Kecerahan Analisis Kesesuaian Lokasi Untuk Budidaya Rumput Laut Di Kabupaten Sumbawa Barat

membusuk dan patah. Secara keseluruhan kondisi ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan rumput laut. Aslan 1988 memberikan bobot 12 untuk parameter kecerahan dari total 11 parameter yang digunakan. Nilai kecerahan 3 m dikategorikan dalam kelas tidak sesuai, 3-5 m untuk sesuai dan kategori sangat sesuai untuk kedalaman 5 m. Dalam Bakosurtanal 2005, kecerahan mendapatkan bobot 25 dan dibagi dalam empat level kesesuaian yaitu 75 untuk kategori sangat sesuai, 50-75 untuk sesuai, 25-50 untuk sesuai bersyarat dan kategori tidak sesuai dengan kecerahan 25. Mubarak, et al. 1990 dan Tiensongrusmee 1990 dalam Radiarta, et al. 2007 memberikan bobot 40 untuk parameter kecerahan dari total empat parameter yang digunakan. Nilai kecerahan 1 m dikategori dalam kelas sangat sesuai, 43 m untuk sesuai, 2 m untuk sesuai bersyarat dan kategori tidak sesuai untuk kedalaman 4 meter. Radiarta et al. 2005 kecerahan diberi bobot 10 dari total 11 parameter yang digunakan dimana kecerahan 3 m untuk kategori sangat sesuai, 1-3 m untuk sesuai, dan kategori tidak sesuai untuk kecerahan 1 m. Adapun Mubarak, et al. 1990 dalam Utojo, et al. 2007 memberikan bobot 10 untuk kecerahan dari total 12 parameter yang digunakan. Tingkat kecerahan 80-100 masuk kelas sangat sesuai, 70-79 untuk sesuai, 60-69 untuk sesuai bersyarat dan kecerahan 60 untuk kelas tidak sesuai. Pada stasiun penelitian yang dikaji di Kabupaten Sumbawa Barat kelas kesesuaian umumnya berada dalam kelas sesuai hingga sangat sesuai. Eksposur sejumlah panjang gelombang dari Photosynthetically Active Radiation PAR atau gelombang cahaya tampak merupakan kebutuhan esensial bagi eucheuma seaplants dan sejumlah tanaman lainnya. Mairh 1986 dalam Neish 2003 menemukan K. striatum memiliki pertumbuhan rata-rata yang maksimum pada 12:12 L:D cycle pada 6,000 lx. Tetapi, pertumbuhan rata-rata menurun pada sekitar 10,000 lx. Dawes 1979 dalam Neish 2003 melaporkan pertumbuha rata-rata meningkat pada 18,000 mW cm-2 dari cahaya tampak untuk jenis E. denticulatum, E. isiforme and E. uncinatum. Kappphycus memiliki ritme fotosintesis harian untuk fotosintesis dan respirasi, Glenn Doty 1981 dalam Neish 2003. Keluarga Eucheuma bersifat opportunis dalam merespon cahaya untuk aktivitas fotosintesis, Hasil yang sama juga diperoleh pada with Kappaphycus . Aktivitas fotosintesis menunjukkan sifat diurnal pattern dengan puncak pada pagi hari.

G. Kekeruhan

Tingkat kekeruhan di Kecamatan Poto Tano tergolong rendah. Kisaran nilai kekeruhan yaitu 0,16-0,45 NTU. Pada Stasiun 1 diperoleh nilai rata-rata kekeruhan 0,203±0,075 NTU dan masing masing 0,30-0,45 NTU dan 0,230±0,061 NTU pada Stasiun 2 dan Stasiun 3. Nilai kekeruhan yang paling tinggi diperoleh pada titik pengambilan sampel pesisir Tambak Sari Sub Stasiun 2 sebesar 0,45 NTU. Diduga, keberadaan tambak walaupun sudah tidak aktif meningkatkan nilai kekeruhan perairan. Di Desa Kertasari Stasiun 4 Kecamatan Taliwang nilai kekeruhan rata-rata diperoleh 0,270±0,165 NTU. Sementara itu, di Desa Labu Lalar Stasiun 5 nilai kekeruhan rata-rata diperoleh 0,193±0,021 NTU. Di Pantai Jelenga Stasiun 6 Kecamatan Jereweh nilai kekeruhan berkisar antara 0,15-0,25 NTU dengan rata-rata 0,15-0,25 NTU. Nilai NTU berkaitan erat dengan kandungan TSS pada badan perairan. Gambar 12. Grafik nilai kekeruhan pada masing-masing stasiun pengamatan Nilai kekeruhan suatu perairan tidakdigunakan sebagai parameter dalam membangun matriks kesesuaian. Hal ini dikarenakan parameter kecerahan sudah digunakan. Pengukuran nilai kekeruhan dilakukan sebagai upaya cross-check terhadap nilai parameter lain seperti kecerahan atau TSS. Korelasi antara nilai TSS dan kekeruhan dapat dtentukan dengan menggunakan formula tertentu. Dalam aturan Kep. Men. 02MenKLHI1988 tentang Kualitas Air Laut untuk Budidaya Laut nilai TSS yang diinginkan adalah 25 mgl dan masih diperbolehkan pada level 80 mgl. Nilai kekeruhan yang terlalu tinggi akan menghalangi penetrasi cahaya matahari yang masuk ke dalam badan air.

H. pH

Rata-rata derajat keasaman pH di masing-masing stasiun perairan pesisir Kecamatan Poto Tano yaitu Stasiun 1 8,15±0,02, Stasiun 2 7,72-8,01, dan Stasiun 3 8,18±0,19. Nilai pH ini berada dalam kisaran yang dperbolehkan untuk budidaya rumput laut. Adapun pH di perairan Desa Kertasari Stasiun 4 Kecamatan Taliwang berkisar antara 8,10-8,28 dengan rata-rata 8,17±0,09. Di Labu Lalar Stasiun 5, pH berkisar antara 7,96-8,3 dengan rata-rata 8,14±0,17. Di Pantai Jelenga Stasiun 6 Kecamatan Jereweh pH yang terukur yaitu 8,25-8,26. Sebagai perbandingan, pengukuran pH yang coba dilakukan di Muara Sungai Taliwang diperoleh pH 7,9. Nilai pH yang terukur pada ke enam stasiun ditunjukkan oleh gambar dibawah ini. 0,30-0,45 0,15-0,25 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 1 2 3 4 5 6 Stasiun Kekeruhan NTU