Estimasi Discount Rate Estimasi Produksi Lestari

Tabel 8 Harga dan Rata-rata Harga Rajungan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Tahun IHK Harga Riil Rp per kg 1995 58.1244 13.825,97 1996 60.9845 14.506,30 1997 65.0662 15.477,22 1998 69.5113 16.534,57 1999 94.6823 22.521,95 2000 91.4482 21.752,67 2001 91.6797 21.807,74 2002 100.0000 23.786,87 2003 99.4200 23.648,91 2004 104.1800 24.781,16 2005 113.1300 26.910,09 2006 133.3900 31.729,31 Rata-rata 21.440,23 Sumber: Data Primer di Olah

6.2.4 Estimasi Discount Rate

Discount rate merupakan rate untuk mengukur manfaat masa kini dibanding manfaat yang akan datang dari eksploitasi sumberdaya alam. Discount rate dalam penilaian ekonomi-ekologi sumberdaya alam akan sangat berbeda dengan discount rate yang biasa digunakan dalam analisis finansial. Pada analisis ini dipakai dua nilai discount rate yaitu nilai discount rate berbasis pasar market discount rate dan nilai discount rate berbasis pendekatan Ramsey. Tingkat pemanfaatan sumberdaya alam oleh masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya menggambarkan persepsi masyarakat terhadap sumberdaya alam itu sendiri, sehingga disebut juga dengan discount ratenya sebagai social discount rate. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, biasanya tingkat social discount rate tinggi karena menganggap nilai masa depan dari sumberdaya alam dan lingkungan lebih rendah dari saat ini. Hasil perhitungan real discount rate dengan teknik Kula ini akan diperoleh laju pertumbuhan dari PDRB Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, yaitu dengan nilai g= 0,482, Lampiran 6. Standar elastisitas pendapatan terhadap konsumsi sumberdaya alam ditentukan berdasar pendekatan Brent 1990 diacu dalam Anna S 2003 sebesar 1, ρ diasumsikan sama dengan nilai nominal saat ini current nominal discount rate sebesar 12 persen. Nilai g yang diperoleh lebih tinggi dari nilai ρ , maka nilai r langsung diambil dari nilai g tersebut yaitu 0,48. Nilai r tersebut kemudian dijustifikasi untuk menghasilkan real discount rate dalam bentuk annual continues discount rate melalui 1 ln r + = δ , yaitu sebesar 0,39 atau 39 Lampiran 6. Angka tingkat diskon ini selanjutnya digunakan sebagai discount rate pada perhitungan optimal sustainable yield.

