Kandungan Oksigen Terlarut DO

Pantai Jelenga Kecamatan Jereweh diperoleh kisaran 7,2-7,4 mgl. Sebagai pembanding, kandungan DO yang terukur di Muara Sungai Taliwang sebesar 7,6 mgl. Gambar 14. Grafik nilai kandungan DO yang terukur pada stasiun pengamatan Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses difusi dari udara dan hasil dari proses fotosintesis oleh fitoplankton dan tanaman air lainnya. Oksigen terlarut merupakan unsur penting yang diperlukan dalam melakukan proses respirasi dan menguraikan zat organik oleh mikroorganisme. Oksigen terlarut dissolved oxygen di dalam perairan merupakan zat yang utama bagi kehidupan akuatik, terutama ikan, mikroorganisme dan tumbuhan air termasuk rumput laut Levina, 1984. Dalam proses metabolisme, pertumbuhan dan perkembang biakan rumput laut memerlukan oksigen Rahayu, 1991. Dari enam matriks kesesuaian yang dikaji pada penelitian kali ini hanya matriks kesesuaian yang digunakan oleh Bakosurtanal 2005 yang memasukkan parameter oksigen untuk membangun matriks kesesuaian. Kelas kesesuaian dibagi menjadi empat. Dimana, kandungan oksigen 6 mgl terkategori sangat sesuai, 5-6 mgl untuk sesuai, 4-5 mgl untuk sesuai bersyarat dan 4 mgl untuk kategori tidak sesuai. Kadar yang oksigen yang terukur pada enam stasiun pengamatan diatas 7,2 mgl sehingga sangat sesuai untuk aktivitas budidaya rumput laut.

J. Kebutuhan Oksigen BiologisBiological Oxygen Demand BOD

Kandungan Biological Oxygen Demand BOD di perairan Kecamatan Poto Tano Stasiun 1 rata-rata diperoleh 1,02±0,06 mgl. Untuk Stasiun 2 dan Stasiun 3 masing-masing diperoleh 0,85-1,00 mgl dan 0,99±0,10 mgl. Perairan Desa Kertasari Kecamatan Taliwang Stasiun 4 memiliki kisaran nilai BOD 0,9- 1,15 mgl dengan rata-rata 1,03±0,13 mgl. Desa Labu Lalar Stasiun 5 memiliki nilai kisaran BOD 0,80-0,90 mgl dengan rata-rata 0,85±0,05 mgl. Kisaran nilai BOD di Pantai Jelenga Stasiun 6 0,75-0,80 mgl. Sebagai perbandingan, Nilai BOD yang diambil di muara Sungai Taliwang diperoleh 0,92 mgl. 7,4-7,5 7,2-7,4 6,80 7,00 7,20 7,40 7,60 7,80 8,00 8,20 8,40 1 2 3 4 5 6 Stasiun DO mgl Gambar 15. Grafik nilai BOD pada masing-masing stasiun pengamatan

K. Kebutuhan Oksigen KimiawiChemical Oxygen Demand COD

Kandungan COD pada Stasiun 1, Stasiun 2 dan Stasiun 3 di perairan Kecamatan Poto Tano masing-masing 8,39±2,13 mgl, 10,32-15,58 mgl dan 10,67±1,99 mgl. Perairan Desa Kertasari Stasiun 4 Kecamatan Taliwang rata- rata kandungan COD sebesar 9,61±2,7mgl dengan kisaran nilai 6,63-11,89 mgl. Adapun di perairan Desa Labu Lalar Stasiun 5 kandungan COD berkisar 8,21- 13,47 mgl dengan rata-rata 11,02±2,65 mgl. Untuk Pantai Jelenga Stasiun 6 Kecamatan Jereweh Kandungan COD rata-rata mencapai 12,95-14,59 mgl. Sebagai pembanding, nilai COD di muara Sungai Taliwang diperoleh 7,68 mgl. Gambar 16. Grafik nilai COD pada masing-masing stasiun pengamatan Nilai COD menggambarkan kandungan bahan organik dan anorganik di perairan. Muatan bahan organik yang ada dapat diketahui dengan menghitung konsentrasi oksigen berdasarkan reaksi dari suatu bahan oksidasi Alaerts dan Santika, 1987. Nilai COD Chemical Oxygen Demand menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik baik yang bisa didegradasi secara biologis biodegradable maupun yang sukar degradasi secara biologi non-biodegradable, menjadi CO 2 dan H 2 S. Pada 0,85-1,00 0,75-0,80 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1 2 3 4 5 6 Stasiun BOD mgl 10,32-15,58 12,95-14,59 2 4 6 8 10 12 14 16 1 2 3 4 5 6 Stasiun COD mgl