22 Menurut Evans dalam Hall 2003, keamanan merupakan pertimbangan
penting dalam kegiatan manusia. Setiap jenis sistem transportasi melibatkan beberapa risiko bahaya. Tujuan utama dari transportasi yaitu mengefektifkan
pergerakan orang dan barang. Saat ini telah dikembangkan Sistem Transportasi Cerdas Transportasi
Intelligent Systems. Istilah Transportasi Intelligent Systems ITS mengacu pada multimoda transportasi paket inovasi canggih yang menggunakan teknologi dalam
elektronik dan informasi untuk meningkatkan kinerja kendaraan, jalan raya, dan sistem transit. Pembuat kebijakan telah lama memandang ITS sebagai teknologi
potensial untuk memperbaiki masalah kemacetan dan berkurangnya produktivitas sistem transportasi negara. Sementara ITS memungkinkan masyarakat untuk
melakukan hal-hal lama yang lebih baik menekan jumlah kendaraan dan mengurangi insiden yang dapat terjadi di jalan raya. Selain itu memungkinkan
masyarakat untuk melakukan hal-hal baru, misalnya mengetahui kapan sebuah bus datang begitu transit dengan ketidakpastian minimal, atau menggunakan
variabel harga untuk mengelola puncak permintaan Gillen dan Levinson, 2004.
2.7. Pengertian dan Penyebab Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan komposisi udara dari
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama akan mengganggu
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah
23 kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil menyebabkan udara
menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran Wardhana, 2004. Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara
adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, danatau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia. Menurut Wardhana 2004, secara umum penyebab pencemaran udara ada
dua macam, yaitu : a
karena faktor internal secara alamiah, contohnya debu yang beterbangan akibat tiupan angin, abu debu yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi
berikut gas-gas vulkanik, proses pembusukan sampah organik, dan lain-lain. b
karena faktor eksternal karena ulah manusia, contohnya hasil pembakaran bahan bakar fosil, debuserbuk dari kegiatan industri, dan pemakaian zat-zat
kimia yang disemprotkan ke udara. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran
dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitar.
24 Kecepatan penyebaran ini akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorologi
setempat. Pemakaian bahan bakar fosil untuk kegiatan ekonomi berkontribusi besar
dalam meningkatkan kadar pencemar di udara. Menurut Wardhana 2004, dampak pencemaran lingkungan sebenarnya tidak semata-mata disebabkan oleh
karena kegiatan industri dan teknologi saja, namun juga disebabkan oleh faktor lain yang menunjang kegiatan tersebut. Faktor penunjang kegiatan industri dan
teknologi adalah faktor penyedia daya listrik dan faktor transportasi. Kegiatan industri dan teknologi membutuhkan tersedianya daya listrik dan
transportasi yang sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan industri dan teknologi. Faktor penyedia daya listrik dan faktor transportasi merupakan
penyerap terbesar pemakaian bahan bakar fosil, baik berupa batu bara maupun minyak bumi. Sebagian besar pencemar udara sekitar 75 berasal dari gas
buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil Wardhana, 2004. Menurut Harssema dalam Mulia 2005, pencemaran udara diawali oleh
adanya emisi. Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun
kegiatan manusia. Emisi akibat proses alam disebut biogenic emissions, contohnya yaitu dekomposisi bahan organik oleh bakteri pengurai yang
menghasilkan gas metan CH
4
. Emisi yang disebabkan kegiatan manusia disebut anthropogenic emissions. Contoh anthropogenic emissions yaitu hasil
pembakaran bahan bakar fosil, pemakaian zat kimia yang disemprotkan ke udara, dan sebagainya.
25
2.8. Dampak Pencemaran Udara