Saran KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Formula antiserangga alami terdiri atas bahan aktif, air mawar, perbandingan tween 80 dengan minyak atsiri 1:1, perbandingan vaselin dengan tween 80 adalah 1:14.6, dan pewangi melati 1. Air mawar digunakan sebagai bahan pembawa, tween 80 sebagai pengemulsi, vaselin sebagai propellant dan bahan anti busa. Adapun teknik emulsifikasi yang menghasilkan stabilitas emulsi mendekati stabilitas produk pembanding adalah dengan cara penambahan air mawar sedikit demi sedikit sekitar 50ml4 menit ke dalam campuran minyak atsiri, pewangi, tween 80, vaselin, dan air suling. Efektivitas formula antiserangga alami dalam melumpuhkan lalat dan nyamuk masih rendah, baik dengan bahan aktif minyak daun cengkih, minyak serai wangi atau pun campuran kedua minyak tersebut. Konsentrasi bahan aktif 2.5, 5 dan 7.5 dapat melumpuhkan lalat 0-15, dan melumpuhkan nyamuk 8-33, sedangkan produk pembanding dapat mematikan lalat dan nyamuk 100. Kelumpuhan lalat dan nyamuk tersebut meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi bahan aktif yang digunakan. Hasil analisis sidik ragam menggunakan rancangan acak lengkap menunjukkan bahwa perbedaan jenis bahan aktif tidak berpengaruh signifikan terhadap kelumpuhan lalat dan nyamuk. Artinya, bahan aktif minyak daun cengkih, minyak serai wangi, maupun campuran kedua minyak tersebut memiliki kinerja yang sama dalam melumpuhkan lalat dan nyamuk. Perbedaan konsentrasi bahan aktif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelumpuhan lalat dan nyamuk. Hasil uji lanjut Duncan menunjukan bahwa konsentrasi 2.5 dan 5 memberikan pengaruh yang sama terhadap kelumpuhan lalat dan nyamuk, tapi pada konsentrasi 7.5 pengaruhnya berbeda dengan semua perlakuan konsentrasi, kecuali formula antiserangga berbahan aktif minyak daun cengkih. Perbedaan setiap tingkat konsentrasi minyak daun cengkih memberikan pengaruh yang berbeda satu sama lain terhadap kelumpuhan nyamuk. Aroma formula dengan bahan aktif minyak daun cengkih dan campuran minyak daun cengkih dengan serai wangi cenderung disukai, sedangkan aroma formula dengan bahan aktif minyak serai wangi cenderung tidak disukai. Perlakuan formula dengan bahan aktif campuran minyak daun cengkih dan minyak serai wangi 1:1 konsentrasi 5 mencapai tingkat kesukaan yang paling tinggi, yaitu 77 panelis menerima aroma formula antiserangga tersebut.

5.2 Saran

Penelitian lebih lanjut mengenai antiserangga ini perlu dilakukan, seperti penggunaan bahan aktif antiserangga selain minyak daun cengkih dan minyak serai wangi. Ekstrak bunga krisan, minyak atsiri zodia, dan minyak atsiri selasih dapat dijadikan alternatif bahan aktif antiserangga. Selain itu, teknik emulsi yang lebih baik, dan komposisi bahan dalam formula antiserangga ini perlu dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA Barnard Dr. 2000. Repellent and toxicant for personal protection. [paper]. Flroida: Global Collaboration for Development of Pesticides for Public health GCDPP WHO. Bhatnagar. 1993. dalam Kegley S, Conlisk E, Moses M, Marion. 2008. Marin municipal water district herbicide risk assessment. http:www.pesticideresearch.com. [25 Juli 2011]. Brechbill OG. 2009. An essential oil guide. [e-book] New Jersey-USA: Fragrance book inc. http:www.perfumerbook.comAn20Essential20Oil20Guide.pdf . [8Februari 2011]. Brown HW. 1994. Dasar parasitologi klinis, edisi ke tiga. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan. California EPA. 1997. Propoxur Baygon® risk characterization document. http:www.cdpr.ca.gov docsriskrcdpropoxur.pdf. [9 juni 2011]. Cahyati WH, Suharyo, 2006. Dinamika Aedes aegypti sebagai vektor penyakit. Kemas 21: Juli- Desember. hhtp: journal.unnes.ac.idindex.phpkemasarticleview611[7 Agustus 2011]. Chou, D. K. 2005. Effects of Tween 20 and Tween 80 on the stability of Albutropin during agitation. http:en.wikipedia.orgwikiTween_80. [3 Juni 2011]. Chesam, 2011. Emulsionante ELH 40 FD PEG-40 Hydrogenated Castor Oil. Http: www. chesham- ingredients.co.uk ercaEmulsionante_elh40fd.htm. [29 Mei 2011]. Dewan Atsiri Indonesia. 2010. Indonesian essential oil production 2007-2010. Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka. Fardaniyah F. 2007. Pengaruh Pemberian Minyak Serai Wangi Cymbopogonnardus [L] Rendle Terhadap Infestasi Lalat Hijau Chrysomya megacephala [Fab] [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Garey, Joan, Mary S. 1998. Dalam Wilson M dan Sugg W. 2003. Overkill why pesticide spraying for west nile virus in California may cause more harm than good. http:spincdn.s3.amazonaws.com assetsgPma EV86ASuC2nvb4qLk KwOverkill.pdf. [28 Juni 2011]. Harris R. 1987. Tanaman Minyak Atsiri. Jakarta: Penebar swadaya. Hart H. 1990. Organic Chemistry. Jakarta: Erlangga. Hernando. 