42 42
daerah lain, mereka bekerjasama dengan bidan-bidan untuk menyediakan perawatan bayi baru lahir selama masa postpartum. TBA juga dapat menjadi sumber yang
berharga untuk menghindari informasi-informasi yang tidak benar dan praktek-praktek yang berbahaya seperti gangguan yang tidak diinginkan selama kehamilan dan ritual-
ritual pemotongan genital wanita.
5. Memfokuskan Kembali Peran TBA.
Program MNH percaya bahwa TBA berhadapan dengan sebuah komunitas yang vital dalam mensuport wanita selama masa kehamilan, melahirkan, dan postpartum.
Beberapa cara kerja mereka dapat digabungkan dengan tim perawatan kesehatan diantaranya sebagai berikut :
1. Berpartner dengan petugas kesehatan yang berketerampilan. 2. Berperan sebagai tenaga pendidik komunitas untuk memberikan dukungan untuk
pesan-pesan kesehatan ibu dan anak yang akurat. 3. Mengidentifikasi ibu hamil di komunitasnya yang mempunyai kemungkinan besar
membutuhkan pelayanan ibu hamil. 4. Mendistribusikan suplemen zat besi dan folat dan di daerah tertentu, vitamin A
danatau sulfadoxine-pyrimethamine untuk wanita hamil di komunitas tersebut. Hanya TBA saja yang diperlukan untuk bekerjasama dengan petugas yang terampil
agar berdampak pada tingkat kematian ibu, petugas yang berketerampilan memerlukan TBA untuk membantu membangun hubungan dengan komunitas tersebut. TBA adalah
anggota utama dari komunitas damana program MNH bekerja, membantu untuk memastikan bahwa para wanita dapat mengakses pelayanan-pelayanan yang
dibutuhkan. Seperti, mereka sebagai partner dalam program-program usaha untuk
43 43
menurunkan kematian ibu dan bayi U.S. Agency for International Development, 2001.
Peranan dukun bayi dalam pelayanan KIA adalah : 1. Perawatan Ibu Hamil.
a. Tugas : -
Mengusahakan para ibu hamil dalam wilayahnya untuk memeriksakan diri ke Bidan di desaPuskesmas, fasilitas kesehatan lainnya yang terdekat dan
mendapat pelayanan ”5T”. -
Observasi ibu hamil dan mengenal secara dini kehamilan dengan risiko tinggi untuk dirujuk.
- Meningkatkan pengetahun ibu hamil mengenai kebutuhan gizi selama
kehamilan. -
Membantu menanggulangi anemia pada ibu hamil. -
Memberikan motivasi KB. b. Kegiatan :
- Mengadakan motivasi pemeriksaan antenatal kepada ibu hamil dengan
jalan kunjungan rumah. -
Mengadakan pemeriksaan kehamilan: mengenali tanda-tanda kehamilan, anamnesa, periksa pandang, periksa raba, memberikan pelajaran cara
perawatan payudara dan mengenali kehamilan dengan risiko tinggi dan cara-cara merujuknya.
- Memberikan nasehat makanan bergizi kepada ibu-ibu hamil sesuai dengan
keadaan makanan setempat.
44 44
- Membagi tablet zat besi.
- Memberikan penjelasan tentang KB.
2. Perawatan Ibu Bersalin. a. Tugas :
- Memberikan pertolongan persalinan secara bersih ”3 bersih” dan aman.
b. Kegiatan : -
Mengenali tanda-tanda persalinan. -
Mempersiapkan alat-alat pertolongan persalinan. -
Mempersiapkan kebutuhan untuk : ibu yang akan melahirkan dan bayi yang akan lahir.
- Mempersiapkan diri untuk menolong persalinan.
- Kerjasama dengan keluarga dalam mempersiapkan persalinan.
- Memimpin persalinan normal dengan tehnik sederhana. Caranya :
mengejan, menahan perineum dan menjaga kebersihan dalam persalinan. 3. Perawatan Bayi Baru Lahir.
a. Tugas : -
Menjaga kebersihan luka potong pada tali pusat. -
Menjaga kebersihan saluran napas bayi baru lahir. -
Mengupayakan agar ASI diberikan dalam jam pertama setelah bersalin. -
Membersihkan tubuh bayi dan menjaga agar tubuhnya tetap hangat. -
Mengupayakan agar tali pusat tetap dirawat dengan baik. -
Mengenali tanda bahaya dan cara merujuk. b. Kegiatan :
45 45
- Memberikan pertolongan persalinan ”3 bersih” dan merawat tali pusat
dengan benar. -
Membersihkan mulut dan hidung bayi dari lendir. -
Memberikan motivasi kepada ibu untuk menyusui. -
Memandikan bayi dan menghangatkannya dengan pakaian yang memadai. -
Memberi penyuluhan kepada keluarga bayi tentang cara perawatan tali pusat yang benar.
4. Perawatan Ibu NifasMenyusui. a. Tugas :
- Menjaga higiene jalan lahir.
- Mengenali tanda bahaya pada masa nifas dan ke mana merujuknya.
- Mengupayakan agar payudara terawat dengan baik.
b. Kegiatan : -
Membersihkan perineum setelah persalinanlahirnya plasenta. -
Mengamati perdarahan, demam atau tanda bahaya lain. -
Mengunjungi ibu secara teratur selama masa nifas. -
Memberikan penyuluhan perawatan payudara. 5. Penyuluhan Kesehatan kepada Ibu.
a. Tugas : -
Memotivasi ibu tentang : gizi ibu hamil, bayi dan anak, pemberian ASI eksklusif, KB, imunisasi ibu dan bayi, dan higiene perorangan.
- Memperkenalkan tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan,
serta pada bayi.
46 46
b. Kegiatan : -
Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang hal-hal tersebut. -
Memberikan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai oleh ibu.
6. Pencatatan dan Pelaporan. a. Tugas :
- Membantu dalam pendataan sasaran.
- Melaporkan kelahiranpersalinan, kematian ibu dan bayi.
b. Kegiatan: -
Mendata ibu hamil dan bayi disekitar tempat tinggalnya untuk dilaporkan. -
Melaporkan setiap persalinan, kematian ibu dan bayi yang ditemukan. 7. Pelaksanaan Rujuk.
a. Tugas : -
Merujuk setiap ibubayi yang perlu dirujuk. b. Kegiatan :
- Memantau kesehatan ibu dan bayi disekitar tempat tinggalnya.
- Memotivasi ibu yang perlu dirujuk untuk mendapatkan pertolongan yang
memadai Depkes RI. 1996. Dengan menetapnya bidan di desa, maka hubungan bidan dengan anggota
masyarakat, tokoh masyarakat, kader dan dukun bayi akan semakin akrab, sehingga bidan diharapkan dapat diterima sebagai bagian dari masyarakat desa.
Untuk itu sudah selayaknya para bidan perlu melaksanakan hal-hal sebagai berikut : 10. Membangun kemitraan dengan masyarakat, tokoh masyarakat, dukun bayi dll.
47 47
11. Meningkatkan profesionalisme. 12. Memobilisasi pendanaan masyarakat.
13. Mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan. Kemitraan bidan dan dukun bayi merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan
pertolongan persalinan di Polindes Depkes RI. 2000.
6. Dukun Beranak Masih Jadi Favorit Bagi Keluarga Miskin