Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Tomat

6

2.3 Layu Bakteri

Layu bakteri merupakan salah satu penyakit dalam pertanaman tomat yang disebabakan oleh Ralstonia solanacearum. Ralstonia solanacearum, sebelumnya diklasifikasikan dalam genus Bacillus dengan nama B. solanacearum pada tahun 1989, selanjutnya digolongkan dalam genus Pseudomonas dengan nama P. solanacearum, dan di tahun 1992 diklasifikasikan dalam genus Burkholderia Alvarez et al. 2010. Penelitian terbaru oleh Yabuuchi et al. 1995, bakteri ini diklasifikasikan dalam genus Ralstonia dan masih digunakan sampai sekarang Alvarez et al. 2010; Meng 2013; Huet 2014; Kim et al. 2016. R. solanacearum merupakan patogen tular tanah yang biasanya berkembang pada dearah yang memiliki suhu dan kelembaban tinggi Reddy 2010. R. solanacearum menyerang lebih dari 200 spesies tanaman, termasuk tanaman penting seperti kentang, tomat, terong, cabai, tembakau, dan pisang Meng 2013. R. solanacearum mampu menyebar lintas benua dan negara, menginfeksi berbagai jenis tanaman inang. Hal ini menimbulkan kerugian yang besar sehingga patogen ini menjadi hambatan utama dalam perdagangan internasional dan domestik. R. solanacearum telah tersebar di seluruh dunia, termasuk di Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Eropa, Asia, Afrika, maupun Australia dan Pasifik Elphinstone 2005. R. solanacearum termasuk spesies yang sangat kompleks secara fisiologi, genetik,dan ekobiologi Supriadi 2011. Kompleksitas sifat fisiologi dapat dilihat dari adanya lima tipe ras berdasarkan kisaran inang alaminya dan lima tipe biovar berdasarkan kemampuan mengoksidasi enam sumber karbon Hayward 1964, keragaman reaksi serologi Supriadi et al. 1995, dan pola pita protein Supriadi 2011. Ras 1 memiliki kisaran inang yang cukup luas di antaranya famili Solanaceae dan Leguminoseae. Ras 2 menyerang Musa spp dan Helicinia spp dengan kiasaran inang terbatas di Amerika Tropis dan Asia. Ras 3 menyerang kentang dengan kisaran inang di daerah tropis dan subtropis. Ras 4 menyerang jahe yang berasal dari Filipina dan ras 5 menyerang mulberry. Ras paling dominan yang ditemukan di Indonesia adalah ras 1 strain Solanaceae dan ras 3 strain kentang Semangun 2004. R. solanacearum termasuk dalam biovar 1, 2, 3, 4, dan 5 Hayward 1964. Gejala yang timbul akibat layu bakteri yaitu beberapa daun muda layu atau menguningnya daun-daun tua daun bagian bawah. Batang tanaman yang sakit cenderung membentuk lebih banyak akar adventif sampai setinggi bunga. Sementara itu, apabila batang, cabang atau tangkai daun tanaman sakit dibelah, akan tampak bahwa berkas pembuluh berwarna coklat. Jika batang dipotong dan dicelupkan ke dalam air, dari berkas pembuluh akan keluar massa bakteri seperti lendir berwarna putih susu Semangun 2004. Bakteri patogen menginfeksi melalui luka pada jaringan akar. Setelah masuk ke dalam jaringan pembuluh, bakteri kemudian menyebar dan memperbanyak diri dalam jaringan tersebut, merusak dinding sel dengan memproduksi enzim pectinesterase, cellulase, protease dan senyawa EPS Hayward 1964. Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan udara dan air, serta faktor kebugaran tanaman sangat memengaruhi perkembangan patogen. R. solanacearum berkembang pesat pada kondisi suhu udara 24-35 °C, tetapi perkembangannya menurun pada suhu di atas 35 °C atau di bawah 16 °C Ciampi dan Sequeira 1980. 7 Strategi yang telah dikembangkan untuk menanggulangi penyakit ini diantaranya pencegahan masuknya patogen pada lahan sehat, pemusnahan eradikasi, modifikasi lingkungan yang dapat menekan perkembangan patogen di dalam tanah, penanaman tanaman tahan, serta pengendalian dengan agen hayati dan pestisida nabati, namun semua cara yang paling efektif adalah penanaman tanaman tahan Supriadi 2011; Lebeau et al. 2011; Huet 2014. Terobosan teknologi dalam pengendalian layu bakteri juga sudah banyak ditemukan, misalnya fusi protoplas dan mutasi untuk menghasilkan varietas tahan, mikroba antagonis dan pestisida nabati untuk menekan perkembangan patogen dalam tanah, serta teknik untuk menginduksi ketahanan tanaman menggunakan mikroba dan senyawa kimia penginduksi Nakaho et al 2004; Lwin Ranamukhaarachchi 2006; Hai et al 2008; Nguyen Ranamukhaarachchi 2010; Supriadi 2011. Evaluasi ketahanan tomat terhadap layu bakteri untuk menghasilkan varietas tahan sudah banyak dilakukan Hanson et al. 1996; Grimault et al. 1994; Timila Joshi 2007; Adriani et al. 2012; Kim et al. 2016. Namun, penelitian terkait ketahananan terhadap layu bakteri akan terus berlanjut karena ketahanan varietas terhadap layu bakteri belum stabil dan masih spesifik lokasi Hayward 1991; Hanson et al. 1996.

