5.4 Analisis Kointegrasi
Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan apakah variabel-variabel yang tidak stasioner terkointegrasi atau tidak. Konsep kointegrasi dikemukakan
oleh Engle dan Granger 1987 sebagai kombinasi linear dari dua atau lebih variabel yang tidak stasioner akan menghasilkan variabel yang stasioner.
Kombinasi linear ini dikenal dengan istilah persamaan kointegrasi dan dapat diinterpretasikan sebagai hubungan keseimbangan jangka panjang diantara
variabel. Jika trace statisticcritical value, maka persamaan tersebut terkointegrasi. Dengan demikian H
= non-kointegrasi dengan hipotesis alternatifnya H
1
= kointegrasi. Jika trace statistic critical value, maka kita tolak H
atau terima H
1
yang artinya terjadi kointegrasi. Setelah jumlah persamaan yang terkointegrasi telah diketahui maka tahapan analisis dilanjutkan dengan analisis
Vector Error Correction Model VECM.
Persamaan kointegrasi dapat memiliki intercepts dan deterministic trends
. Terdapat lima asumsi deterministic trend dalam uji kointegrasi untuk menentukan pilihan trend yang digunakan bisa dilihat dari hasil summary, serta
pilihan lag yang digunakan adalah lag optimal. Pemilihan asumsi dengan summary
disesuaikan berdasarkan kriteria informasi AIC dan SC, dan kemudian dipilih salah satu. Uji kointegrasi dilakukan melalui Johansen Cointegration Test.
Tabel 15 Analisis Kointegrasi
Hipotesis Trace Statistics
Amerika Serikat Jepang
Rank = 0
97,15795 69,06128
Rank = 1
54,31239 35,62992
Rank = 2 33,36699
17,72856 Rank = 3
13,56947 2,586001
Rank = 4 0,897211
0,240608
Cetak tebal menunjukkan Trace Statistics5 critical value dan terjadi kointegrasi
Hasil uji kointegrasi menunjukkan bahwa terdapat kointegrasi antar variabel, artinya secara multivariate terdapat persamaan linier jangka panjang
yang dikandung dalam model. Tabel 15 menunjukkan bahwa ekspor karet alam ke Amerika Serikat dengan nilai trace statistic terdapat dua rank kointegrasi dan
ekspor karet alam ke Jepang terdapat satu rank kointegrasi pada taraf 5 persen. Jumlah rank ini digunakan sebagai model koreksi kesalahan yang akan
dimasukkan ke dalam model VAR menjadi VECM.
5.5 Estimasi
Vector Error Correction Model 5.5.1
Hubungan Persamaan Jangka Pendek
Dalam estimasi VECM ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat, yang menjadi variabel dependen adalah volume ekspor karet alam Indonesia ke
Amerika Serikat KAS sedangkan variabel independennya adalah volume ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat KAS pada lag 1, harga ekspor karet
alam Indonesia ke Amerika Serikat PAS pada lag 1, nilai tukar riil rupiah terhadap dolar AS ERIAS pada lag 1, harga internasional karet alam PINTL
pada lag 1, harga karet alam negara kompetitor PTHAI pada lag 1 dan GDP riil Amerika Serikat YIAS.
Hasil estimasi VECM jangka pendek pada Tabel 16 menunjukkan hubungan persamaan jangka pendek antara ekspor karet alam
Indonesia ke Amerika Serikat dengan variabel-variabel independen. Tabel 16 Hasil Estimasi VECM Jangka Pendek Ekspor Karet Alam Indonesia ke
Amerika Serikat dan Jepang
+ , -
+ , -
. ,
0 11 0 0 11
, 0 11
0 11 -.
0 11 0 11
, - 0 11
2 - 0 11
, -
0 11 -
0 11 3
4 4
signifikan pada taraf nyata 5 persen
Variabel yang berpengaruh signifikan pada ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka pendek adalah volume ekspor itu sendiri pada lag 1
dan harga ekspor pada lag 1. Volume ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat signifikan mempengaruhi ekspor karet alam itu sendiri pada lag 1 dengan