Bahan Penelitian Seleksi Ketahanan terhadap Layu Bakteri pada Tomat Hibrida Hasil

15 ditempatkan pada kantung terpisah yang sudah diberi label. Buah selanjutnya diekstrasi untuk diambil bijnya dan digunakan sebagai benih F1. Benih tomat yang diperoleh disemai dalam tray yang telah diisi media tanam. Setiap lubang ditanami satu benih tomat. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman dan pemupukan. Penyiraman dilakukan setiap pagi atau sore. Pupuk diberikan dalam bentuk cair yaitu campuran NPK mutiara 2 g l -1 dan Gandasil D 2 g l -1 . Bibit disemai sampai umur 4 minggu dan sebelum pindah tanam diinokulasi dahulu dengan bakteri R. solanacearum. Bakteri R. solanacearum yang digunakan merupakan isolat yang diambil dari tanaman sakit di lapang. Tanaman tomat yang sakit dipotong pangkal batangnya dengan kemiringan 45 dan direndam dengan menggunakan aquades steril selama 24 jam. Tanaman yang mengeluarkan ooz bakteri digunakan sebagai sumber inokulum. Inokulasi dilakukan pada saat pindah tanam yaitu pada bibit berumur ±4 minggu. Tanaman yang akan diinokulasi dilukai terlebih dahulu dengan mengguting ujung akarnya, kemudian akar direndam dalam suspensi bakteri sebanyak 20 ml selama 30 menit. Selanjutnya tanaman ditanam di polybag dan suspensi bakteri sisa rendaman disiram ke tanaman. Pengamatan dilakukan pada beberapa peubah yang meliputi: 1. Periode laten Periode laten diamati setelah dilakukan inokulasi yaitu munculnya gejala awal yang ditandai dengan layunya daun-daun muda dan merupakan layu permanen 2. Kejadian penyakit Perhitungan tingkat kejadian penyakit pada tanaman dilakukan dengan cara mengamati gejala eksternal pada tanaman. Perhitungan dilakukan setiap minggu setelah timbulnya gejala awal. Tingkat kejadian penyakit dihitung dengan rumus sebagai berikut: KP = n N x 100 Keterangan: KP = Kejadian penyakit; n = jumlah tanaman terserang; N = Jumlah total tanaman. Respon ketahanan ditentukan berdasarkan Peter et al. 1993 yang dimodifikasi yaitu sangat tahan jika 0 ≤ KP 5; tahan jika 5 ≤ KP ≤ 20; agak tahan jika 20 KP ≤ 40; agak rentan jika 40 KP ≤ 60; rentan jika 60 KP ≤ 80; dan sangat rentan jika KP80. 3. Area Under Disease Progress Curve AUDPC. AUDPC dihitung berdasarkan rumus Van der Plank 1963. AUDPC = ∑ Keterangan: = data pengamatan ke-i+1, = data pengamatan ke-i, = waktu pengamatan ke-i+1, dan = waktu pengamatan ke-i 16 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Genetik pada Populasi Tomat Hibrida di Dataran Rendah dan a

Dataran Tinggi 4.1.1 Analisis Genetik pada Populasi Tomat Hibrida di Dataran Rendah

4.1.1.1 Keragaan Nilai Tengah Karakter Agronomi pada Hibrida dan Tetua

Materi genetik yang digunakan merupakan tomat lokal yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia. Empat tetua yang digunakan yaitu Kudamati 1, Ranti, Aceh 5, dan Lombok 4. Kudamati 1 dan Ranti merupakan genotipe genotipe lokal yang tahan layu bakteri sedangkan Aceh 5 dan Lombok 4 merupakan genotipe lokal yang memilki potensi hasil tinggi Sutjahjo et al. 2015. Hibrida yang diharapkan dari persilangan antar genotipe tersebut adalah hibrida berdaya hasil tinggi dan tahan layu bakteri. Keragaan fenotipe bentuk buah empat tetua tersebut juga berbeda. Kudamati 1 dan Ranti memiliki buah berbentuk gelombang, sedangkan Aceh 5 dan Lombok 4 buahnya lebih besar dan tidak bergelombang . Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh sangat nyata dan nyata terhadap semua karakter yang diamati kecuali diameter batang, padatan terlarut total, dan diameter buah Tabel 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat keragaman di antara tetua dan F 1 pada sebagian besar karakter yang diamati. Hasil analisis yang tidak nyata menunjukkan bahwa pada karakter diameter batang, padatan terlarut total, dan diameter buah tidak beragam. Tabel 5 Rekapitulasi pengaruh genotipe terhadap karakter agronomi pada tetua dan hibrida tomat di dataran rendah Karakter Kuadrat tengah F-Value Genotipe Galat Tinggi tanaman 712.40 83.07 8.58 Diameter batang 1.48 1.34 1.10 tn Tebal buah 0.72 0.21 3.53 Kekerasan buah 1650.40 340.43 28.02 Padatan terlaut total 4.13 4.31 2.19 tn Jumlah rongga buah 18.77 0.09 202.02 Panjang buah 72.64 7.95 9.13 Diameter buah 93.79 69.55 1.18 tn Jumlah buah 107.68 37.11 2.90 Bobot buah 26370.43 10759.65 2.45 = berpengaruh nyata pada α = 5 dan = berpengaruh sangat nyata pada α = 1

4.1.1.1.1 Tinggi tanaman dan Diameter Batang

Keragaan tanaman Kudamati-1 dan Ranti lebih tinggi jika dibandingkan Aceh-5 dan Lombok-4. Kudamati-1  Aceh-5 merupakan hibrida yang paling tinggi sedangkan Aceh-5  Lombok-4 adalah yang paling rendah diantara hibrida