Kondisi Sosial Kondisi Ekonomi

87

6.4.2. Kondisi Sosial

Penerapan kebijakan ERP ini akan berdampak pada pengurangan jumlah kendaraan pribadi yang dapat melintasi Jalan Jenderal Sudirman. Hal tersebut dikarenakan tarif yang diberlakukan relatif mahal sehingga tidak semua pengguna jalan mampu untuk membayar tarif yang diberlakukan pemerintah tersebut. Berdasarkan penelitian ini diperkirakan bahwa jumlah kendaraan yang tidak dapat memasuki wilayah Sudirman apabila ERP diberlakukan adalah sebesar 5.429.628 unit kendaraan atau 59 dari total populasi Tabel 9. Selain itu pemberlakuan ERP juga menghilangkan penyedia jasa ilegal jockey 3 in 1 yang biasanya beroperasi di sekitar wilayah Sudirman. Masyarakat akan mendukung kebijakan pemerintah ini dengan syarat adanya pengembangan transportasi massal dengan kualitas yang baik dan alternatif sistem angkutan umum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada umumnya masyarakat cenderung enggan untuk beralih menggunakan transportasi massal karena angkutan umum yang ada dirasa masih sangat tidak nyaman, tidak aman, dan tidak tepat waktu. Pengguna angkutan umum sering dihadapkan pada situasi yang sangat tidak nyaman karena harus mengantri dan berjubel di dalam angkutan umum. Keinginan masyarakat untuk mempercepat waktu tempuh ini tidak didukung oleh ketersediaan sarana transportasi yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

6.4.3. Kondisi Ekonomi

Wilayah Sudirman merupakan salah satu pusat bisnis dan perkantoran di Ibu Kota. Oleh sebab itu perlu didukung oleh kondisi lalu lintas yang lancar sehingga aktivitas ekonomi dapat berjalan efektif dan efisien. Kemacetan dapat 88 menurunkan efisiensi dan efektivitas perekonomian kota yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi nasional karena produktivitas pekerja yang menurun. Upaya mengurangi kemacetan di sektor transportasi sangat penting untuk dilakukan mengingat sektor transportasi merupakan salah satu komponen penting dalam perkembangan perekonomian. Berdasarkan hasil perhitungan estimasi perkiraan jumlah kendaraan yang dapat memasuki zona ERP sebesar 3.773.132 unit kendaraan. Hasil perhitungan jumlah kendaraan yang dapat memasuki zona ERP dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Total Kendaraan yang Dapat Memasuki Zona ERP No Kelas WTP Frekuensi Frekuensi Relatif Populasi 1 25.000 22 0,22 2.024.607 2 30.000 8 0,08 736.221 3 35.000 4 0,04 368.110 4 50.000 7 0,07 644.193 Jumlah Kendaraan yang Dapat Memasuki Zona ERP 3.773.132 Sumber : Data Primer setelah diolah 2011 Berdasarkan Tabel 11 responden pengguna jalan yang dapat memasuki zona ERP adalah pengguna kendaraan yang memiliki nilai WTP diatas nilai mean WTP yaitu responden dengan kelas WTP sebesar Rp 25.000, Rp 30.000, Rp 35.000, dan Rp 50.000. Perkiraan total dana yang dapat dihasilkan dari pemberlakuan ERP dihitung dengan mengalikan jumlah kendaraan yang dapat memasuki zona ERP dengan nilai ERP yang sesuai untuk diberlakukan, sehingga perkiraan total dana yang dapat dihasilkan dari penerapan kebijakan ERP adalah Rp 87.159.349.200tahun dengan asumsi ERP diberlakukan pada peak pagi, peak siang, dan peak sore. Namun, apabila ERP hanya diberlakukan pada peak pagi dan peak sore saja ERP tidak berlaku pada peak siang, maka perkiraan total dana 89 yang dapat dihasilkan dari penerapan kebijakan ERP adalah Rp 66.382.428.420tahun Lampiran 2. Dana tersebut dapat digunakan untuk pengembangan transportasi massal dan pembangunan infrastruktur untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap sarana penunjang transportasi. Namun yang perlu diperhatikan, apabila ERP diberlakukan maka akan meningkatkan biaya perjalanan bagi kendaraan yang tidak dapat memasuki zona ERP, sehingga perlu didukung dengan skema manajamen permintaan yang lain, seperti manajemen parkir atau alternatif angkutan umum yang aman dan nyaman untuk kendaraan yang tidak dapat memasuki zona ERP. Hal tersebut dapat menjadi insentif pula bagi para pengguna moda transportasi massal karena telah ikut serta dalam menekan penggunaan kendaraan pribadi di wilayah Sudirman. Kebijakan ERP juga bertujuan untuk menggantikan kebijakan three in one yang dinilai tidak efektif dalam mengendalikan laju penggunaan mobil pribadi sehingga apabila kebijakan ini diterapkan maka dapat menghilangkan penyedia jasa illegal jockey di wilayah Sudirman. Hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah apabila jockey dihilangkan maka para jockey 3 in 1 yang biasa beroperasi di Jalan Jenderal Sudirman akan mengalami kehilangan pendapatan yang merupakan tambahan pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu penting diupayakan untuk membuka lapangan pekerjaan baru di bidang lain agar pengangguran dapat dikurangi, misalnya di bidang transportasi yaitu penambahan armada busway. Hal tersebut tentu membutuhkan pula lebih banyak pegawai sehingga yang menganggur dapat terserap di bidang tersebut. 90 Berdasarkan hasil estimasi pada model regresi linear berganda, variabel pendapatan berpengaruh nyata terhadap besarnya nilai WTP yang digunakan sebagai dasar penetapan nilai ERP. Peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan, sehingga apabila pendapatan meningkat maka nilai ERP dapat dinaikkan hingga ke tingkat maksimal. Apabila pendapatan meningkat namun nilai ERP tetap maka kebijakan tersebut akan gagal untuk menekan laju penggunaan kendaraan pribadi. Selain itu, dana yang dihasilkan dapat digunakan untuk pengembangan moda transportasi massal yang lebih baik dan sesuai dengan harapan masyarakat selaku pengguna jalan.

6.5. Kebijakan Pengelolaann Sistem Pemanfaatan Keuangan dari