Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

83 83 - Bimbingan 48 3,19 1,12 17,34 0,000 - Tanpa bimbingan 30 0,10 0,40

C. Pembahasan

Gambar 4.2. Perbedaan perubahan skor keterampilan sebelum dan sesudah antara kelompok dukun bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan bimbingan tenaga kesehatan 84 84 Angka kematian ibu di Indonesia masih relatif tinggi. Hal ini disbabkan persalinan di Indonesia sebagian besar ditolong oleh tenaga yang tidak kompeten, maka tidak tahu kalau ada risiko dan sebagainya Soeparmanto, 2006. Dukun bayi di Indonesia masih mempunyai peranan penting, karena sekitar 70 - 80 pertolongan persalinan di pedesaan ditangani oleh dukun bayi, maka bimbingan dukun bayi oleh tenaga kesehatan merupakan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dukun bayi. Bimbingan Coaching menyangkut pengembangan peserta dalam pekerjaan keterampilan mereka saat ini bukan sekedar memperbarui pengetahuan mereka. Bimbingan Coaching lebih berkaitan dengan upaya membantu peserta untuk memperluas pengetahuan serta mengebangkan kemampuan dan bakat secara penuh dalam pekerjaan keterampilan mereka saat ini UGM, 2003. Hasil penelitian yang telah kami lakukan di Puskesmas Mrebet Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga pada bulan Nopember sampai Desember tahun 2008 tentang Pengaruh Bimbingan Tenaga Kesehatan terhadap Peran Dukun Bayi dalam Pelayanan KIA di Puskesmas Mrebet Kabupaten Purbalingga. 1. Tentang pengetahuan, pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dari dukun bayi sebelum mengikuti bimbingan yang tingkat pengetahuannya baik 3 dukun bayi 6,25 dan kurang 45 dukun bayi 93,75. Sedangkan pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dukun bayi setelah mengikuti bimbingan secara intensif yang tingkat pengetahuannya baik 47 dukun bayi 97,92 dan kurang 1 dukun bayi 2,08. Jadi ada perubahan yang berarti dibanding sebelum mengikuti bimbingan secara intensif dimana 85 85 ada peningkatan pengetahuan dari dukun bayi, sebelum mendapat bimbingan yang intensif dukun bayi yang pengetahuannya baik 3 6,25 dan setelah mendapat bimbingan intensif menjadi 47 dukun bayi 97,92 jadi ada kenaikan jumlah dukun bayi yang tingkat pengetahuannya baik 44 dukun bayi 91,67. Dan peningkatan tersebut secara statistik signifikan mean 1= 7.44 versus mean 2= 0.23; p= 0.000. Dengan kata lain, bimbingan tentang KIA yang dilakukan oleh dokter dan bidan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dukun bayi tentang berbagai aspek pelayanan KIA, meliputi pengetahuan tentang perawatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, gizi, imunisasi, dan sebagainya. 2. Tentang keterampilan, pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tingkat keterampilan dari dukun bayi sebelum mengikuti bimbingan yang tingkat keterampilannya baik 5 dukun bayi 10,42 dan kurang 43 dukun bayi 89,58. Sedangkan pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat keterampilan dukun bayi setelah mengikuti bimbingan secara intensif yang tingkat keterampilannya baik 38 dukun bayi 79,17 dan kurang 10 dukun bayi 20,83. Jadi ada perubahan yang berarti dibanding sebelum mengikuti bimbingan secara intensif dimana ada peningkatan keterampilan dari dukun bayi, sebelum mendapat bimbingan yang intensif dukun bayi yang keterampilannya baik 5 10,42 dan setelah mendapat bimbingan intensif menjadi 38 dukun bayi 79,17 jadi ada kenaikan jumlah dukun bayi yang tingkat keterampilannya baik 33 dukun bayi 68,75. 86 86 Dan peningkatan tersebut secara statistik signifikan mean 1= 3.19 versus mean 2= 0.10; p= 0.000. Dengan kata lain, bimbingan tentang KIA yang dilakukan oleh dokter dan bidan efektif dalam meningkatkan ketrampilan dukun bayi tentang berbagai aspek pelayanan KIA, meliputi ketrampilan tentang perawatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, gizi, imunisasi, dan sebagainya. Dengan bimbingan yang intensif oleh tenaga kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dukun bayi sehingga meningkatkan kompetensi dukun bayi dalam pelayanan KIA.

D. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosiodemografi, Sosiopsikologi dan Pelayanan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Puskesmas oleh Masyarakat Raja Maligas Kec. Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun

6 120 176

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Dukun Bayi terhadap Tindakan Pertolongan Persalinan oleh Dukun Bayi di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara

2 40 79

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

4 82 129

Persepsi Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Terhadap Pelayanan Kefarmasian Sesuai PP No. S1 Tahun 2009

1 47 57

Pengaruh Motivasi Kerja Petugas KIA Terhadap Mutu Pelayanan Kia Di Puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008

0 29 139

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

2 14 16

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 1 11

TINGKAT PARTISIPASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMP NEGERI 2 MREBET KECAMATAN MREBET KABUPATEN PURBALINGGA.

0 1 93

REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DALAM MENINGKATKAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG

0 0 8

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN DBD DI WILAYAH PUSKESMAS PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 16