Vector Autoregression VAR Metode Analisis Data

Halaman ini sengaja dikosongkan

IV. GAMBARAN UMUM KARET ALAM INDONESIA 4.1

Sejarah Singkat Karet Alam Tahun 1943 Michele de Cuneo melakukan pelayaran ekspedisi ke Benua Amerika. Dalam perjalanan ini ditemukan sejenis pohon yang mengandung getah. Pohon-pohon itu hidup secara liar di hutan-hutan pedalaman Amerika yang lebat. Orang-orang Amerika asli mengambila getah dari tanaman tersebut dengan cara menebangnya. Getah yang diperoleh kemudian dijadikan bola yang dapat dipantul-pantulkan. Bola ini disukai penduduk asli sebagai alat permainan. Penduduk Indian Amerika juga membuat alas kaki dan tempat air dari getah tersebut. Tanaman yang dilukai batangnya ini diperkenalkan sebagai tanaman Hevea. Pengenalan pohon Hevea membuka langkah awal yang sangat pesat ke arah zaman penggunaan karet untuk berbagai keperluan. Cara pelukaan untuk memperoleh getah karet jauh lebih efisien daripada cara tebang langsung. Selain itu, dengan cara ini tanaman karet bisa diambil getahnya berkali-kali. The Royal Botanic Gardens di daerah Kew, London, adalah perintis perkembangan karet di benua Asia. Kebun raya yang terkenal di London tersebut mengirimkan seorang utusannya bernama Markham tahun 1860 menuju Amerika Selatan. Markham mendatangi pohon karet di tempat asalnya dan mengambil biji- bijinya untuk ditanam. Selain Markham, H.A. Wickham juga mendapat tugas dari Direktur Kebun Raya Kew, Sir Joseph Hooker untuk mengumpulkan biji-biji tanaman karet dari Brazil. Biji-biji karet dari Brazil inilah yang merupakan cikal bakal berkembangnya tanaman karet di daratan Asia. Setelah berbagai uji coba dilakukan dan menunjukkan kecocokan, perkebunan karet mulai dibuka di beberapa kawasan Asia. Areal tanaman karet di Asia makin lama makin meluas. Berkembangnya perkebunan karet Asia tersebut merupakan respon dari pesatnya industrialisasi di Eropa yang membutuhkan banyak bahan baku karet. Pesatnya perluasan areal tanaman karet menjadikan negara-negara di Asia, khususnya Asia Tenggara, menjadi produsen karet nomor satu di dunia. Malaysia yang memiliki pusat penelitian karet telah melakukan penelitian sehingga mampu menghasilkan klon-klon baru yang memiliki keunggulan jauh lebih tinggi dalam hal produksi. Selain itu juga ditemukan bahan kimia stimulan yang dapat merangsang pohon