Keragaan Perikanan Rajungan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Keragaan Perikanan Rajungan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Alat tangkap yang dominan digunakan nelayan untuk mengeksploitasi rajungan adalah jaring insang tetap, jaring klitik dan dogol. Alat tangkap jaring insang tetap lebih dominan digunakan pada perairan pantai yang jaraknya dari pantai kurang dari 6 mil laut, sedangkan jaring klitik dan dogol digunakan di perairan lepas pantai yang jaraknya di atas 6 mil laut dari pantai. Hal ini, sudah menjadi kesepakatan antara nelayan jaring insang tetap dengan jaring klitik dan dogol karena penggunaan kedua alat tangkap ini dilakukan dengan cara menyeret jaring sehingga diharapkan tidak mengganggu jaring insang yang telah dipasang. Produksi rajungan dengan menggunakan ketiga jenis alat tangkap tersebut disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah Produksi Rajungan Berdasarkan Alat Tangkap Tahun 1995-2006 Tahun Jaring Insang Tetap ton Jaring Klitik ton Dogol ton Total Produksi ton 1995 201,20 117,90 0,50 319,60 1996 194,60 115,90 0,50 311,00 1997 550,00 220,90 1,50 772,40 1998 569,80 372,00 5,20 947,00 1999 278,10 225,00 1,50 504,60 2000 454,00 197,20 17,90 669,10 2001 575,00 220,20 16,40 811,60 2002 609,70 122,70 31,60 764,00 2003 162,40 9,20 5,10 206,70 2004 607,50 34,70 2,60 644,80 2005 289,78 241,75 0,12 531,65 2006 289,81 241,74 0,13 531,68 Sumber: Data diolah dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dari Tabel 4, menunjukkan bahwa produksi rajungan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ada trend peningkatan produksi. Penggunaan alat tangkap dogol pada pada tahun 1995-1999 dilarang beroperasi, karena mengganggu penggunaan alat tangkap jaring insang. Pada tahun 2000 alat ini banyak beroperasi lagi, sehingga terjadi peningkatan produksi yang sangat nyata. Kemudian oleh masyarakat setempat dibuat kesepakatan untuk pengoperasian alat ini di perairan di atas 5 mil laut. Kondisi ini menyebabkan terjadi lagi penurunan produksi dari tahun 2003 sampai dengan 2006. Gamabar 8 memperlihatkan kondisi perkembangan produksi rajungan dengan penggunaan tiga macam alat tangkap yaitu jaring insang tetap, jaring klitik dan dogol. 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tahun P ro d u ks i K g Jaring Insang Te tap Jaring Klitik Dogol Gambar 8 Perkembangan Produksi Rajungan dengan Alat Tangkap Jaring Insang Tetap, Jaring Klitik dan Dogol Tahun 1995-2006. Beragamnya ukuran mau pun jenis alat tangkap yang digunakan dalam memproduksi rajungan menjadi masalah tersendiri dalam mengestimasi perameter- parameter biologi dari sumberdaya rajungan. Umumnya sumberdaya ini ditangkap dengan jaring insang tetap, jaring klitik dan dogol. Semua jenis alat tangkap ini memliki kemampuan tangkapan yang berbeda. Dengan demikian, perlu dilakukan pendekatan yang tepat terhadap upaya tangkapan effort. Berdasarkan hasil analisis standarisasi effort penangkapan rajungan, diperoleh bahwa alat tangkap standar yang digunakan adalah jaring insang tetap. 6.2 Analisis Produksi Lestari 6.2.1 Standarisasi Alat