Penentuan Konsentrasi Tween 80 Formula Antiserangga Alami

Formula pada perlakuan perbandingan minyak atsiri dengan tween 80 1:0.2, masih terdapat butiran-butiran minyak setelah pencampuran. Formula dengan perlakuan 1:0.4, stabilitasnya menurun menjadi 93 setelah 1 hari. Formula dengan perlakuan 1:0.6, stabilitas emulsi menurun menjadi 97 pada hari kedua, dan terbentuk endapan putih serta di bagian atas terbentuk butiran-butiran minyak yang kecil. Perlakuan 1:0.8 dan 1:1 menunjukan hal yang sama yaitu stabilitasnya menurun dari 97 dan 96 di hari ke 3, menjadi 88 dan 89 di hari ke 4. Selain itu, pada kedua perlakuan tersebut terbentuk endapan putih sekitar 3, dimana butiran bening terperangkap dalam endapan tersebut. Data stabilitas emulsi formula pada trial and error penentuan konsentrasi tween 80 dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.1.4 Emulsifikasi dengan Cara Sonikasi

Modifikasi teknik emulsifikasi pun dilakukan untuk memperbaik stabilitas emulsi formula. Langkah yang ditempuh adalah dengan cara sonikasi. Getaran yang ditimbulkan oleh sonikator diharapkan dapat membuat butiran minyak menjadi lebih kecil, sehingga mudah terdispersi dalam air. Hasil sonikasi tersebut ternyata belum menghasilkan sistem emulsi yang baik. Apungan minyak pada Gambar 8, masih terbentuk pada formula dengan sonikasi selama ½ dan 1 jam. 93 97 88 89 80 85 90 95 100 1 2 3 5 7 9 12 15 18 21 24 48 72 96 St ab ili ta s E m ul si Waktu Pengamatan Jam ke- Minyak atsiri : Tween 80 1:0.4 Minyak atsiri : tween 80 1:0.6 Minyak atsiri : tween 80 1:0.8 Minyak atsiri : tween 80 1:1 Sonikasi ½ jam Sonikasi 1 jam Gambar 7. Stabilitas emulsi formula antiserangga alami dengan perlakuan perbedaan konsentrasi tween 80 Gambar 8. Apungan minyak pada formula dengan emulsifikasi melalui proses sonikasi Apungan minyak yang terbentuk disebabkan oleh sonikator yang digunakan tidak cukup kuat memberikan energi getaran untuk memecah butiran minyak. Frekuensi alat ini cukup tinggi yaitu 40 kHz, tetapi dalam aplikasinya kurang cocok. Sonikator yang digunakan adalah sonikator yang biasa digunakan untuk mencuci peralatan kimia merk Branson 5510. Sebenarnya alat ultrasonik yang biasa digunakan untuk emulsifikasi adalah alat yang dapat menimbulkan proses kavitasi, sedangkan pada proses sonikasi yang dilakukan tidak terjadi kavitasi. Menurut Suryani et al. 2000, fenomena kavitasi terjadi ketika cairan terkena gelembung ultrasonik dan pecah secara acak karena terjadi tensi dan kompresi secara bergantian. Selain itu, risiko emulsifikasi dengan proses sonikasi adalah terjadinya koalense. Getaran sonikasi menyebabkan peningkatan frekuensi tumbukan antar partikel. Jika yang saling bertumbukan adalah partikel yang fasanya sama seperti partikel minyak, maka partikel minyak akan menumbuk partikel minyak yang lainnya dan menyatu menjadi partikel yang lebih besar, sehingga terjadi koalense seperti yang terlihat pada Gambar 8 tersebut.

4.1.5 Emulsifikasi dengan Cara Memperpanjang Waktu Pengadukan

Cara emulsifikasi yang lain dicoba lagi, yakni dengan cara memperpanjang waktu pengadukan. Tujuannnya adalah membuat campuran yang lebih homogen. Waktu pengadukan yang semakin lama akan memperkecil ukuran butiran minyak dan mempermudahnya terdispersi ke dalam air sehingga terbentuk campuran yang lebih homogen. Perlakuan dalam trial and error ini adalah pengadukan dengan pengaduk magnetik selama 1, 2, dan 3 jam. Hasil pengamatan menunjukan bahwa cara tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas emulsi. Stabilitas emulsi dengan perbandingan minyak atsiri : tween 1:0.8 diaduk selama 1, 2 dan 3 jam, pada hari ke-5 menurun menjadi 88, 89, 87, dan menurun lagi pada hari ke-6 menjadi 77, 76, 79. Adapun stabilitas emulsi dengan perbandingan bahan aktif : tween 1:1 diaduk selama 1, 2 dan 3 jam, pada hari ke-5 menurun menjadi 86, 91, 91, dan menurun lagi pada hari ke-6 menjadi 79, 78, dan 80. Perlakuan stabilitas emulsi dengan cara ini belum mencapai target yaitu 92 sampai hari ke-7. Stabilitas emulsi hasil pengamatan tersebut ditunjukan oleh Gambar 9 dan data stabilitas emulsi dengan perlakuan lama pengadukan ini dapat dilihat pada Lampiran 6. 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 St ab ili ta s E m ul si Waktu Pengamatan hari ke- pengadukan 1 jam; minyak atsiri : tween 80 = 1:0.8 pengadukan 1 jam; minyak atsiri : tween 80 = 1:1 pengadukan 2 jam; minyak atsiri : tween 80 = 1:0.8 pengadukan 2 jam; minyak atsiri : tween 80 = 1:1 pengadukan 3 jam; minyak atsiri : tween 80 = 1:0.8 pengadukan 3 jam; minyak atsiri : tween 80 = 1:1 Gambar 9. Stabilitas emulsi dengan perlakuan perbedaan lama waktu pengadukan