Pengujian Stabilitas VAR HASIL DAN PEMBAHASAN

berasal dari Indonesia. Pada tahun 2009, volume ekspor karet alam Indonesia dan Thailand ke Amerika Serikat dan Jepang sama-sama mengalami penurunan karena Amerika Serikat dan Jepang masing mengalami dampak dari krisis global yang tejadi di tahun 2008. Di tahun 2008-2009 volume ekspor karet alam Thailand ke Jepang sempat lebih rendah dibanding volume ekspor karet alam Indonesia ke Jepang, namun di tahun 2010 proporsi impor karet alam Jepang kembali didominasi oleh karet alam dari Thailand. Hal ini berarti selama ini permintaan karet alam Jepang dari Thailand lebih besar daripada permintaan karet alam Jepang dari Indonesia. Tabel 19 Volume Ekspor Karet Alam Indonesia dan Thailand ke Amerika Serikat dan Jepang, 2003-2010 Tahun Ekspor karet alam Thailand Ekspor karet alam Indonesia Amerika Serikat Jepang Amerika Serikat Jepang 2003 278.693 542.837 598.260 228.899 2004 249.196 525.654 627.868 225.214 2005 237.858 540.485 669.120 260.604 2006 210.784 492.740 590.946 357.539 2007 213.080 405.599 644.270 397.776 2008 219.986 394.742 622.167 400.693 2009 156.069 256.984 394.307 272.878 2010 177.859 346.302 546.548 313.242 Sumber: BPS 2003-2010 dan http:www.rubberthai.comstatisticengeng_stat.htm diunduh tanggal 18 Juni 2011 Sama halnya dengan harga internasional, Tabel 17 juga memperlihatkan bahwa harga karet alam negara kompetitor dalam hal ini harga karet alam Thailand pada lag 1 juga berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat. Setiap kenaikan 1 persen harga ekspor karet alam negara kompetitor akan meningkatkan volume ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 8,99 persen. Kebutuhan karet alam Amerika Serikat salah satunya dipenuhi oleh Thailand, sehingga saat harga karet alam Thailand meningkat pada 1 triwulan sebelum, Amerika Serikat akan memilih menurunkan pasokan karet alam dari Thailand dengan meningkatkan impor karet alamnya dari Indonesia pada triwulan berikutnya. Sebagai konsumen tentunya Amerika Serikat akan memilih harga karet alam yang lebih stabil atau lebih murah. Kondisi ekspor karet alam ke Amerika serikat berkebalikan dengan kondisi ekspor karet alam Indonesia ke Jepang. Ekspor karet alam Indonesia ke Jepang berhubungan negatif dengan harga karet alam negara kompetitor pada lag 1 Tabel 17. Saat terjadi peningkatan harga karet alam negara kompetitor sebesar 1 persen pada 1 triwulan sebelum, ekspor karet alam Indonesia ke Jepang justru mengalami penurunan pada triwulan saat ini. Meningkatnya harga negara kompetitor membuat importir karet alam Jepang mengurangi volume impor karet alamnya, yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya permintaan karet alam Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena permintaan karet alam Jepang yang tidak terlalu tergantung pada pasokan karet alam dari Indonesia. Pasokan karet alam Jepang sebagian besar berasal dari Thailand, sehingga saat harga karet alam Thailand meningkat Jepang akan tetap mengimpor karet alam dari Thailand. Tingginya permintaan karet alam Jepang dari Thailand Tabel 19 adalah faktor yang menjelaskan bahwa karet alam Jepang tidak terlalu tergantung pada pasokan karet alam dari Indonesia. Perbedaan kondisi perdagangan karet alam Indonesia ke Amerika Serikat dengan ke Jepang terkait pula dengan jenis mutu karet alam yang diekspor. Karet alam Indonesia didominasi oleh tiga jenis mutu karet alam yaitu karet spesifikasi teknis TSR Technical Specified Rubber yaitu dengan jenis mutu berdasarkan standar karet Indonesia atau SIR, karet sit RSS Ribbed Smoked Sheet dan lateks. RSS merupakan jenis karet yang paling baik, dan TSR memiliki kualitas dibawah RSS. Kualitas karet alam ini biasanya didasarkan pada kandungan air dan kotoran di dalam produk tersebut. Semakin baik kualitas mutu karet alam berarti semakin rendah kandungan air dan kotoran dalam komoditi karet tersebut Prabowo, 2006. Ekspor karet alam Indonesia didominasi oleh jenis SIR saja, sehingga ekspor karet alam Indonesia tentunya akan sangat ditentukan oleh pasar jenis karet spesifikasi teknis tersebut. Kondisi ini merupakan keuntungan jika permintaan dari negara importir seperti Amerika Serikat lebih banyak mengimpor jenis TSR, namun pada kenyataannya permintaan ekspor karet alam