Degradasi dan Depresiasi Sumberdaya Perikanan

koefisien penangkapan. x F x x F = ∂ ∂ adalah produktivitas marjinal dari biomass yang merupakan turunan pertama dari Fx terhadap x. Tingkat biomass x yang optimal dapat dihasilkan melalui persamaan di atas. Hasil solusi Clark C 1985 menunjukan bahwa tingkat biomass optimal x dengan menggunakan fungsi pertumbuhan Logistik secara matematis dapat dinotasikan sebagai berikut:               +               − + +       − + = − − − r x K r K x r K x x δ δ δ 8 1 1 4 1 2 ...........................2-16a Tingkat x ini dapat digunakan untuk menghitung tingkat pemanfaatan optimal h dan tingkat upaya optimal E, yaitu sebagai berikut :       − = K x rx h 1 ..................................................................................2-16b qx h E = ...............................................................................................2-16c Setelah tingkat biomass, produksi dan upaya optimal diperoleh, maka nilai manfaat atau rente sumberdaya perikanan yang optimal π dapat diperoleh melalui persamaan berikut : cE h h p − = π ...............................................................................2-17

2.4. Degradasi dan Depresiasi Sumberdaya Perikanan

Pengelolaan sumberdaya perikanan di Indonesia saat dihadapkan pada isu penting yang salah satunya adalah terjadinya degradasi dan depresiasi sumberdaya perikanan di beberapa wilayah penangkapan ikan. Degradasi diartikan sebagai penurunan kualitaskuantitas sumberdaya alam dapat diperbaharukan renewable resource. Dalam hal ini kemampuan alami sumberdaya dapat diperbaharukan untuk bergenerasi sesuai dengan kapasitas produksinya berkurang. Kondisi ini dapat disebabkan karena adanya pengaruh aktifitas manusia dan faktor alam sendiri. Degradasi sumberdaya alam pesisir dan laut, kebanyakan terjadi karena perbuatan manusia anthropogenic, baik akibat aktifitas produksi penangkapan ikan, maupun karena aktifitas nonproduksi, seperti pencemaran akibat limbah domestik maupun industri Fauzi A dan S Anna , 2004. Deplesi diartikan sebagai tingkatlaju pengurangan stok dari sumberdaya alam tidak dapat diperbarukan non-renewable resource. Sedangkan depresiasi diartikan sebagai pengukuran degradasi yang ditentukan dengan nilai ekonomi atau dirupiahkan. Moneterisasi dalam pengukuran depresiasi harus mengacu pada pengukuran nilai riil, bukan pada nilai nominal. Oleh karena itu untuk menghitungnya harus mengacu pada beberapa indikator perubahan harga, seperti inflasi, indeks harga konsumen IHK, dan sebagainya, yang berlaku untuk setiap komoditi sumberdaya alam pesisir dan laut Fauzi A dan S Anna 2005. Deplesi, degradasi dan depresiasi sumberdaya pesisir dan laut disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor alam dan manusia, faktor endogenous maupun eksogenous, dan kegiatan yang bersifat produktif dan nonproduktif. Deplesi dan degradasi diperparah pula oleh adanya berbagai gejala kerusakan lingkungan. Pada sumberdaya perikanan, degradasi dan depresiasi terjadi sebagai akibat dari tekanan lingkungan dan tangkap lebih overfishing. Perubahan present value of rent dari sumberdaya secara intertemporal dapat menggambarkan tingkat kerusakan lingkungan dan depresiasi sumberdaya alam. Sumberdaya alam dikatakan terdepresiasi jika present value of rent pada saat ini lebih kecil dari present value of rent pada saat yang lalu Fauzi A dan S Anna 2005. Mengetahui tingkatlaju degradasi sangat penting untuk menentukan langkah-langkah pengelolaan sumberdaya perikanan lebih jauh. Terutama dalam mengambil suatu kebijakan pengelolaan, apakah perlu dilakukan pengurangan atau penambahan effort, aktifitas ekstraksi dan bahkan menghentikan ekstraksi terhadap sumberdaya tersebut. Informasi mengenai laju degradasi sumberdaya alam dapat dijadikan titik referensi reference point maupun early warning signal untuk mengetahui apakah ekstraksi sumberdaya alam sudah melampaui kemampuan daya dukungnya Fauzi A dan S Anna 2005.

III. KERANGKA PEMIKIRAN