1987. Mempelajari ekstraksi pada pabrik penyulingan daun cengkeh hasil bumi di Kabupaten Banyumas. Bogor : Institut pertanian Bogor. uang Y, Ho SH, Lee CH, Yap YL. 2001. Insecticidal properties of eugenol, isoeugenol and methyleugenol and their effects on nutrition of Sitophilus zeamais Motsch. Coleoptera: Curculionidae and Tribolium castaneum Herbst Coleoptera: Tenebrionidae, [online], 38 5 403-412. http:www.sciencedirect.comsciencejournal0022474X. [27 Juli 2011]. International Programme on Chemical Safety and the Commission of the European Communities. 1999. Petrolatum white vaseline, petroleum jelly, paraffin jelly http:www. inchem.org documentsicscicsceics1440.htm [27Mei 2011]. Jirakanjanakit N, Dujardin JP. 2005. Discrimination of Aedes aegypti Diptera: Culicidae Laboratory Lines Based on Wing Geometry. The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health. 36 4: 858-861. Kardinan A. 2002. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya. Kegley S, Conlisk E, Moses M, Marion. 2008. Marin municipal water district herbicide risk assessment. http:www.pesticideresearch.com. [25 Juli 2011]. Ketaren S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka. Ketaren S. 1986. Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: UI Press. Ketaren S. 1990. Minyak Atsiri. Jilid 4. Terjemahan dari: Essential Oil. Jakarta : UI Press. Kettle, D.S., 1984. Medical and Veterinery Entomology. Sydney: Croom Helm London. Kiswanti DE. 2009. Pemanfaatan Karagenan yang Ditambahkan Minyak Sereh Wangi pada Formula Gel Penolak Nyamuk Culex quinguefasciatus [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Knio, KM. 2008. Larvicidal activity of essential oils extracted from commonly used herbs in Lebanon against the seaside mosquito, Ochlerotatus caspius. Bioresource Technology 99: 763-768. . http:www.marinwater.orgdocuments [25 Juli 2011]. Levine ND. 1990. Dalam Kardinan A. 2007. Daya tolak ekstrak tanaman rosemary Rosmarinus officinalis terhadap lalat Musca domestica.http:balitrolitbangdeptan.go.id [28 Juli 2011]. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan aplikasi SAS dan Minitab. Bogor: IPB Press. Metode Standar Pengujian Efikasi Pestisida Untuk Pendaftaran. 2007. Dalam Kiswanti DE. 2009. Pemanfaatan Karagenan yang Ditambahkan Minyak Sereh Wangi pada Formula Gel Penolak Nyamuk Culex quinguefasciatus [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Mutchler E. 1991. dalam Setyaningrum Y, Sholihah, Yuda PI, Husamah. 2007. Serai Andropogon nardus sebagai insektisida pembasmi Aedes aegypti semua stadium. http:student- research.umm.ac.id index. php pkmi article.pdf [28 juli 2011]. Nugraha B, Basman S, Dermawan D. 2004. Efektivitas antifoaming agent pada pelumas sintetik ester poligliserol-estolida asam oleat. Bandung: Institut Teknologi Nasional Bandung. http:dickydermawan.net78netpublications2004-PGE-antifoamingSTUpdf.pdf. [29 Mei 2011]. Nuryoto, Jayanudin, Hartono R. 2011. Karakterisasi minyak atsiri dari limbah daun cengkih. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan teknologi kimia untuk pengolahan sumber daya alam Indonesia, 22 Februari Yogyakarta. O’Brien, R.D. 2004. Fats and Oils formulating and processing for applications. Florida: CRC Press. Pandia S, Sukmayadi D, Putra WE. 2008. Pemanfaatan ekstrak serai sitronela sebagai pengusir nyamuk alamiah. Jurnal Teknologi Proses. 72: 89-94. http:jurnal.pdii.lipi.go.id[28 Mei 2011]. PANNA. 2010. Prallethrin - Identification, toxicity, use, water pollution potential, ecological toxicity and regulatory information. http:www.pesticideinfo.orgDetail_Chemical.jsp? [20 Juli 2011]. PANNA. 1997. Evaluation on: transfluthrin use as a public hygiene insecticide. http:www. pesticides.gov.ukcitizenevaluationsevallist_alphabet.htm. [20 Juli 2011]. Pogoda, Janice M, Susan P. 1997. Household pesticides and risk of pediatric brain tumors. Environmental Health Perspectives 10511: 1214-1220. Prasetyo BA. 2011. Formulasi Anti Nyamuk Spray Menggunakan Bahan Aktif Minyak Nilam [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Insitut Pertanian Bogor. Rizal M. 2008. Pemanfaatan tanaman atsiri sebagai pestisida nabati. Prosiding Konferensi Nasional Minyak Atsiri, 2-4 Desember 2008 Surabaya. Rondonuwu SJ, Langi YAR. 2006. Minyak sereh dalam pengendalian populasi Aedes spp. Eugenia 12 3:258-261. http:www.nri.orgprojectsadapptdocs63-84pdf .