2.4 Pemuliaan Tanaman Tomat

Pemuliaan pada tomat memiliki tujuan yang sangat bervariasi bergantung pada lokasi, kebutuhan, dan sumber daya. Meningkatkan produktivitas masih menjadi tujuan utama dalam pemuliaan tomat Nuez Diez 2013. Tujuam lainnya adalah kegenjahan, resisten terhadap cekaman biotik dan abiotik, kualitas buah, serta perbaikan sifat hortikultura dan fisiologi Tigchelaar 1986; Bergougnoux 2013; Nuez Diez 2013. Tujuan perbaikan sifat hortikultura pada tomat berdasarkan ideotype yang dikehendaki, misalnya jumlah rangkai bunga per tanaman, jumlah bunga setiap rangkaian, ukuran dan warna buah, keerasan dan rasa serta sifat hortikultura lainya Purwati 1997. Perakitan varietas baru pada tomat juga bergantung pada pasar konsumen yang dituju yaitu tomat segar fresh tomato atau tomat olahan processing tomato Bergougnoux 2013. Tomat segar untuk konsumen memiliki karakteristik unik, bergantung pada pengalaman tradisional konsumen di daerah setempat, sedangkan kriteria untuk tomat olahan yaitu kandungan bahan padatnya tinggi, pH rendah, mudah dikuliti, tahan terhadap retak, warnanya menarik Villareal 1981; Tigchelaar 1986; Purwati 1997. Kualitas pada buah tomat dapat dikelompokkan menjadi kualitas bagian luar warna kulit, bentuk buah, ukuran buah dan kekerasan, bagian dalam ketebalan daging, jumlah biji, dan keadaan lendir, rasa rasa manis, rasa asam, kekenyalan dan jumlah air buah dan kandungan nutrisi Tigchelaar 1986; Ameriana 1998; Hazra Dutta 2011. Tomat merupakan inang lebih dari 200 spesies hama, penyakit, dan patogen yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi secara signifikan Bai dan Lindhout 2007 sehingga pemuliaan untuk ketahanan tehadap penyakit masih menjadi tantangan dalam pemuliaan tanaman sampai saat ini Bergougnoux 2013. Penelitian terhadap plasma nutfah, pemuliaan, dan marka molekuler untuk ketahanan terhadap layu bakteri pada tomat telah banyak dilakukan. Plasma