Berdasarkan perhitungan bobot molekul Analisis awal media fermentasi bertujuan untuk mengetahui kadar karbon dan
nitrogen yang digunakan dalam persiapan media fermentasi. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa ampas tahu dan limbah cair tahu telah mengandung senyawa-senyawa
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme. Sehingga pada penelitian ini, ampas tahu dan limbah cair tahu dapat digunakan sebagai sumber karbon yang potensial pada media
fermentasi Bt sebagai bioinsektisida. Rasio karbon C dan nitrogen N yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
7 : 1. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Wicaksono 2002 yang menyatakan bahwa tingkat toksisitas tertinggi dihasilkan dari
perbandingan karbon dan nitrogen CN ratio adalah 7 : 1. Namun rasio karbon C dan nitrogen N yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 13.43 : 1. Sehingga perlu
ditambahkan urea pada media sebanyak 2.07 gl untuk memperoleh CN ratio 7 : 1. Hasil perhitungan penambahan urea untuk memperoleh CN ratio 7 : 1 dapat dilihat
pada Lampiran 2.
b. Penyiapan Inokulum Bta
Inokulum kultur bibit fermentasi disiapkan secara bertahap mengikuti metode Vandekar dan Dulmage 1982. Diagram alir persiapan inokulum disajikan pada
Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Alir Persiapan Inokulum Tabel 4. Hasil analisis kimia ampas tahu dan limbah cair tahu lanjutan
Komponen Kadar bobot bb
Kadar Limbah ampas tahu
Limbah cair tahu Urea
Serat 2.21 0.01 -
Karbohidrat by different
2.31 - -
InokulumStarter Satu loop biakan
Bta Inokulasi pada 50 ml media NB dalam labu Erlenmeyer 250 ml labu pembibitan 1
Inkubasi dalam rotary shaking incubator 200 rpm, 30 C, 12 jam
Kultur digunakan untuk menginokulasi labu pembibitan II 5 5 ml dari volume media kedua 100 ml
Inkubasi dalam rotary shaking incubator 200 rpm, 30 C, 12 jam
2. Penelitian Utama
a. Penyiapan Media Fermentasi
Susunan media fermentasi yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah ampas tahu 20 dan limbah cair tahu 80. Jenis dan jumlah mineral yang
digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan yang digunakan oleh Dulmage dan Rhodes 1971, yaitu 0.3 gl MgSO
4
.7H
2
O, 0.02 gl MnSO
4
. H
2
O, 0.02 gl ZnSO
4
.7 H
2
O, 0.02 gl FeSO
4
.7 H
2
O, dan 1.0 gl CaCO
3
. Persiapan media fermentasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: ampas
tahu dan CaCO
3
masing-masing dilarutkan dan disterilkan secara tersendiri. Bahan- bahan media ampas tahu, limbah cair tahu, urea dan mineral-mineral dicampur
diatas pemanas berpengaduk. Setelah itu didinginkan sampai ± 50 C dan pH diatur
hingga 7.2. Kemudian bahan-bahan media dibagi-bagi dalam beberapa labu Erlenmeyer. Ampas tahu + CaCO
3
dan limbah cair tahu disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
C selama 15 menit. Setelah steril dan dingin, ampas tahu + CaCO
3
dan limbah cair tahu dicampurkan menjadi satu sesuai formulasi yang ditentukan kemudian ditambahkan bahan-bahan lain secara aseptik.
b. Fermentasi
Fermentesi Bta dilakukan dengan kondisi fermentasi sebagai berikut : fermentasi dilakukan dalam labu Erlenmeyer 500 ml pada suhu 28 – 32
C, volume media fermentasi 100 ml, diinkubasi menggunakan rotary shaking incubator dengan
kecepatan 180 rpm, dan dipanen pada waktu inkubasi 36 jam. Fermentasi dilakukan dua kali ulangan. Perlakuan pemberian stater pada media adalah 10 .
Gambar 6. Inkubasi pada rotary shaking incubator
c. Pemanenan
Pemanenan campuran spora kristal bahan aktif bioinsektisida Bta dilakukan pada waktu akhir inkubasi 36 jam. Hasil pemanenan tersebut dilakukan
sentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 17,000 rpm. Hasil sentrifugasi filtrat dan padatan disaring oleh kertas saring untuk menghasilkan padatan halus.
Pada padatan halus diukur bobot biomassa kering, sedangkan pada filtrat dianalisis total gula sisa, dan efisiensi penggunaan substrat. Adapun diagram alir proses
pemanenan dan formulasi produk ini dapat dilihat pada Gambar 8.