[29 Mei 2011]. Santi ND. 2011. Manajemen penegndalian lalat. http:reprisaoryusu.ac.id [28 Juli 2011]. Sastrohamidjojo H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Shola HA, Kehinde AF. 2010. Bioefficacy of vapour effect of essential oil formulation from Syzygium aromaticum against Callosbruchus maculates. Nature and Science 812. http:www.sciencepub.net [29 Mei 2011]. Sukma W. 2009. Uji Efektivitas Minyak Atsiri Daun dan Batang Serai Andropogon nardus L sebagai Obat Nyamuk Elektrik terhadap Nyamuk Aaedes aegypti [skripsi]. Surakarta: Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. http:etd.eprints.ums.ac.id [7 Juli 2011]. Suryani A, Sailah I, Hambali E. 2000. Teknologi Emulsi. Bogor: Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Trongtokit Y, Rongsriyam Y, Komalamisra N. 2005. Comparative repellency of 38 essential oils against mosquito bites. Phytother Res 194: 303-309. http:www.marinwater.orgdocuments [25 Juli 2011]. Soekarto ST. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara. Supriadi. 2010. Formula minyak cengkih dan kayu manis sebagai pestisida nabati. No.Permohonan Paten : P00201000045. US EPA. 1948. R.E.D. Facts oil of citronella. http:www.epa.govpesticides factsheets redfact sheet. htm. [25 Juli 2011]. US EPA. 1977. Mosquito control insecticides: permethrin phyretroids. http:www.epa.gov pesticides factsheetspyrethroid4mosquitos.htm. [6 Juni 2011]. US EPA. 1998. Pesticide factsheets imiprothrin. http:www.epa.govpesticidesfactsheets imiprothrin.htm. [10 Juni 2011]. Wahyuningtyas E. 2004. Studi Daya Proteksi Serai Wangi Cymbogopogon nardus L. Rendle sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti Linnaeus [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. WHO Geneva. 2002. Who specifications and evaluations for public health pesticides prallethrin s-2- methyl-4-oxo-3-prop-2-ynylcyclopent- 2-enyl1r- cis,trans -2,2- dimethyl-3-2-methylprop-1- enyl cyclopropanecarboxylate [evaluation report]. http:www.sapps_whointctd [20 juli 2011]. WHO. 2009. Guidelines for efficacy testing of household insecticide product mosquito coils, vaporizer mats, liquid vaporizer, ambient emanators and aerosols. http: whqlibdoc.who.inthq2009WHO_HTM_NTD_WHOPES_2009.3_engpdf.pdf. [2 Juni 2011]. Widiarti, Bawono TD, Suskamdani. 1997. Uji bioefikasi beberapa insektisida rumah tangga terhadap nyamuk vektor demam berdarah. Cermin Dunia Kedokteran No. 119. http:isjd.pdii.lipi.go.idadminjurnal11997353 [2 Juni 2011]. Widyatmoko ES. 1986. Mempelajari proses pengolahan minyak daun cengkeh di CV. Nadekso Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Wijana DP, Ngurah K. 1982. Beberapa Karakteristik Aedes Aegypti sebagai Vektor Demam Dengue Berdarah. Cermin Dunia Kedokteran No. 27. www.kalbe.co.id [7 Agustus 2011]. Wilbraham AC, Matta MS. 1992. Dalam Iffah DH, Gunandini DJ, Kardinan A. 2007. Pengaruh ekstrak kemangi Ocinum basilicum forma terhadap perkembangan lalat rumah Musca domestica L., [online] Entomol. Indon. 5 1: 36-44. http:pei-pusat.org [27 Juli 2011]. Wiratno. 2010. Beberapa Formula Pestisida Nabati dari Cengkih. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Sinar Tani Edisi 6-2 Okt 2010. http:pustaka.litbang deptan.go.id [26 Juni 2011]. Yuhono JT, Suhirman S. 2006. Status pengusaha minyak atsiri dan faktor-faktor teknologi pasca panen yang menyebabkan rendahnya rendemen minyak. Bul Balitro Vol XVII no.2. Zeng L, Lao C Z, Cen Y J, Zeng L, Liang GW. 2010. Study on the insecticidal activity compounds of the essential oil from Syzygium aromaticum against stored grain insect pests. Abstract from JKI open jurnal system. http:pub.jki.bund.deindex.phpJKAarticleview5901307 [29 Mei 2011] Lampiran 1. Perhitungan jumlah semprotan standar Penyemprotan ke- Bobot formula yang disemprotkan Selisih bobot formula yang disemprotkan 1 0.13 0.03 2 0.1 0.06 3 0.16 0.08 4 0.24 0.01 5 0.23 0.03 6 0.2 0.03 7 0.23 0.07 8 0.3 0.09 9 0.21 0.02 10 0.19 � � 1.99 0.2 gram semprotan kali 4 3.52 semprotan 1kali X semprotan kali 10 gram 1.99 gram 0.7 semprotan jumlah semprotan 1kali X ulangan 10 gram an disemprotk yang formula bobot gram 0.7 � � � � � � Lampiran 2. Formulir uji hedonik Tanggal pengujian : Nama : Jenis Contoh : Emulsi minyak atsiri Instruksi : 1. Bauilah setiap contoh dengan mengibas-ngibaskan udara di atas botol ke arah hidung dengan tangan, lakukan selama 3 detik. 2. Nyatakan penilaian Anda terhadap aroma sampel, dan berikan tanda ceklist V pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian saudara. 