujian tetua dan hibrida di
dataran tinggi
Keragaan genotipe di dataran rendah dan dataran tinggi, pendugaan daya gabung,
heterosis, dan parameter genetik, serta analisis interaksi genetik dan lingkungan
terhadap hasil di dua lingkungan
4
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Tomat Lycopersicom esculantum Mill berasal dari Amerika Latin khususnya Peru, Kepulauan Galapagos, dan Mexico Jones 2008. Semua varietas
tomat yang berada di Eropa dan Asia dibawa oleh bangsa Spanyol dan Portugis pada abad ke-16 Villareal 1979. Awalnya buah tomat dianggap beracun, namun
pada abad ke-18 sudah mulai dimakan Jones 2008. Tanaman tomat termasuk tanaman diploid dan memiliki jumlah kromosom dasar x = 12. Jumlah kromosom
normal tomat adalah 2n = 2x = 24. Tanaman tomat tergolong famili Solanaceae dan genus Lycopersicon. Spesies yang tergolong dalam sub genus Lycopersicon
adalah L. esculentum, L. pimpinelifolium, L. cheesmaniae dan L. galapagense., namun spesies L. esculentum yang sering dibudidayakan.
Tanaman tomat memiliki beberapa organ yaitu akar, batang, daun, bunga, dan buah. Tomat memiliki akar tunggang, tumbuh baik secara horizontal maupun
vertikal. Batangnya berbentuk bulat dan lunak saat muda, setelah tua berbentuk persegi empat dan keras, serta bercabang banyak. Tanaman tomat berdaun
majemuk ganjil dengan jumlah 5 hingga 7 helai Harjadi 1989. Satu hingga dua daun yang berukuran kecil biasanya tumbuh di antara daun yang berukuran besar.
Bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah menyirip agak melengkung ke dalam Jaya 1997.
Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari dan putik terletak pada bunga yang sama. Diameter bunga berkisar 2 cm, memiliki mahkota
bunga berbentuk bintang berwarna kuning dan kepala sari berwarna kuning menyatu membentuk tabung. Bentuk, ukuran, warna, kekerasan, dan rasa buah
tomat bervariasi tergantung jenisnya. Buah tomat adalah buni beri berdaging, permukannya gak berbulu ketika masih muda, namun halus ketika matang. Buah
biasanya mengaandung banyak biji yang berbentuk pipih dan berwarna krem muda hingga coklat. Biji biasanya memiliki panjang 2 sampai 3 mm Rubatzky
Yamaguchi 1977.
Tanaman tomat memerlukan suhu optimum 20
o
C sampai 28
o
C. Tanaman ini menghendaki suhu siang panas dan suhu malam dingin untuk pembungaan
yang terbaik, sehingga tomat di Indonesia banyak ditanam di dataran tinggi Harjadi 1989. Perbedaan harian yang besar antara suhu siang dan malam
cenderung meningkatkan pembungaan, pertumbuhan, dan kualitas buah Rubatzky Yamaguchi 1977.
Suhu yang rendah akan menghambat penyerapan unsur hara dan dalam pertumbuhannya tanaman tidak memberikan tanggapan terhadap unsur hara
nitrogen dan kalium. Sementara itu, suhu yang tinggi akan menyebabkan bunga rontok Hidayat 1997. Cahaya untuk tanaman tomat sebaiknya moderat dan
cahaya yang terlalu terik meningkatkan transpirasi sehingga memperbanyak gugur bunga dan buah Harjadi 1989.