Efektivitas dan Penerimaan Formula Antiserangga Alami

memanaskan asam stearat terlebih dahulu. Bahan aktif, bahan pewangi, tween 80 dan air mawar dicampur sambil diaduk. Asam stearat yang sudah mencair dimasukkan ke dalam campuran tersebut, kemudian ditambahkan NaOH, KCl dan trietanolamin. Trial and error teknik emulsifikasi dengan penambahan fasa air sedikit demi sedikit. Air mawar ditambahkan sedikit demi sedikit dari buret ke dalam campuran minyak atsiri, pewangi, tween 80 dan vaselin. Katup buret dibuka 13-nya, yaitu sekitar 50ml4 menit. Selain itu, dalam trial and error ini, dilakukan penambahan vaselin yang merujuk pada Prasetyo 2011. Perbandingan vaselin dengan tween 80 yang ditambahkan yaitu 1:14.6. Langkah kerja yang dilakukan adalah : 1. Tween 80, vaselin, dan air suling dicampur, diaduk, dan dipanaskan sampai suhu 60 o C sehingga vaselin mencair dan membentuk campuran homogen. 2. Campuran yang dibuat pada poin 1, dimasukkan ke dalam wadah yang berisi minyak atsiri dan pewangi melati 1 sambil diaduk. 3. Setelah itu, air mawar dari buret, ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam wadah berisi campuran pada poin 2, sambil diaduk selama 1 jam. Komposisi bahan dalam formula ini ditunjukkan oleh Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Komposisi bahan formula antiserangga alami. Bahan Komposisi Minyak atsiri 5 Pewangi melati 1 Tween 80 : minyak atsiri dan pewangi 1:1 tween 80 : vaselin 14.6 : 1 Air suling 10 Air mawar 77.58

