34 4
Kesalahan Pasar Hipotetik Hypotetical Market Error Kesalahan pasar hipotetik terjadi jika fakta yang ditanyakan kepada
responden di dalam pasar hipotetik membuat tanggapan responden berbeda dengan konsep yang diinginkan peneliti sehingga nilai WTP yang dihasilkan
menjadi berbeda dengan nilai yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan studi CVM tidak berhadapan dengan perdagangan aktual, melainkan suatu
perdagangan atau pasar yang murni hipotetik yang didapatkan dari pertemuan antara kondisi psikologi dan sosiologi prilaku. Terjadinya bias
pasar hipotetik bergantung pada : a Bagaimana pertanyaan disampaikan ketika melaksanakan survei.
b Seberapa realitistik responden merasakan pasar hipotetik akan terjadi. c Bagaimana format WTP yang digunakan.
Solusi untuk menghilangkan bias ini salah satunya yaitu desain dari alat survei sedemikian rupa sehingga maksimisasi realitas dari situasi yang akan
diuji dan melakukan pengulangan kembali untuk kekonsistenan dari responden.
3.1.1.3 Tahap-tahap Contingent Valuation Method CVM
Menurut Hanley dan Spash 1993, beberapa tahap dalam penerapan analisis CVM, yaitu :
1 Membuat Pasar Hipotetik
Tahap awal dalam menjalankan CVM adalah membuat pasar hipotetik. Pasar hipotetik tersebut dibangun untuk memberikan suatu alasan mengapa
masyarakat seharusnya membayar terhadap suatu barangjasa lingkungan dimana tidak terdapat nilai dalam mata uang berapa harga barangjasa
35 lingkungan tersebut. Dalam pasar hipotetik harus menggambarkan
bagaimana mekanisme pembayaran yang dilakukan. Skenario kegiatan harus diuraikan secara jelas dalam kuisioner sehingga responden dapat
memahami barang lingkungan yang dipertanyakan serta keterlibatan masyarakat dalam rencana kegiatan. Selain itu, di dalam kuisioner juga
perlu dijelaskan perubahan yang akan terjadi jika terdapat keinginan masyrakat membayar.
2 Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP
Penawaran besarnya nilai WTP dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Setelah itu dilakukan kegiatan pengambilan sampel. Hal ini dapat dilakukan
melalui wawancara dengan tatap muka, dengan perantara telepon, atau surat. Terdapat empat metode yang dapat digunakan untuk memperoleh
penawaran besarnya nilai WTP responden Hanley dan Spash, 1993, yaitu: a Bidding Game adalah metode tawar-menawar dimana responden
ditawarkan sebuah nilai tawaran yang dimulai dari nilai terkecil hingga nilai terbesar sehingga mencapai nilai WTP maksimum yang sanggup
dibayarkan responden. b Open-ended Question adalah metode yang memberikan pertanyaan
terbuka kepada responden tentang WTP maksimum yang mampu mereka bayarkan dengan tidak ada nilai tawaran sebelumnya sehingga
tidak menimbulkan bias titik awal starting point bias. Kelebihan metode ini yaitu responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa
mempengaruhi nilai yang akan diberikan. Kelemahan metode ini yaitu
36 nilai yang diberikan kurang akurat dan variasi yang dihasilkan terlalu
besar. c Payment Card adalah metode yang menawarkan kepada responden nilai
tawaran yang disajikan dalam bentuk kisaran nilai dalam sebuah kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk membayar dimana
responden dapat memilih nilai maksimal atau nilai minimal yang sesuai dengan preferensinya. Metode ini pada awalnya dikembangkan untuk
mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar. d Closed-ended Referendum adalah metode yang memberikan sebuah
nilai tawaran tunggal kepada responden, baik responden setuju ataupun tidak setuju dengan nilai tersebut. Metode ini menawarkan responden
jumlah uang tertentu dan menanyakan apakah respnden mau membayar atau tidak sejumlah uang untuk memperoleh peningkatan kualitas
lingkungan. 3
Memperkirakan Nilai Tengah dan Nilai Rata-Rata WTP Setelah data mengenai nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah
menghitung nilai tengah median dan nilai rata-rata mean dari WTP tersebut. Nilai tengah digunakan apabila terjadi rentang nilai penawaran
yang terlalu jauh. Jika penghitungan nilai penawaran menggunakan rata- rata, maka akan diperoleh nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya. Oleh
karena itu, lebih baik menggunakan nilai tengah karena nilai tengah tidak dipengaruhi oleh rentang penawaran yang cukup besar. Nilai tengah
penawaran selalu lebih kecil daripada nilai rata-rata penawaran.
37 4
Memperkirakan Kurva WTP
Suatu kurva WTP dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP
sebagai variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut sebagai variabel independen. Kurva WTP ini dapat digunakan
untuk memperkirakan perubahan nilai WTP karena perubahan sejumlah variabel independen yang berhubungan dengan mutu lingkungan. Hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat dapat berkorelasi linier dengan bentuk persamaan umum sebagai berikut :
WTP
i
= fY
i
, E
i
, K
i
, A
i
, Q
i
dimana i adalah responden ke-i. 5
Menjumlahkan Data
Penjumlahan data merupakan proses dimana rata-rata penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Bentuk ini sebaiknya
termasuk seluruh komponen dari nilai relevan yang ditemukan seperti nilai
keberadaan dan nilai penggunaan. 6
Mengevaluasi Penggunaan CVM Pada tahap ini dilakukan penilaian sejauh mana penerapan CVM telah
berhasil dilakukan. Penilaian tersebut dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti apakah responden benar-benar mengerti dan
memahami mengenai pasar hipotetik, berapa banyak kepemilikan responden terhadap barangjasa lingkungan yang terdapat dalam pasar hipotetik,
seberapa baik pasar hipotetik yang dibuat dapat mencakup semua aspek barangjasa lingkungan, asumsi apa yang diperlukan untuk menghasilkan
38 nilai tengah dan menggambarkan nilai tawaran agregat, dan pertanyaan
sejenis lainnya.
3.1.1.4 Organisasi dalam Pengoperasian Contingent Valuation Method