7 Strategi yang telah dikembangkan untuk menanggulangi penyakit ini
diantaranya pencegahan masuknya patogen pada lahan sehat, pemusnahan eradikasi, modifikasi lingkungan yang dapat menekan perkembangan patogen di
dalam tanah, penanaman tanaman tahan, serta pengendalian dengan agen hayati dan pestisida nabati, namun semua cara yang paling efektif adalah penanaman
tanaman tahan Supriadi 2011; Lebeau et al. 2011; Huet 2014. Terobosan teknologi dalam pengendalian layu bakteri juga sudah banyak ditemukan,
misalnya fusi protoplas dan mutasi untuk menghasilkan varietas tahan, mikroba antagonis dan pestisida nabati untuk menekan perkembangan patogen dalam
tanah, serta teknik untuk menginduksi ketahanan tanaman menggunakan mikroba dan senyawa kimia penginduksi Nakaho et al 2004; Lwin Ranamukhaarachchi
2006; Hai et al 2008; Nguyen Ranamukhaarachchi 2010; Supriadi 2011.
Evaluasi ketahanan tomat terhadap layu bakteri untuk menghasilkan varietas tahan sudah banyak dilakukan Hanson et al. 1996; Grimault et al. 1994; Timila
Joshi 2007; Adriani et al. 2012; Kim et al. 2016. Namun, penelitian terkait ketahananan terhadap layu bakteri akan terus berlanjut karena ketahanan varietas
terhadap layu bakteri belum stabil dan masih spesifik lokasi Hayward 1991; Hanson et al. 1996.
2.4 Pemuliaan Tanaman Tomat
Pemuliaan pada tomat memiliki tujuan yang sangat bervariasi bergantung pada lokasi, kebutuhan, dan sumber daya. Meningkatkan produktivitas masih
menjadi tujuan utama dalam pemuliaan tomat Nuez Diez 2013. Tujuam lainnya adalah kegenjahan, resisten terhadap cekaman biotik dan abiotik, kualitas
buah, serta perbaikan sifat hortikultura dan fisiologi Tigchelaar 1986; Bergougnoux 2013; Nuez Diez 2013. Tujuan perbaikan sifat hortikultura pada
tomat berdasarkan ideotype yang dikehendaki, misalnya jumlah rangkai bunga per tanaman, jumlah bunga setiap rangkaian, ukuran dan warna buah, keerasan dan
rasa serta sifat hortikultura lainya Purwati 1997.
Perakitan varietas baru pada tomat juga bergantung pada pasar konsumen yang dituju yaitu tomat segar fresh tomato atau tomat olahan processing
tomato Bergougnoux 2013. Tomat segar untuk konsumen memiliki karakteristik unik, bergantung pada pengalaman tradisional konsumen di daerah
setempat, sedangkan kriteria untuk tomat olahan yaitu kandungan bahan padatnya tinggi, pH rendah, mudah dikuliti, tahan terhadap retak, warnanya menarik
Villareal 1981; Tigchelaar 1986; Purwati 1997. Kualitas pada buah tomat dapat dikelompokkan menjadi kualitas bagian luar warna kulit, bentuk buah, ukuran
buah dan kekerasan, bagian dalam ketebalan daging, jumlah biji, dan keadaan lendir, rasa rasa manis, rasa asam, kekenyalan dan jumlah air buah dan
kandungan nutrisi Tigchelaar 1986; Ameriana 1998; Hazra Dutta 2011.
Tomat merupakan inang lebih dari 200 spesies hama, penyakit, dan patogen yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi secara signifikan Bai dan Lindhout
2007 sehingga pemuliaan untuk ketahanan tehadap penyakit masih menjadi tantangan dalam pemuliaan tanaman sampai saat ini Bergougnoux 2013.
Penelitian terhadap plasma nutfah, pemuliaan, dan marka molekuler untuk ketahanan terhadap layu bakteri pada tomat telah banyak dilakukan. Plasma
8 nutfah resisten, termasuk beberapa varietas unggul telah diidentifikasi di India,
Indonesia, Filipina, Thailand, dan USA Boshuo 2005. Varietas Venus dan Saturn merupakan varietas tahan layu bakteri di USA, namun tidak selalu tahan
jika ditanam di tempat lain McCarter 1991.
Pemuliaan pada tomat dapat diarahkan menjadi varietas inbrida atau hibrida. Varietas inbrida diperoleh dari satu tanaman yang dibiarkan menyerbuk sendiri
selama beberapa generasi sedangkan varietas hibrida adalah generasi F
1
dari suatu persilangan sepasang atau lebih tetua yang mempunyai sifat unggul
Poespodarsono 1988. Keunggulan dari varietas hibrida adalah adanya efek heterosis. Heterosis dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara hibrida F
1
dengan nilai tengah kedua tetuanya Falconer Mackay 1996. Poespodarsono 1988 dan Syukur et al. 2012, memaparkan bahwa terdapat tiga teori yang
menerangkan terjadinya heterosis atas dasar genetik yaitu akumulasi gen dominan, heterozigositas dalam arti over dominan, dan interaksi antara alel
berbeda lokus non alelic interaction.