85 penelitian ini terkait dengan kondisi lingkungan, kondisi sosial, dan kondisi
ekonomi dari pemberlakuan ERP.
6.4.1. Kondisi Lingkungan
Electronic Road Pricing ERP merupakan salah satu kebijakan pemerintah di bidang transportasi untuk mengatasi kemacetan dan membatasi
jumlah penggunaan kendaraan pribadi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam perjalanan. Kemacetan menimbulkan berbagai masalah yang
sangat erat kaitannya dengan lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Kemacetan berdampak besar bagi lingkungan karena jumlah emisi yang dikeluarkan ke udara
lebih tinggi akibat mesin yang menyala lebih lama. Selain itu pembangunan fisik kota yang ditandai dengan berdirinya pusat-
pusat industri disertai dengan melonjaknya produksi kendaraan bermotor mengakibatkan kepadatan lalu lintas semakin meningkat pula dan menghasilkan
produksi sampingan berupa emisi gas buang kendaraan bermotor yang merupakan salah satu sumber pencemaran udara. Berbagai upaya yang dilakukan untuk
mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta tidak akan efektif tanpa kebijakan mengurangi jumlah pengguna kendaraan. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor
ini tidak diimbangi dengan peningkatan lebar jalan, sehingga kemacetan pun semakin sulit untuk diatasi dan polusi udara semakin meningkat. Pencemaran
udara ini akan menyebabkan perubahan lingkungan udara akibat masuknya zat pencemar ke dalam udara.
Masalah polusi yang diakibatkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor dapat menyebabkan penurunan kualitas udara dan daya dukung lingkungan.
Selain itu, polusi udara juga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan pada
86 manusia. Zat-zat pencemar berbahaya yang bersumber dari emisi kendaraan
bermotor antara lain nitrogen oksida NO
x
, karbon monoksida CO, timbal Pb, hidrokarbon HC, sulfur dioksida SO
2
, dan debu PM
10
. Upaya pengendalian pencemaran udara akibat gas buang kendaraan di
sektor transportasi dapat dilakukan dengan kebijakan ERP. Sektor transportasi merupakan salah satu komponen yang cukup penting dalam perkembangan
perekonomian. Perkembangan sektor transportasi mengakibatkan peningkatan penggunaan kendaraan pribadi untuk kemudahan beraktivitas. Peningkatan
penggunaan kendaraan ini dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan berupa peningkatan konsentrasi pencemaran udara. Perkembangan jumlah
kendaraan bermotor yang selalu meningkat setiap tahunnya memerlukan perencanaan kebijakan di bidang transportasi yang ramah lingkungan yaitu
mengurangi potensi masyarakat untuk terkena dampak polusi udara yang diakibatkan oleh sarana transportasi. Kendaraan bermotor merupakan alat
transportasi yang menjadi sumber bergerak dalam pencemaran udara sehingga penyebaran emisinya mempunyai suatu pola penyebaran spasial yang meluas,
sehingga sangat berdampak besar bagi lingkungan. Penerapan kebijakan ERP dapat menyebabkan pengurangan jumlah
kendaraan yang dapat memasuki zona ERP, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengurangan jumlah kendaraan bermotor dapat mengurangi konsentrasi
emisi di sekitar wilayah Sudirman. Pemberlakuan ERP dapat meningkatkan kualitas lingkungan, karena dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
sehingga polusi udara dapat dikurangi. Pentingnya menjaga kualitas udara tetap bersih agar lingkungan menjadi sehat, indah dan nyaman.
87
6.4.2. Kondisi Sosial