3. Netralkan dengan menghirup dan meminum air putih sebelum menguji contoh yang lain. Penilaian Kode sampel 208 638 872 254 982 891 863 145 454 468 Sangat suka Suka Agak suka Netral Agak tidak suka Tidak suka Sangat tidak suka Terima kasih banyak ,d…… Lampiran 3. Data stabilitas emulsi produk pembanding Mortein Pengamatan hari ke- Ulangan Rataan 1 2 3 1 100 100 100 100 2 100 100 100 100 3 100 100 98 99 4 97 95 91 94 5 94 92 91 92 6 94 92 90 92 7 93 92 90 92 Lampiran 4. Data stabilitas emulsi formula pada trial and error penentuan jenis bahan pengemulsi 1. Stabilitas emulsi formula yang terdiri atas air mawar, bahan aktif 5, dan perbandingan fixolite dengan bahan aktif 1:1. Ulangan Pengamatan jam ke- 0.5 1 1.5 2 1 100 100 98 94 2 100 100 98 92 3 100 98 96 92 Rata-rata 100 99 97 93 2. Stabilitas emulsi formula yang terdiri atas air mawar, bahan aktif 5, perbandingan fixolite dengan bahan aktif 1:1, dan vaselin 2,5. Ulangan Pengamatan jam ke- Keterangan 0.5 Vaselin tidak ikut tercampur secara homogen 1 98 2 95 3 92 Rataan 95 3. Stabilitas emulsi formula yang terdiri atas air mawar, bahan aktif 5, perbandingan fixolite dengan bahan aktif 1:1, dan etanol konsentrasi 95 sebanyak 20. Ulangan Pengamatan jam ke- 0.5 1 1.5 2 2.5 3 1 100 100 100 98 98 97 2 100 100 100 98 97 96 3 100 100 100 98 98 98 Rata-rata 100 100 100 98 98 97 4. Stabilitas emulsi formula yang terdiri atas air mawar, bahan aktif 5, dan perbandingan tween 80 dengan bahan aktif 1:1. Ulangan Pengamatan jam ke- 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 1 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Lampiran 5. Data stabilitas emulsi formula pada trial and error penentuan konsentrasi tween 80 Lampiran 6. Data Stabilitas emulsi dengan perlakuan lama pengadukan Pengamatan hari ke- Lama pengadukan 1 jam Minyak atsiri : tween 80 1:0.8 Rataan 1:1 Rataan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 100 100 100 100 100 100 100 100 2 100 100 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 100 100 4 100 98 100 99 100 96 97 98 5 91 85 88 88 86 87 86 86 6 77 74 81 77 81 76 80 79 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 jam ke - 1 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 5 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 7 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 9 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 12 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 15 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 18 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 21 98 97 97 97 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 24 95 90 93 93 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 hari ke- 2 100 95 95 97 100 100 100 100 100 100 100 100 3 97 97 98 97 96 96 97 96 89 87 88 88 91 87 89 89 Rataan perlakuan perbandingan tween 80 : minyak atsiri ulangan ulangan ulangan ulangan ulangan 1;1 terbentuk endapan putih dan di bagian atas terbentuk butiran-butiran minyak yang kecil masih terbentuk butiran minyak yang kecil setelah pencampuran 4 rataan Rataan Rataan terbentuk endapan putih, rata-rata 3, dimana butiran- butiran bening terperangkap dalam endapan tersebut. pengamatan 1:0,2 1:0,4 1:0,6 1:0,8 Pengamatan hari ke- Lama pengadukan 2 jam Minyak atsiri : tween 80 1:0.8 Rataan 1:1 Rataan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 100 100 100 100 100 100 100 100 2 100 100 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 100 100 4 100 99 100 100 98 94 97 96 5 88 88 91 89 93 87 94 91 6 71 77 79 76 79 73 81 78 Pengamatan hari ke- Lama pengadukan 3 jam Minyak atsiri : tween 80 1:0.8 Rataan 1:1 Rataan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 100 100 100 100 100 100 100 100 2 100 100 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 100 100 4 100 100 98 99 96 98 100 98 5 94 84 84 87 87 92 93 91 6 82 81 73 79 73 86 82 80 Lampiran 7. Data stabilitas emulsi dengan cara penambahan air mawar sedikit demi sedikit Pengamatan hari ke- Perlakuan perbandingan tween 80 : minyak atsiri 1:0.8 Rataan 1:1 Rataan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 100 100 100 100 100 100 100 100 2 100 100 100 100 100 100 100 100 3 100 100 100 100 100 100 100 100 4 100 100 100 100 100 100 100 100 5 96 94 92 94 100 100 98 99 6 93 92 91 92 96 98 92 95 7 86 88 84 86 92 93 89 91 Lampiran 8. Rata-rata kelumpuhan lalat dan nyamuk pada uji efikasi 2.5 5 7.5 2.5 5 7.5 2.5 5 7.5 lalat 3 13 2 15 2 13 nyamuk 10 18 33 10 17 32 8 18 32 serangga uji bahan aktif konsentrasi campuran minyak serai wangi dan daun cengkih 1:1 minyak serai wangi minyak daun cengkih Lampiran 9. Data hasil uji efikasi lalat 1. Angka kelumpuhan lalat pada perlakuan kontrol negatif yaitu formula tanpa bahan aktif, dan kontrol positif yaitu produk pembanding mortein. Pengamatan menit ke- Perlakuan Kontrol negatif Kontrol positif mortein Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 2 7 10 15 4 15 17 19 6 17 19 19 8 20 20 19 10 20 20 19 12 20 20 19 14 20 20 19 16 20 20 19 18 20 20 20 20 20 20 20 Jumlah 20 20 20 Persentase 0 0 100 100 100 Mati 20 20 20 Rata-rata 100 2. Angka kelumpuhan lalat dengan formula bahan aktif minyak serai wangi Pengamatan menit ke- Perlakuan konsentrasi 