Dukun bayi di negara-negara berkembang.

50 50 c. Memeras tali pusat. d. Memandikan bayi baru lahir. e. Saran-saran kepada ibu paska persalinan. f. Menghangatkan ibu yang baru melahirkan. g. Penggunaan obat-obatan. h. Identifikasi wanita hamil yang berisiko buruk dalam persalinannya. Mayoritas`dukun bayi mengekspresikan untuk berkolaborasi dengan para staf pusat-pusat kesehatan untuk menerima training dan tergabung dalam asosiasi dukun bayi. Dukun bayi seharusnya menerima training tambahan dan menyediakan informasi- informasi yang akurat kepada para staf di pusat-pusat kesehatan untuk membantu dan mengerjakan tugas-tugas mereka Parco, Jacobs, 2000.

7. Dukun bayi di negara-negara berkembang.

Dukun bayi TBA, juga dikenal dengan sebutan bidan tradisional Tmstraditional midwife, adalah yang memberikan perawatan primer pada ibu hamil dan bayi baru lahir. Dukun bayi sebagian besar memberikan perawatan primer pada kehamilan di negara-negara berkembang, dan mungkin mempunyai fungsi dalam kelompok masyarakat tertentu di negara-negara berkembang. Bidan tradisional biasanya mereka belajar keterampilannya secara magang pada orang lain, walaupun mungkin beberapa dari mereka umumnya belajar sendiri. Mereka tidak bersartifikat dan berlisensi. Bidan tradisional sering memberikan informasi dan pendidikan kesehatan, dan perawatan kesehatan melebihi dari pada rumah bersalin. Di sebagian besar di dunia, 51 51 salah satu kriteria untuk menjadi seorang bidan tradisional adalah telah berpengalaman menjadi seorang ibu. Beberapa bidan tradisional adalah seorang ibu yang sudah tua; beberapa diantaranya sudah menopause. Beberapa bidan tradisional juga ahli obat tradisional herbalis, atau ahli pengobatan tradisional. Mereka mungkin atau tidak mungkin terintegrasi dalam sebuah sistem perawatan kesehatan formal. Mereka sering menjalankan sebagai jembatanperantara antara masyarakat dan sistem kesehatan formal, yang mana mendampingi ibu-ibu ke fasilitas kesehatan. Fokus pekerjaan mereka biasanya mendampingi ibu-ibu selama melahirkan bayi dan pada periode segera seteleh melahirkan. Seringkali pendampingan mereka juga termasuk membantu mengurus pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Banyak bidan tradisional berkunjung ke rumah ibu-ibu hamil untuk memberikan perawatan; ibu-ibu mungkin juga berkunjung ke mereka untuk mendapatkan perawatan dari mereka. Bidan tradisional biasanya dibantu oleh saudara-saudara dari ibu-ibu yang melahirkan. Banyak bidan tradisional tinggal di daerah pedesaan terpencil, dan sering berada di masyarakat yang terisolasi. Mereka mungkin bekerja pada jarak yang sangat jauh dari sarana kesehatan. Terdapat usaha-usaha yang cukup besar untuk meningkatkan pendidikan para bidan tradisional, dukun bayi, dalam kurun waktu 30 tahun terakhir ini, dengan hasil yang kurang sukses. Kebanyakan program latihan difokoskan pada pelatihan bidan tradisional dengan sedikit perhatian diberikan kepada lingkungan dimana mereka bekerja. Masalah lainnya harus ditujukan pada bidan tradisional untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal termasuk integrasi dari ahli pengobatan tradisional ke dalam sistem pelayanan kesehatan formal, kondisi untuk memberikan 52 52 rujukan, mengakses peralatan yang ada, transportasi yang memadai, dan masalah- masalah lain yang berhubungan. Pada negara-negara berkembang, tradisional, menempatkan para bidan tradisional barangkali untuk meningkatkan tekanan agar mengusulkan peraturan- peraturan dari praktek mereka. Banyak dari mereka mungkin menolak dengan tegas terhadap bebagai bentuk sartifikasi atau perijinan, mereka nyamanpuas dengan penempatan status mereka dan merasa senang dengan kesederhanaan, lingkungan domestik dari profesi mereka. Beberapa dari mereka mungkin secara hati-hati menolak untuk berada diluar itervensi, mempercayai bahwa peraturan-peratuan mungkin menempatkan mereka sama seperti keluarga-keluarga yang mereka layani pada sebuah posisi