35 35
Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan
peranan yang dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa
kedudukan, kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan. Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan :
a ketentuan peranan, b gambaran peranan, dan c harapan peranan. Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan
oleh seseorang dalam membawa perannya. Gambaran peranan adalah suatu gambaran tentang perilaku yang secara aktual ditampilkan seseorang dalam membawakan
perannya, sedangkan harapan peranan adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam menbawakan perannya Setiabudi, 1998.
2. Pengertian Perilaku.
Apa sebenarnya Perilaku ? Perilaku merupakan seperangkat perbuatantindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan
karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan keterampilan psikomotor atau
tindakan. Dalam konteks ini maka setiap perbuatan seseorang dalam merespon sesuatu pastilah terkonseptualisasikan dari ketiga ranah ini. Perbuatan seseorang atau respon
seseorang terhadap rangsang yang datang, didasari oleh seberapa jauh pengetahuannya terhadap rangsang tersebut, bagaimana perasaan dan penerimaannya berupa sikap
terhadap obyek rangsang tersebut, dan seberapa besar keterampilannya dalam melaksanakan atau melakukan perbuatan yang diharapkan.
36 36
Perubahan perilaku yang diinginkan atau diharapkan pada proses pendidikan, dapat terjadi melalui perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan atau masing-masing
berpengaruh langsung pada perubahan perilaku, walaupun kondisi yang terakhir ini dapat terjadi dengan tidak mudah.
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Dengan demikian pada dasarnya pengetahuan akan
terus bertambah bervariatif dengan asumsi senantiasa manusia akan mendapatkan proses pengalaman atau mengalami. Proses pengetahuan tersebut menurut Brunner
melibatkan tiga aspek : a proses mendapatkan informasi baru dimana seringkali informasi baru ini merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya
atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya, b proses transpormasi, yaitu proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru, c proses
mengevaluasi, yaitu mengecek apakah cara mengolah informasi telah memadai. Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih
bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecondongan evaluatif terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki
konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadapan dengan obyek sikap. Ini berarti sikap seseorang akan keterampilan pada kesetujuan – ketidak setujuan, atau suka –
tidak suka terhadap sesuatu. Sikap adalah sebagai a favourable or unfavourable evaluative reaction toward something or someone, exhibited in one`s belief, feeling or
intended behavior. Keterampilan adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang
menggambarkan kemampuan kegiatan motorik dalam kawasan psikomotor. Seseorang
37 37
dikatakan menguasai kecakapan motoris bukan saja karena ia dapat melakukan hal-hal atau gerakan yang telah ditentukan, tetapi juga karena mereka melakukannya dalam
keseluruhan gerak yang lancar dan tepat waktu. Dalam hal ini terdapat kecenderungan terkoordinasikannya aktivitas fisik karena pengenalan dan kelenturan jasmani untuk
digerakkan sesuai ketentuan gerakan yang mestinya dilakukan. Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara
mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang
bersifat kognitif Bapenas, 2008.
D. Peranan Dukun Bayi dalam Pelayanan KIA