2.5 2.5 2.5 Ulangan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 4 1 1 6 1 1 2 8 1 1 2 10 1 2 1 2 12 1 2 2 2 14 1 2 3 4 16 1 2 3 4 18 1 2 3 4 20 1 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Persentase 5 10 15 20 Pingsan 1 2 3 4 Mati Rata-rata 2 15 3. Angka kelumpuhan lalat dengan formula bahan aktif minyak daun cengkih Pengamatan menit ke- Perlakuan konsentrasi 2.5 5 7.5 Ulangan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 1 4 1 6 1 1 1 8 1 2 1 10 1 2 1 12 1 2 2 1 14 1 3 2 3 16 1 1 3 2 3 18 1 1 3 2 3 20 1 1 3 2 3 Jumlah 1 1 3 2 3 Persentase 0 0 5 5 15 10 15 Pingsan 1 1 3 2 3 Mati Rata-rata 3 13 4. Angka kelumpuhan lalat dengan formula dengan bahan aktif campuran minyak serai wangi dan minyak daun cengkih perbandingan 1:1. Pengamatan menit ke- Perlakuan konsentrasi 2.5 5 7.5 ulangan ulangan ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 1 1 4 1 1 1 1 6 1 1 1 2 8 1 1 2 2 10 1 2 2 2 12 1 2 3 2 14 1 2 3 3 16 1 2 3 3 18 1 2 3 3 20 1 2 3 3 Jumlah 1 2 3 3 Persentase 0 0 5 10 15 15 Pingsan 1 2 3 3 Mati Rata-rata 2 13 Lampiran 10. Analisis sidik ragam uji efikasi lalat Jika nilai signifikan nilai pada kolom Sig. kurang dari 0.05, maka perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan. Jika nilai setiap perlakuan pada uji lanjut Duncan berada pada kolom subset yang sama, maka kedua perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang sama, sedangkan jika nilainya berada pada kolom subset yang berbeda, maka penagruh pada perlakuan tersebut berbeda dengan perlakuan lainnya. 1. Perbedaan konsentrasi minyak daun cengkih terhadap kelumpuhan lalat berpengaruh signifikan. Konsentrasi 2.5 dan 5 memberikan pengaruh yang sama, sedangkan konsentrasi 7.5 memberikan pengaruh yang berbeda. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angka_kelumpuhan_lalat Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Konsentrasi 288.889 2 144.444 26.000 .001 Error 33.333 6 5.556 Total 600.000 9 Uji lanjut Duncan a,,b konsentrasi N Subset 1 2 2.5 3 .00 5 3 3.33 7.5 3 13.33 Sig. .134 1.000 2. Perbedaan konsentrasi minyak serai wangi terhadap kelumpuhan lalat berpengaruh signifikan. Konsentrasi 2.5 dan 5 memberikan pengaruh yang sama, sedangkan konsentrasi 7.5 memberikan pengaruh yang berbeda. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angka_kelumpuhan_lalat Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Konsentrasi 405.556 2 202.778 18.250 .003 Error 66.667 6 11.111 Total 750.000 9 Uji lanjut Duncan a,,b konsentrasi N Subset 1 2 2.5 3 .0000 5 3 1.6667 7.5 3 15.0000 Sig. .563 1.000 3. Perbedaan konsentrasi campuran minyak daun cengkih dan minyak serai wangi 1:1 terhadap angka kelumpuhan lalat berpengaruh signifikan. Konsentrasi 2.5 dan 5 memberikan pengaruh yang sama, sedangkan konsentrasi 7.5 memberikan pengaruh yang berbeda. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angka_kelumpuhan_lalat Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Konsentrasi 316.667 2 158.333 28.500 .001 Error 33.333 6 5.556 Total 575.000 9 4. Perbedaan bahan aktif terhadap kelumpuhan lalat pada konsentrasi 2.5 tidak bisa dihitung, karena semua data bernilai nol 0 Warnings Subsets cannot be computed with alpha = .050 5. Perbedaan bahan aktif terhadap angka kelumpuhan lalat pada konsentrasi 5 tidak berpengaruh signifikan. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angka_kelumpuhan_lalat Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. bahan_aktif 5.556 2 2.778 .333 .729 Error 50.000 6 8.333 Total 100.000 9 6. Perbedaan bahan aktif terhadap kelumpuhan lalat pada konsentrasi 7.5 tidak berpengaruh signifikan. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angka_kelumpuahn_lalat Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. bahan_aktif 5.556 2 2.778 .200 .824 Error 83.333 6 13.889 Total 1825.000 9 Uji lanjut duncan Duncan a,,b Konsentrasi N Subset 1 2 2.5 3 .0000 5 3 1.6667 7.5 3 13.3333 Sig. .420 1.000 Lampiran 11. Data hasil uji efikasi nyamuk 1. Angka kelumpuhan nyamuk pada perlakuan kontrol negatif yaitu formula tanpa bahan aktif, dan kontrol positif yaitu produk pembanding mortein Pengamatan menit ke- Perlakuan Kontrol negatif Kontrol positif mortein Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 2 8 13 17 4 8 19 20 6 11 20 20 8 17 20 20 10 20 20 20 12 20 20 20 14 20 20 20 16 20 20 20 18 20 20 20 20 20 20 20 Jumlah 20 20 20 Persentase 0 0 100 100 100 Pingsan Mati 20 20 20 Rata-rata 100 2. Angka kelumpuhan nyamuk dengan formula bahan aktif minyak serai wangi Pengamatan menit ke- Perlakuan konsentrasi 2.5 5 7.5 Ulangan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 1 1 2 3 3 4 1 3 1 2 2 2 5 5 6 6 1 3 1 2 2 3 5 5 8 8 1 3 2 2 2 3 5 5 8 10 1 3 2 3 2 3 6 5 8 12 1 3 