6.2.5 Estimasi Produksi Lestari

Produksi lestari merupakan hubungan antara hasil tangkapan dengan upaya penangkapan dalam bentuk kuadratik, dimana tingkat effort maupun hasil tangkapan yang diperoleh tidak akan mengancam kelestarian sumberdaya perikanan. Produksi lestari dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu produksi lestari maksimum MSY dan produksi lestari secara ekonomi yang maksimum MEY. Pada analisis estimasi MSY, variabel yang digunakan berupa parameter biologi saja, sedangkan pada analisis MEY, variabel yang digunakan tidak saja variabel biologi tapi juga harus menggunakan beberapa parameter ekonomi. Parameter biologi yang digunakan dalam menghitung MSY diantaranya parameter r, q, K , sedangkan parameter yang digunakan untuk menghitung MEY diantaranya ditambahkan parameter ekonomi seperti ccost per unit effort, harga riil real price, dan annual continues discount rate δ . Produksi lestari maksimum MSY dalam hal ini dihitung dengan menggunakan fungsi pertumbuhan Logistik. Sebelum mengestimasi MSY terlebih dulu dilakukan diestimasi parameter biologi. Selanjutnya digunakan untuk mengestimasi tingkat upaya effort, E pada kondisi MSY dengan menggunakan model estimasi Clark 1985, dimana tingkat upaya optimal pada kondisi MSY berbanding lurus dengan setengah dari intrinsic growth rate r dan berbanding terbalik koefisien daya tangkap dari alat yang digunakan. Tingkat upaya E ini kemudian digunakan untuk mengestimasi tingkat biomass x optimal pada level MSY. Tabel 9 menunjukkan produksi lestari h MSY upaya pemanfaatan sumberdaya rajungan pada wilayah perairan Pangkajene dan Kepulauan ndiasumsikan mengikuti fungsi logistik. Gambar 9 memperlihatkan perbandigan antara produksi aktual dibandingkan dengan produksi lestari dari masing-masing alat tangkap yang digunakan terdiri atas jaring insang tetap, jaring klitik dan dogol. Tabel 9 Perbandingan antara Produksi Aktual dan Produksi Lestari di Perairan Pangkajene dan Kepulauan Periode Tahun 1995-2006. Tahun Produksi Aktual kg Produksi Lestari kg 1995 319.600,00 394.464,15 1996 311.000,00 135.444,35 1997 772.400,00 412.272,47 1998 947.000,00 400.746,29 1999 504.600,00 404.710,24 2000 669.100,00 386.727,42 2001 811.600,00 373.613,10 2002 764.000,00 402.773,81 2003 206.700,00 381.777,41 2004 644.800,00 -2.868.980,99 2005 531.654,23 -2.572.302,28 2006 531.665,83 -3.255.621,12 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa pada tahun 1996-1998 tingkat produksi aktual lebih besar dibandingkan dengan produksi lestari dan terus menurun sampai dengan tahun 1999 naik kembali, akan tetapi masih di bawah produksi lestari. Penurunan produksi lestari ini diikuti dengan meningkatnya produksi aktual. Produksi aktual selanjutnya terindikasi akan semakin menurun setiap tahunnya. -3500000 -3000000 -2500000 -2000000 -1500000 -1000000 -500000 500000 1000000 1500000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ta hun C ac th K g Prod. Aktual Prod. Lestari Gambar 9. Perkembangan Produksi Aktual dan Lestari di Perairan Pangkajene dan Kepulauan Periode Tahun 1995-2006 Hubungan antara effort dengan produksi aktual menunjukkan bahwa semakin tinggi effort maka produksi aktual juga semakin meningkat sampai pada tingkat optimal dan selanjutnya produksi akan turun kembali. Berbeda dengan kondisi produksi lestari bahwa peningkatan effort akan menyebabkan produksi lestari semakin turun dan bahkan sampai pada tingkat negatif. Tabel 10 Jumlah Effort, Produksi Akatual dan Produksi Lestari Tahun 1995 – 2006. Tahun Produksi Aktual kg Produksi Lestari kg Total Effort trip 1995 319.600,00 394.464,15 206.371 1996 311.000,00 135.444,35 307.746 1997 772.400,00 412.272,47 181.955 1998 947.000,00 400.746,29 200.037 1999 504.600,00 404.710,24 195.264 2000 669.100,00 386.727,42 212.933 2001 811.600,00 373.613,10 222.239 2002 764.000,00 402.773,81 197.695 2003 206.700,00 381.777,41 216.660 2004 644.800,00 -2.868.980,99 644.692 2005 531.654,23 -2.572.302,28 622.695 2006 531.665,83 -3.255.621,12 671.916 Rata-rata 584.510 -415721,1654 323.350 Sumber : Statistik Perikanan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, diolah 2007. Berdasarkan Tabel 10, terlihat bahwa selama periode Tahun 1995 sampai dengan 2006, rata-rata effort dari masing-masing alat tangkap adalah 323,350 trip per tahun. Untuk rata-rata produksi aktual 584,510 kg per tahun, sedangkan rata- rata produksi lestari -415721.1654 kg per tahun. Berdasarkan data pada Tabel 10 tersebut ternyata bahwa peningkatan effort hanya akan meningkatkan produksi untuk jangka pendek, dan apabila effort terus ditingkatkan melebihi tingkat optimal maka akan menyebabkan tingkat produksi akan turun kembali. Oleh karena itu untuk memperoleh tingkat produksi yang optimal, maka pengendalian produksi dapat dilakukan dengan penentapan tingkat effort pada kondisi yang optimal pula. Selain itu dapat pula dilakukan pengaturan jumlah unit alat penangkapan rajungan pada kondisi optimal. Langkah ini dapat dilakukan dengan mengalihkan usaha penangkapan ke jenis komoditas lain atau dengan pengaturan penggiliran pengoperasian alat tangkap. y = -1E-05x 2 + 4.9066x + 1E-08 R 2 = 1 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 - 500,000 1,000,000 1,500,000 - 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 Effort trip Cat ch k g Produksi Aktual Produksi Lestari Poly. Produksi Lestari Gambar 10 Hubungan antara Catch dan Effort Sumberdaya Rajungan Hasil estimasi parameter biologi dengan menggunakan model estimasi CYP untuk fungsi pertumbuhan logistik serta hasil estimasi paramater ekonomi berdasarkan data olahan dari data cross section secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 11. Fungsi pertumbuhan logistik digunakan sebagai fokus bahasan sumberdaya rajungan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Berdasarkan perhitungan dengan program Maple 9.5 diperoleh persamaan pertumbuhan logistik dari sumberdaya rajungan adalah y = 4,910543571 E1- 0,666662960334332 E. Dari perhtungan tersebut diperoleh tingkat keseimbangan lestarai, dimana hasil panen h diperoleh sebesar 414,695 kg dengan tingkat upaya E sebesar 168.899 trip per tahun. Kondisi ini disebut sebagai tangkapan maksimal yang lestari atau maximum sustainable yield MSY. Apabila tingkat upaya atau effort terus ditingkatkan melebihi kondisi MSY ini, maka akan berimplikasi terhadap menurunnya tingkat produksi atau panen sampai pada tingkat terjadi habisnya sumberdaya atau overfishing. Gambar 11 Hubungan antara Catch dan Effort Sumberdaya Rajungan

6.3 Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Rajungan di Kabupaten