yang dapat dikompromikan sesuai secara fisik, emosional, mental dan spiritual yang baik untuk menjadi seorang ibu, anak dan anggota keluarga. Sebuah gambaran umumnya adalah bahwa dukun bayi adalah sebuah seni budaya masa lalu yang menjadi satu dengan komunitas para wanita. Beberapa masukan dari dukun bayi percaya mereka dipanggil untuk melakukan pekerjaan ini dan untuk melihat pencipta mereka dan siapapun yang mereka layani untuk memberikan dukungan dari pada berada di luar organisasi yang telah mereka buktikan sendiri secara historis untuk menjadi tidak ramah kepada para dukun bayi sebaik para keluarga yang mencari pelayanan mereka. Untuk alasan ini dan yang lainnya dukun bayi mungkin dinilai dan ditolak secara semena-mena atas usaha yang dilakukannya oleh berbagai organisasi utuk ditegaskan, diprofesionalisasikan, atau diregulasikan praktek-praktek mereka. Secara tradisional, penempatan dukun bayi adalah seperti untuk menyatukannya kepada subkultur yang sesuai atau kelompok-kelompok keagamaan. Dari para dukun 53 53 bayi yang melakukan prakteknya secara keagamaan, sebuah fokus praktek-praktek mereka mungkin baik untuk menjadi pendamping kelahiran yang eksklusif dari wanita- wanita seperti yang telah dipercaya. Diantara keluarga-keluarga yang pertolongan persalinannya ditolong oleh bidan profesional, ada yang memerlukan pelayanan dari dukun bayi dimana mereka mau dan sanggup untuk melayani tanpa minta kompensasi. Suatu cara yang mungkin dapat disempurnakan adalah untuk mereka yang percaya dalam berbagai pemberian lokal untuk menyediakan sebuah rangkaian kesatuan praktek-praktek yang mendukung, yang mana sebagai mata pencaharian, dll untuk kelompok dukun bayi Wikipedia, 2007. Dimana seorang wanita memilih seorang dukun bayi untuk menemaninya dalam melakukan persalinan mereka, hubungan kerja seharusnya dibangun antara perawat yang berketerampilan dan dukun bayi, dengan menggugah para dukun bayi untuk memandu para wanita ke rumah-rumah bersalin atau perawat yang berpengalaman dan memberikan dukungan secara emosional kepada wanita tersebut saat melahirkan. Dimana dukun bayi melanjutkan untuk membantu saat persalinan, mereka seharusnya selalu meng-update pentingnya identifikasi dan membuat rujukan secepatnya atas permasalahan-permasalahan kebidanan yang terjadi. Beberap bidan di pusat-pusat kesehatan menyediakan insentif yang kecil bagi para dukun bayi yang membawa ibu akan melahirkan dengan waktu dan cara yang tepat. Dukun bayi dapat menjadi pendidik kesehatan yang baik atau agen-agen perubahan agar menjadikan kebiasaan yang sehat pada kesehatan reproduksi dan masalah-masalah kesehatan anak. Para dukun bayi diawasi oleh bidan pada Sabatia Health Centre di Vihiga yang telah dikembangkan dengan lagu-lagutarian-tarian untuk menggambarkan 54 54 masalah wanita-wanita yang mengalami pengalaman selama melahirkan dan saat harus melahirkan anak di pusat kesehatan Kenya Ministry of Health, 2003. Seorang dukun bayi ada dikomunitas tertentu biasanya adalah seorang yang sudah tua yang sudah pernah melahirkan anak beberapa kali dan kemudian menjadi dukun bayi atas permintaan membantu kelahiran teman-teman atau saudara- saudaranya, yang secara perlahan-lahan melakukan pengalamannya untuk membantu persalinan oleh dirinya sendiri. Beberapa dari mereka melakukan pembelajaran dari dukun bayi yang lain dalam waktu yang lama, sebaliknya sebagian yang lain belajar secara sederhana dengan menghadiri sebuah persalinan. Dari sudut pandang lokal, terdapat suatu perbedaan yang sangat besar antara bidan profesional dan dukun bayi bidan dalam suatu komunitas adalah bahwa dukun bayi diakui oleh komunitas mereka sebagai pembantu kelahiran yang terligitimasi, sedangkan bidan profesional sering dilihat sebagai seorang wanita muda dan tidak berpengalaman yang harus membuktikan nilai mereka kepada para penduduk desa sebelum mereka dapat dipercaya. Tujuan pelatihan dukun bayi secara umum telah mendidik para dukun bayi