2 5 2 3 6 5 8 14 1 3 2 5 2 3 6 5 8 16 1 3 2 5 2 3 6 5 8 18 1 3 2 5 2 3 6 5 8 20 1 3 2 5 2 3 6 5 8 Jumlah 1 3 2 5 2 3 6 5 8 Persentase 5 15 10 25 10 15 30 25 40 Pingsan 2 2 2 2 1 4 Mati 1 1 3 2 3 4 4 4 Rata-rata 10 17 32 3. Angka kelumpuhan nyamuk dengan formula bahan aktif minyak daun cengkih Pengamatan menit ke- Perlakuan konsentrasi 2.5 2.5 2.5 Ulangan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 1 1 4 2 1 2 2 1 2 2 6 2 1 2 2 2 1 2 2 2 8 2 1 2 2 2 2 2 4 2 10 2 1 2 3 2 2 4 4 3 12 2 1 2 4 3 2 5 6 5 14 2 1 3 4 4 3 7 6 5 16 2 1 3 4 4 3 7 6 7 18 2 1 3 4 4 3 7 6 7 20 2 1 3 4 4 3 7 6 7 Jumlah 2 1 3 4 4 3 7 6 7 Persentase 10 5 15 20 20 15 35 30 35 Pingsan 2 1 2 3 2 1 2 2 4 Mati 1 1 2 2 5 4 3 Rata-rata 10 18 33 4. Angka kelumpuhan nyamuk dengan formula dengan bahan aktif campuran minyak serai wangi dan minyak daun cengkih perbandingan 1:1. Pengamatan menit ke- Perlakuan konsentrasi 2.5 2.5 2.5 Ulangan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 1 3 3 4 1 1 2 7 3 4 6 2 1 1 1 2 2 8 4 4 8 2 1 1 2 3 2 8 4 5 10 2 1 2 2 4 2 8 6 5 12 2 1 2 2 4 2 8 6 5 14 2 1 2 4 4 2 8 6 5 16 2 1 2 4 4 2 8 6 5 18 2 1 2 4 5 2 8 6 5 20 2 1 2 4 5 2 8 6 5 Jumlah 2 1 2 4 5 2 8 6 5 Persentase 10 5 10 20 25 10 40 30 25 Pingsan 2 1 1 1 2 5 4 2 Mati 1 3 3 2 3 2 3 Rata-rata 8 18 32 Lampiran 12. Analisis sidik ragam uji efikasi nyamuk 1. Perbedaan konsentrasi minyak daun cengkih terhadap kelumpuhan nyamuk berpengaruh signifikan. Konsentrasi 2.5, 5, dann 7.5 memberikan pengaruh yang berbeda satu sama lain. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angka_kelumpuhan_nyamuk Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. konsentrasi 838.889 2 419.444 30.200 .001 Error 83.333 6 13.889 Total 4725.000 9 Duncan a,,b konsentrasi N Subset 1 2 3 2.5 3 10.00 5.0 3 18.33 7.5 3 33.33 Sig. 1.000 1.000 1.000 2. Perbedaan konsentrasi minyak serai wangi terhadap kelumpuhan nyamuk berpengaruh signifikan. Konsentrasi 2.5 dan 5 memberikan pengaruh yang sama, sedangkan konsentrasi 7.5 memberikan pengaruh yang berbeda. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angka_kelumpuhan_nyamuk Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Konsentrasi 738.889 2 369.444 7.824 .021 Error 283.333 6 47.222 Total 4425.000 9 Uji lanjut Duncan a,,b konsentrasi N Subset 1 2 2.5 3 10.0000 5.0 3 16.6667 7.5 3 31.6667 Sig. .280 1.000 3. Perbedaan konsentrasi campuran minyak serai wangi dan minyak daun cengkih 1:1 terhadap kelumpuhan nyamuk berpengaruh signifikan. Konsentrasi 2.5 dan 5 memberikan pengaruh yang sama, sedangkan konsentrasi 7.5 memberikan pengaruh yang berbeda. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angak_kelumpuhan_nyamuk Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Konsentrasi 822.222 2 411.111 9.867 .013 Error 250.000 6 41.667 Total 4475.000 9 Uji lanjut Duncan a,,b konsentrasi N Subset 1 2 2.5 3 8.3333 5.0 3 18.3333 7.5 3 31.6667 Sig. .107 1.000 4. Perbedaan bahan aktif pada konsentrasi 2.5 terhadap kelumpuhan nyamuk tidak berpengaruh signifikan. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angka_kelumpuhan_nyamuk Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. bahan_aktif 5.556 2 2.778 .143 .870 Error 116.667 6 19.444 Total 925.000 9 5. Perbedaan bahan aktif pada konsentrasi 5 terhadap keumpuhan nyamuk tidak berpengaruh signifikan. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angak_kelumpuhan_nyamuk Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. BAHAN_AKTIF 5.556 2 2.778 .067 .936 Error 250.000 6 41.667 Total 3100.000 9 6. Perbedaan bahan aktif pada konsentrasi 7.5 terhadap kelumpuhan nyamuk tidak berpengaruh signifikan. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:angka_kelumpuhan_nyamuk Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. bahan_aktif 5.556 2 2.778 .067 .936 Error 250.000 6 41.667 Total 9600.000 9 Lampiran 13. Data hasil uji hedonik Keterangan : 1= sangat tidak suka 2= tidak suka 3= agak tidak suka 4= netral 5= agak suka 6= suka 7= sangat suka A1 = minyak daun cengkih dengan konsentrasi 2.5 A2 = minyak daun cengkih dengan konsentrasi 5 A3 = minyak daun cengkih dengan konsentrasi 7.5 B1 = minyak serai wangi dengan konsentrasi 2.5 B2 = minyak serai wangi dengan konsentrasi 5 B3 = minyak serai wangi dengan konsentrasi 7.5 C1 = Campuran minyak daun cengkih dan minyak serai wangi 1:1 dengan konsentrasi 2.5 C2 = Campuran minyak daun cengkih dan minyak serai wangi 1:1 dengan konsentrasi 5 Lampiran 14. Dokumentasi penelitian. Sangkar uji nyamuk Uji hedonik Formula obat antiserangga saat uji stabilitas emulsi Sangkar uji lalat Lalat uji Perawatan lalat Perawatan nyamuk Alat penyemprot obat antiserangga Nyamuk yang jatuh Higrometer Termometer ���������������������������������������������������� ����������������������� ��������������������������������������������������������������������������������� ����������������������������������������������������� APLIKASI MINYAK DAUN CENGKIH DAN MINYAK SERAI WANGI SEBAGAI BAHAN AKTIF ANTISERANGGA ALAMI SKRIPSI NUNUNG NURIYAH F34070014 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 APPLICATION OF CLOVE LEAF OIL AND CITRONELLA OIL AS AN ACTIVE INGREDIENT IN NATURAL INSECT REPELLENT Meika Syahbana Rusli And Nunung Nuriyah Departement of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java, Indonesia email: arnurisyyahoo.co.id ABSTRACT Insect repellent formula with active ingredient of clove leaf oil and citronella oil has been determined by trial and error method. The formula consists of the active ingredient, rose water, vaseline, distilled water, and tween 80. Parameter tested were emulsion stability test, efficacy test and hedonic test. The results showed that the effectiveness of repellent with active ingredient clove leaf oil and citronella oil is low, but the odor accepted by panelists. Efficacy test showed that the concentration of active ingredient of 2.5, 5 and 7.5 respectively paralyze flies 0-15 and paralyze mosquitos 8-33. The higher concentration of active ingredients, causing the higer paralysis percentage of flies and mosquitoes. Hedonic test showed that the formula which contain 5 active ingredient mixture of clove leaf oil and citronella oil has the highest level of preference, by which 77 of panelists accept the formula odor. Keyword : clove leaf oil, citronella oil, insect repellent HUHUHG HURIYAH. F34070014. Aplikasi Minyak Daun Cengkih dan Minyak Serai Wangi Sebagai Bahan Aktif Antiserangga Alami. Di bawah bimbingan Meika Syahbana Rusli. 2011. RIHGKASAH Insektisida rumah tangga yang beredar di pasaran mengandung bahan aktif kimia sintetik yang berpotensi mengganggu kesehatan. Umumnya jenis bahan aktif tersebut merupakan senyawa piretroid sintetik yang secara akut menimbulkan gangguan saraf, dan secara kronis berpotensi menimbulkan penyakit kanker. Selain itu, gaya hidup “ kembali ke alam ” dan maraknya isu global terkait peduli lingkungan, meningkatkan preferensi konsumen terhadap produk alami. Minyak daun cengkih dan minyak serai wangi termasuk pestisida yang memiliki risiko minimum terhadap manusia, hewan, dan lingkungan, serta termasuk bahan GRAS generally recognized as safe. Hal ini didukung oleh jumlah produksi minyak daun cengkih Indonesia pada tahun 2010 mencapai 2,457 ton dan minyak serai wangi mencapai 246 ton. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan produk minyak daun cengkih dan minyak serai wangi sebagai bahan aktif antiserangga antilalat dan antinyamuk. Penelitian ini dilakukan dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan mempersiapkan formula antiserangga alami. Penelitian utama meliputi uji efikasi dan uji hedonik. Uji efikasi bertujuan mengetahui efektivitas antiserangga dalam melumpuhkan lalat dan nyamuk. Uji hedonik bertujuan mengetahui penerimaan atau tingkat kesukaan konsumen terhadap aroma formula antiserangga. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan cara trial and error formulasi hingga formula yang dibuat memiliki stabilitas emulsi yang mendekati stabilitas emulsi produk pembanding. Berdasarkan trial and error yang telah dilakukan, formula antiserangga terdiri atas bahan aktif, air mawar, tween 80, vaselin, dan pewangi melati. Air mawar digunakan sebagai bahan pembawa, tween 80 sebagai pengemulsi, vaselin sebagai propellant dan bahan anti busa. Perbandingan tween 80 dengan minyak atsiri adalah 1:1, perbandingan vaselin dengan tween 80 adalah 1: 14.6, dan pewangi melati sebanyak 1. Adapun teknik emulsifikasi yang dilakukan adalah dengan penambahan air mawar sedikit demi sedikit ke dalam campuran bahan lainnya sekitar 50ml4 menit menggunakan buret. Uji efikasi dilakukan terhadap lalat dan nyamuk. Efektivitas antiserangga dalam melumpuhkan lalat pada konsentrasi 2.5, 5 dan 7.5 dengan bahan aktif minyak daun cengkih adalah 0, 3, 13, dengan bahan aktif minyak serai wangi adalah 0, 2, 15, dan dengan bahan aktif campuran kedua minyak tersebut adalah 0, 2, 13. Efektivitas antiserangga dalam melumpuhkan nyamuk pada konsentrasi 2.5, 5 dan 7.5 dengan bahan aktif minyak daun cengkih adalah 10, 18, dan 33, dengan bahan aktif minyak serai wangi adalah 10, 17, 32, dan dengan bahan aktif campuran kedua minyak tersebut adalah 8, 18, 32. Dengan demikian, semakin tinggi konsentrasi, maka kelumpuhan lalat dan nyamuk semakin meningkat. Hasil analisis sidik ragam menggunakan rancangan acak lengkap menunjukan bahwa perbedaan jenis bahan aktif tidak berpengaruh signifikan terhadap kelumpuhan