61 61
Negara-negara berkembang. Usaha-usaha pengisolasian untuk memperkuat satu bagian dan tidak pada bagian yang lain mungkin sangat tidak efektif Asghar, 1999.
E. Making Pregnancy Safer MPS
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI masih merupakan salah satu program prioritas, melalui peningkatan pelayanan maternal di berbagai tingkat.
Making Pregnancy Safer MPS, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, dan kematian yang berhubungan
dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. 1. Pentingnya MPS.
Terjadi berbagai masalah dan tantangan antara lain : g. Upaya meningkatkan kesehatan ibu telah dimulai sejak tahun 1982 saat
diperkenalkannya program Maternal and Child Health . h. Komitmen diperbaharui 1988, dikenal dengan Program Safe Motherhood
SM. i.
Penurunan AKI di Indonesia hanya mencapai 25 sampai tahun 1997, dimana AKI pada tahun 1986 adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup dan
pada tahun 1997 adalah 334 per 100.000 kelahiran hidup. Keadaan ini dinilai masih jauh dari target harapan yaitu 50, sangat lambat, dan sampai saat ini
Indonesia masih mempunyai AKI tertinggi di Asean. j.
Selanjutnya, untuk situasi angka kematian bayi AKB penurunannya juga sangat lambat, AKB di Indonesia juga masih tertinggi di Asean.
k. Sebab kematian ibu, menurut data SKRT Th. 2001 : -
Perdarahan 28
62 62
- Eklamsi 24
- Infeksi 11
- Komplikasi puerperum 8
- Partus macetlama 5
- Abortus 5
- Trauma obstetrik 3
- Emboli obstetrik 3
- Lain-lain 11
l. Sebab kematian neonatal :
- BBLR 29
- Asfiksia 27
- Masalah pemberian minum 10
- Tetanus 10
- Gangguan hematologik 6
- Infeksi 5
- Lain-lain 13
m. Sebab tidak langsung adalah : -
Status gizi ibu hamil : anemia 51 -
4 Terlalu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, terlalu banyak hamil :60,6
- Tingkat pendidikan rendah
- Sosial ekonomi, sosial budaya yang merugikan kesehatan ibu dan bayi.
63 63
- Faktor geografi, 3 terlambat terlambat mengambil keputusan, terlambat
untuk dikirim ke tempat pelayanan kesehatan dan terlambata mendapat pelayanan kesehatan.
n. Meningkatnya jumlah kasus PMS, HIV dan AIDS walaupun jumlah kasus yang dilaporkan masih rendah, dengan demikian prevalensi HIV wanita hamil
maupun risiko penularan pada bayi diperkirakan akan meningkat. o. Kematian bayi baru lahir masih tinggi, hal ini mungkin erat kaitannya dengan
kurang baiknya penanganan komplikasi obstetri dan masih rendahnya status kesehatan ibu.
p. Desentralisasi dan implikasinya terhadap pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
q. Kesenjangan dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. r.
Kesenjangan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
s. Kesenjangan dalam komitmen politik dan kebijakan terhadap kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
t. Kesenjangan dalam kerja sama dan koordinasi antara pemerintah dan mitra
kerja. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, perlu dikembangkan Strategi khusus
yaitu MPS. 2. Visi dan Misi Program MPS
a. Visi MPS adalah :
64 64
Semua perempuan dapat menjalani kehamilan dan persalinan yang aman, serta melahirkan anak yang sehat.
b. Misi MPS adalah : Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui penguatan
sistem kesehatan untuk memastikan ketersediaan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang cost-effective, memberdayakan
perempuan, keluarga dan masyarakat. 3. Tujuan program MPS.
Oleh karena program MPS ini mendukung tujuan global MPS untuk menurunkan kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir.
4. Pesan Kunci Program MPS : a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
b. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. c. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. 5. Target dampak kesehatan.
a. Menurunkan AKI menjadi 125100.000 kelahiran hidup b. Menurunkan angka kematian neonatal menjadi 151000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi AKB 32 per 1000 kelahiran hidup c. Menurunkan anemia gizi Hb8 gr pada ibu hamil menjadi 20 dan anemia
pada wanita usia subur menjadi 15. d. Menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan dari 17,1 menjadi
11.
65 65
6. Strategi MPS. Ada empat strategi utama dalam MPS yaitu :
h. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang cost-effective dan berdasarkan bukti-bukti yang mendukung.
i. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program, lintas
sektor, dan mitra lainnya, untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang tersedia, serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan
kegiatan MPS. j.
Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir. k. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
66 66
Safe Motherhood
Hak Asasi Pemberdayaan Sektor Pendidikan Pembangunan Wanita Wanita Kesehatan Sosek
MPS
Fokus pada
Akses terhadap pelayanan oleh tenaga kesehatan terampil Akses terhadap pelayanan rujukan, jika terjadi komplikasi
Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran
67 67
Strategi
Kualitas dan Pemberdayaan cakupan Kemitraan lintas wanita Pemberdayaan
pelayanan sektor keluarga masyarakat
Gambar 2.1. Strategi MPS 7. Program pokok MPS adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Kualitas dan Cakupan Pelayanan. 1 Persalinan oleh tenaga kesehatan.
- Penyediaan tenaga bidan di desa. - Kesinambungan keberadaan bidan di desa.
- Penyediaan fasilitas PolindesPustu dan Puskesmas memberikan pertolongan persalinan.
- Pelayanan sesuai standar. - Kemitraan bidan – Dukun Bayi.
- Pelatihan Pre-inservice training. - PWS-KIA, QA, AMP, Supervisi, Monev.
- Persiapan persalinan. - Perawatan kesehatan bayi baru lahir, ASI Eksklusif, cegah hipotermi.
2 Penanganan Kegawatdaruratan. 3 Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
68 68
keguguran. b. Pemantapan kerja sama lintas program dan lintas sektor.
c. Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat. d. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program.
Ibu hamil membutuhkan pertolongan saat melahirkan, yang mana pertolongan persalinan tersebut akan dapat diberikan oleh seorang Dukun Bayi, Bidan, ataupun
Dokter Dokter spesialis SpOG, yang masing-masing mempunyai kapasitas kemampuan maupun keunggulan dalam memberikan kepuasan kepada sasaran yang
dilayaninya, dengan terpenuhinya harapan masing-masing sasaran yang menjadi pasarnya.
Selain pertolongan persalinan, ibu hamil juga membutuhkan pemenuhan kepuasan lainnya, antara lain :
- Rasa aman safety,
- Kemudahan ease.
- Kecepatan dilayani speed,
- Biaya yang terjangkau murah economy.
Keseluruhan diatas, merupakan satu set kebutuhan need set, disamping pertolongan persalinannya Dinkes Prop. Jateng. 2004.
F. Kerangka Teori