3.3.2 Efektivitas dan Penerimaan Formula Antiserangga Alami

Formulasi antiserangga alami . Formulasi antiserangga yang akan diujikan, dilakukan berdasarkan hasil trial and error formulasi yang telah dilakukan pada penelitian pendahuluan. Komposisi bahan pada fomula ini ditunjukkan oleh Tabel 5. Tabel 5. Komposisi bahan dalam formula antiserangga alami yang diujikan dalam penelitan utama Bahan Perlakuan Kontrol F1 F2 F3 F4 Minyak daun cengkih 2.5 5 7.5 - Minyak serai wangi - - - 2.5 Pewangi melati 1 1 1 1 1 Tween 80 : minyak atsiri dan pewangi 1:1 1:1 1:1 1:1 1:1 Tween 80 : vaselin 14.6:1 14.6:1 14.6:1 14.6:1 14.6:1 Air suling 10 10 10 10 10 Air mawar 87.93 82.75 77.58 72.40 82.75 Tabel 5. Komposisi bahan dalam formula antiserangga alami yang diujikan dalam penelitan Utama lanjutan Bahan Perlakuan F5 F6 F7 F8 F9 Minyak serai wangi 5 7.5 - - - Campuran minyak daun cengkih dan serai wangi 1:1 - - 2.5 5 7.5 Pewangi melati 1 1 1 1 1 Tween 80 : minyak atsiri dan pewangi 1:1 1:1 1:1 1:1 1:1 Tween 80 : vaselin 14.6:1 14.6:1 14.6:1 14.6:1 14.6:1 Air suling 10 10 10 10 10 Air mawar 77.58 72.40 82.75 77.58 72.40 Diagram alir pembuatan formula antiserangga alami ditunjukkan oleh Gambar 4 berikut ini. Gambar 4. Diagram alir pembuatan formula antiserangga alami Uji efikasi. Uji efikasi bertujuan mengetahui efektivitas setiap jenis bahan aktif yang digunakan dalam formula antiserangga pada tingkat konsentrasi 2.5, 5, dan 7.5. Uji efikasi ini dilakukan terhadap lalat dan nyamuk Aedes aegypti. Sangkar uji lalat yang digunakan berukuran 70 cm x 70 cm x 70 cm mengacu pada Widiarti et al. 1997. Adapun sangkar uji nyamuk yang digunakan adalah sangkar yang biasa digunakan di Labolatorium Entomologi Loka Litbang P2B2 Ciamis, yaitu berukuran 70 cm x 50 cm x 50 cm. Sebelum pengujian, sangkar uji dibersihkan terlebih dahulu dan dilakukan uji evaluasi ruang. Sebanyak 20 ekor serangga uji yang sudah diberi pakan air gula dimasukkan dan diamati selama 10 menit. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi ruangan sama dengan keadaan ruang penangkaran dan tidak mempunyai pengaruh terhadap kematian serangga uji. Uji efikasi hanya dapat dilanjutkan apabila kematian tidak lebih dari 4 populasi uji pada uji evaluasi ruang Pusat Perizinan dan InvestasiKomisi Pestisida 2007 diacu dalam Kiswanti, 2009. Uji efikasi setiap perlakuan dilakukan selama 20 menit dengan pengamatan setiap 2 menit terhadap 20 ekor serangga uji. Pengujian dilakukan tiga kali ulangan. Penyemprotan dilakukan empat kali, berdasarkan perhitungan dosis standarnya, yaitu 0.7 gram sesuai yang digunakan di UPKV Unit Penyelidikan Kawalan Vektor Universiti Sains Malaysia Widiarti et al. 1997. Uji efikasi lalat dilakukan pada suhu 27-29 o C. Uji efikasi nyamuk dilakukan pada suhu 27- 28 o C dengan kelembapan udara 73-86. Kondisi ini sesuai dengan kondisi standar pengujian yaitu pada suhu 27 o C � 2 o C, dan kelembapan 80 � 10. Setelah pengujian, serangga uji yang jatuh dipindahkan ke dalam gelas plastik berisi kapas yang basah dengan air gula sukrosa 10 dan ditutup dengan kasa, kemudian didiamkan selama 24 jam untuk memastikan apakah serangga uji tersebut pingsan atau mati World Health Organization, 2009. Peneraan kadar atau jumlah semprotan standar dilakukan dengan cara penimbangan alat semprot yang sudah diisi formula antiserangga. Formula disemprotkan satu kali. Setelah itu, bobotnya ditimbang. Ini dilakukan sebanyak 10 kali ulangan, dan selisih bobotnya dicatat dalam gram sebagai bobot formula yang disemprotkan. Selisih bobot formula setiap ulangan pada peneraan kadar semprotan kurang dari 0.2 gram. Perhitungan jumlah semprotan standar ditentukan dengan rumus : semprotan 1kali X ulangan 10 0.7gram standar semprotan Jumlah gram an disemprotk yang formula bobot � � Contoh perhitungan jumlah semprotan standar dapat dilihat pada Lampiran 1. Persentase efektivitas uji efikasi atau angka kelumpuhan ditentukan dengan rumus: � � x100 R Q P � Keterangan :P = Jumlah serangga pingsan. Q = Jumlah serangga mati. R = Jumlah serangga yang diuji Apabila angka kelumpuhan pada kelompok kontrol melebihi 5 tetapi kurang dari 15 , maka angka kelumpuhan pada kelompok perlakuan dikoreksi menurut rumus Abbot, yaitu : � � � � x100 C - 100 C - A Al � Keterangan :Al = angka kelumpuhan setelah dikoreksi A = angka kelumpuhan pada kelompok perlakuan C = angka kelumpuhan pada kelompok kontrol Uji hedonik. Uji hedonik bertujuan mengetahui penerimaan konsumen terhadap aroma formula antiserangga dan mengetahui tingkat kesukaannya pada setiap perlakuan. Uji ini dilakukan oleh 31 orang panelis yang terdiri atas mahasiswa Teknologi Industri Pertanian. Mereka diberi pengarahan terlebih dahulu tentang uji hedonik sebelum melakukan pengujian. Contohnya pengarahan untuk tidak membandingkan antar sampel saat memberikan penilaian, atau sampel dinilai satu per satu. Ini dilakukan untuk menghindari bias. Sampel yang disajikan sebanyak 7 ml dalam botol dan panelis diminta untuk menghirup aromanya dengan cara mengibaskan udara di sekitar mulut botol. Panelis diminta untuk menilai kesan aroma formula antiserangga alami pada tujuh tingkat kesukaan, yaitu sangat tidak suka, agak tidak suka, suka, netral, agak suka, suka dan sangat suka. Setiap sampel diberi kode dengan bilangan acak. Formulir uji hedonik diapat dilihat pada Lampiran 2. Uji hedonik ini mengacu pada Soekarto 1985 yang menyatakan bahwa uji hedonik cocok untuk pengembangan produk baru. Contohnya untuk menemukan atau mengembangkan produk baru dengan mutu yang dapat diterima atau sama atau lebih baik daripada produk yang sudah diketahui. Panel konsumen yang digunakan yaitu antara 30-1000 orang.

3.4 Analisis Data