lalat dan nyamuk. Perbedaan konsentrasi bahan aktif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelumpuhan lalat dan nyamuk. Hasil uji lanjut Duncan menunjukan bahwa konsentrasi 2.5 dan 5 memberikan pengaruh yang sama terhadap kelumpuhan lalat dan nyamuk, tapi pada konsentrasi 7.5 pengaruhnya berbeda dengan semua perlakuan konsentrasi, kecuali antiserangga berbahan aktif minyak daun cengkih. Perbedaan setiap tingkat konsentrasi minyak daun cengkih memberikan pengaruh yang berbeda satu sama lain terhadap kelumpuhan nyamuk. Adapun formula yang paling tinggi tingkat kesukaannya dan diterima oleh 77 panelis adalah formula dengan bahan aktif campuran minyak daun cengkih dan minyak serai wangi 1:1 pada konsentrai 5.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Insektisida rumah tangga yang beredar di pasaran mengandung bahan aktif kimia sintetik yang berpotensi mengganggu kesehatan. Contohnya adalah permetrin, imiprotrin, praletrin, d-aletrin, transflutrin, tetrametrin dan propoksur. Menurut United State Environmental Protection Agency US EPA 1977, permetrin adalah jenis insektisida piretroid sintetik dan diklasifikasikan ke dalam bahan yang mungkin karsinogenik, karena menyebabkan kanker terhadap hewan uji di laboratorium. Imiprotrin menurut US EPA 1998 juga termasuk jenis piretroid sintetik. Paparan akut pada tikus menyebabkan gangguan saraf. Menurut Pesticide Action Network North America PANNA 2010, praletrin pun termasuk piretroid sintetik yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata, kesemutan, mati rasa, pusing, diare, air liur berlebihan, cairan paru-paru mengembang, otot berkedut dan kejang. World Health Organization WHO 2002, menyatakan bahwa praletrin menyebabkan mutagenesis terhadap sel ovarium hamster cina. Pogoda et al. 1997 mengungkapkan bahwa ada hubungan kuat antara kanker otak pada anak dengan piretroid permetrin, tetrametrin, aletrin yang digunakan untuk membunuh kutu. Garey et al. 1998 diacu dalam Wilson dan Sugg 2003, d-trans aletrin dan permetrin berkontribusi dalam disfungsi sistem reproduksi, gangguan mental dan kanker. Menurut PANNA 1997 transflutrin menyebabkan hipertropi hati peningkatan ukuran sel, degenerasi tubulus proksimal dan karsinoma tumor. California EPA 1997 dalam dokumen karakterisasi risiko Baygon®, menyatakan bahwa propoksur adalah insektisida jenis karbamat. Paparannya dapat menghambat aktivitas kolinesterase dan menyebabkan kanker pada jaringan epitel kandung kemih tikus, sehingga propoksur berpotensi menyebabkan efek yang sama pada manusia. Ancaman bahan aktif kimia sintetik terhadap kesehatan manusia tersebut, memberi peluang untuk pengembangan produk insektisida yang lebih aman. Selain itu, gaya hidup “ kembali ke alam ” dan maraknya isu global terkait peduli lingkungan, meningkatkan preferensi konsumen terhadap produk alami dan ramah lingkungan. Minyak atsiri serai wangi pada tahun 1948 dan minyak cengkih pada tahun 1972, telah terdaftar di US EPA sebagai bahan aktif antiserangga. Keduanya termasuk pestisida yang memiliki risiko minimum baik terhadap manusia, hewan, maupun lingkungan. Hal ini didukung oleh Kegley S et al. 2008 yang menyatakan bahwa Food Drug Assotiation mengategorikan minyak atsiri tersebut sebagai bahan GRAS generally recognized as safe. Selain itu, ketersediaan bahan baku kedua minyak atsiri tersebut cukup besar dan harganya relatif lebih murah. Menurut Dewan Atsiri Indonesia DAI, pada tahun 2010 jumlah produksi minyak daun cengkih mencapai 2,457 ton. Jumlah produksi minyak serai wangi mencapai 246 ton. Harga minyak daun cengkih pada tanggal 27 Mei 2011 adalah Rp 110,000-120,000kg, dan minyak serai wangi Rp 120,000-145,000kg. Oleh karena itu, pengembangan produk kedua minyak atsiri tersebut perlu dilakukan, yakni diolah menjadi insektisida rumah tangga alami yang aplikasinya disemprot seperti produk komersil lainnya. Serangga yang menjadi sasaran insektisida rumah tangga yang beredar di pasaran adalah nyamuk, lalat, semut dan kecoa. Umumnya yang paling mengganggu aktivitas sehari-hari adalah nyamuk dan lalat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas minyak daun cengkih dan minyak serai wangi sebagai antinyamuk dan antilalat.

1.1 Tujuan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas minyak daun cengkih dan minyak serai wangi sebagai antiserangga alami. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Membandingkan efektivitas minyak serai wangi dan minyak daun cengkih dalam melumpuhkan nyamuk dan lalat. 2. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi bahan aktif minyak serai wangi dan minyak daun cengkih dalam melumpuhkan nyamuk dan lalat. 3. Mengetahui penerimaan konsumen terhadap aroma formula antiserangga.