4.2.1   Uji Efikasi Lalat
Lalat  uji  yang  digunakan  adalah  lalat  yang  didapat  dari  sekitar tempat  sampah  asrama  putri Tingkat Persiapan Bersama TPB Institut Pertanian Bogor IPB. Menurut Santi 2001, lalat rumah
Musca  domestika  banyak  berkembang  biak  dan  hidup  pada  sampah  yang  ditumpuk  di  tempat terbuka  yang  terdapat  zat-zat  organik.  Tempat  sampah  asrama  putri  TPB  IPB,  kondisinya  sama
dengan  yang  digambarkan  oleh  Santi  2001  tersebut.  Dengan  demikian  lalat  yang  diuji  dalam penelitian ini termasuk lalat rumah.
Efektivitas      antiserangga  dalam  melumpuhkan  lalat  pada  konsentrasi  2.5,  5,  dan  7.5 dengan  bahan  aktif  minyak  daun  cengkih  adalah  0,  3,  13,  dengan  bahan  aktif  minyak  serai
wangi adalah 0, 2, 15, dan dengan bahan aktif campuran minyak daun cengkih dan minyak serai wangi  0,  2,  dan  13.  Adapun  produk  pembanding,  dapat  melumpuhkan  100  lalat.  Hasil  uji
efikasi lalat diilustrasikan oleh Gambar 13 .
Berdasarkan  Gambar  13,    antiserangga  alami  yang  dibuat  memiliki  efektivitas  yang  rendah dalam  melumpuhkan  lalat,  jika  dibandingkan  dengan  produk  pembanding,  yaitu  kurang  dari  20.
Respon  lalat  terhadap    antiserangga  dan  produk  pembanding  saat  pengujian  berbeda.  Setelah penyemprotan  dengan  Mortein,  lalat  terbang  kesana-kemari  dengan  cepat  dan  mengeluarkan  suara
yang keras. Lalat banyak yang jatuh sebelum dua menit pengamatan. Lalat yang jatuh dengan posisi punggung di  bawah, terus bergerak berputar-putar  pada posisi  yang sama  dan  masih mengeluarkan
suara. Sebagian besar lalat yang jatuh tidak menunjukan respon gerakan saat disentuh dengan cotton bud
setelah  pengamatan  berakhir  pada  menit  ke-20.  Setelah  perawatan    selama  24  jam  pun,  yakni dimasukan ke  dalam  wadah  berisi  kapas  basah  oleh  sukrosa  10  dan  disimpan pada  suhu  kamar,
semua  lalat  tersebut  tidak  menunjukan  adanya  respon  gerakan,  dan  dinyatakan  mati.  Sedangkan respon lalat setelah disemprot dengan  antiserangga, secara umum menunjukan respon yang berbeda
dengan responnya terhadap mortein.
Setelah  penyemprotan  formula  antiserangga  alami,  lalat  terbang  kesana-kemari  tanpa  suara yang keras seperti setelah penyemprotan mortein. Lalat sebagian besar terus menempel di dinding alat
uji  dan  tidak  terbang,  lalat  kemudian  jatuh  dan  masih  bisa  jalan  merayap.  Setelah  20  menit pengamatan, lalat dipindahkan ke dalam gelas plastik untuk perawatan. Setelah 24 jam, sebagian lalat
ada yang masih bisa merayap ke  pinggir gelas, dan ada juga yang hanya merespon gerakan sedikit loncatan ketika disentuh dengan cotton bud. Data hasil uji efikasi lalat dapat dilihat pada Lampiran 9.
3 13
2 15
2 13
100
20 40
60 80
100
2.5 5
7.5 Mortein
K el
um puh
an La
la t
Perlakuan Konsentrasi minyak daun cengkih
minyak serai wangi campuran minyak daun cengkih
dan minyak serai wangi produk pembanding
Gambar 13. Efektivitas formula antiserangga alami dalam melumpuhkan lalat
Hasil analisis menggunakan rancangan acak lengkap menunjukan bahwa perbedaan jenis bahan aktif  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap  kelumpuhan  lalat.  Perbedaan  konsentrasi  bahan  aktif
memberikan  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  kelumpuhan  lalat.  Hasil  uji  lanjut  Duncan menunjukan bahwa konsentrasi 2.5 dan 5 berpengaruh sama terhadap kelumpuhan lalat tapi pada
konsentrasi 7.5 pengaruhnya berbeda dibandingkan dengan semua perlakuan konsentrasi. Uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Lampiran 10.
Berdasarkan  analisis  statistik  tersebut,  racun  kontak  yang  terkandung  dalam  bahan  aktif minyak daun cengkih dan minyak serai wangi memiliki kinerja yang sama dalam melumpuhkan lalat.
Efek dari racun kontak baru terlihat pada perlakuan konsentrasi 5, sedangkan pada konsentrasi 2.5 tidak  ada  lalat  yang  jatuh.  Lalat  yang  jatuh  terus  meningkat  jumlahnya  pada  perlakuan  7.5.  Ini
menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi, lalat yang jatuh semakin banyak.
Peningkatan konsentrasi menyebabkan kelumpuhan lalat juga meningkat. Ini disebabkan oleh paparan racun terhadap lalat  semakin banyak. Lalat lumpuh karena dalam bahan aktif  mengandung
racun kontak. Menurut Harris 1987 sitronela bersifat racun dehidrasi desiscant saat kontak dengan serangga.  Hart  1990  menyatakan  bahwa  eugenol merupakan  senyawa  fenol  yang  memiliki  gugus
alkohol sehingga dapat melemahkan dan mengganggu sistem saraf.
Fardaniyah 2007 telah melakukan penelitian tentang daya tolak minyak serai wangi terhadap lalat hijau. Hasil penelitiannya menunjukan  bahwa daya proteksi  minyak serai wangi  terhadap lalat
yang hinggap semakin meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi, yaitu pada konsentrasi  0, 2.5, 5, 10, 20, 40 memiliki daya proteksi 93.6, 94.2, 96.6, 97, 98.6, dan 99.8.
Penelitian  ini  berbeda  dengan  penelitian  Fardaniyah  2007  tersebut.    Minyak  serai  wangi  dalam penelitian ini dikontakkan langsung dipaksa kontak dengan lalat, sedangkan penelitian Fardaniyah
2007  tidak.  Namun  demikian,  data  tersebut  dapat  dijadikan  pendukung  karena  peningkatan konsentrasi menyebabkan lalat dapat mendeteksi adanya peningkatan bahaya racun pada bahan aktif,
dan terjadi paparan racun yang lebih banyak pada kosentrasi bahan aktif yang lebih tinggi.
4.2.2 Uji Efikasi Nyamuk