tentang bagaimana mengidentifikasi risiko-risiko yang memerlukan transport dan meningkatkan perawatan ibu dan bayi. Didisain oleh personil biomedis, kegiatan tersebut berisi tentang seringnya ketidak sesuaian terhadap lingkungan sekitar dan kenyataan yang ada. Kegiatan ini sering mengasumsikan akses terhadap sumber materi yang buruk secara lokal, yang dipikirkan dalam sebuah bentuk yang tidak sesuai dengan tidak adanya keterampilan dan bentuk-bentuk pembelajaran bidan, dan kegagalan untuk melayani para dukun bayi pada kedudukan yang terhormat dan tempat 55 55 yang efektif dalam sebuah sistem integrasi pengobatan. Beberapa antropolog telah dipanggil untuk mengganti beberapa sistem level atas-bawah dengan sebuah model akomodasi yang saling menguntungkan. Saat bidan-bidan profesional membuat sebuah usaha yang sungguh-sungguh untuk belajar dan menghargai budaya-budaya dan tradisi lokal, saat mereka melakukan pendekatan kepada masyarakat lokal dengan tingkah laku yang dapat menghargai dan menunjukkan keinginan untuk dapat bekerjasama dengan dukun bayi di komunitas setempat, akomodasi yang saling menguntungkan akan tercapai. Hal tersebut penting tidak untuk membuatnya romantis atau demonize para bidan profesional dan dukun bayi. Keduanya bekerja dibawah sistem biomedis diskrimatoris dan biasanya keduanya berusaha untuk memberikan keterampilan dan perawatan yang sesuai dan baik, di beberapa bagian dunia, hanya pilihan untuk dapat terus berjalan bagi berjuta-juta wanita. Para antropolog bertanya pembagian bidan profesional dan dukun bayi secara bijaksana dengan sebuah jalan secara hierarki yang memberikan ruang kepada agen pemerintah dan perencana-perencana pembangunan untuk mendukung satu kelompok disamping berusaha untuk menghilangkan yang lainnya, dan menyarankan agar seorang bidan yang baik mungkin dapat menerima yang lainnya dengan pemerintahannya atau komunitasnya sebagai contohnya. Ratusan bidan-bidan profesional di negara yang sedang berkembang menghargai bidan-bidan tradisional dukun bayi di negara yang sedang berkembang seperti ideologi ”saudara perempuan” dan bekerja untuk mendukung dan mempertahankan kelanggengan bidan tradisional dukun bayi dan perkembangannya dimasa yang akan datang. Sebagai bidan kombinasi elemen dari bidan-bidan 56 56 tradisional, pengetahuan bidan profesional dalam prakteknya secara personal, mendedikasikan kehidupan profesionalisme mereka kepada sekitar, dan dapat membantu orang lain, ”dengan wanita” selama proses kehamilan, kelahiran, dan masa pasca melahirkan Floyd and Jenkins, 2005.

8. Permasalahan Kebidanan dan Peran Dukun Bayi di Negara-negara Berkembang.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosiodemografi, Sosiopsikologi dan Pelayanan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Puskesmas oleh Masyarakat Raja Maligas Kec. Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun

6 120 176

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Dukun Bayi terhadap Tindakan Pertolongan Persalinan oleh Dukun Bayi di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara

2 40 79

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

4 82 129

Persepsi Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Terhadap Pelayanan Kefarmasian Sesuai PP No. S1 Tahun 2009

1 47 57

Pengaruh Motivasi Kerja Petugas KIA Terhadap Mutu Pelayanan Kia Di Puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008

0 29 139

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

2 14 16

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 1 11

TINGKAT PARTISIPASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMP NEGERI 2 MREBET KECAMATAN MREBET KABUPATEN PURBALINGGA.

0 1 93

REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DALAM MENINGKATKAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG

0 0 8

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN DBD DI WILAYAH PUSKESMAS PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 16