Halangan Implementasinya. Permasalahan Kebidanan dan Peran Dukun Bayi di Negara-negara Berkembang.

58 58 3 Perawatan ibu sebelum, selama dan setelah persalinan. 4 Identifikasi dan rujukan bagi ibu yang berisiko. 5 Menjauhi melakukan sesuatu yang berhubungan dengan praktek tradisional yang berbahaya dan hidup menyendiri atau mendukung hal-hal tersebut yang mengangkat dukungan psykososial. Saat konsep dukun bayi menjadi lebih populer hari demi hari masih terdapat beberapa masalah yang dihadapi. 1 Buruknya system organisasi untuk mengawasi dukun bayi yang telah dilatih. 2 Menyediakan training yang berkelanjutan untuk mereka. 3 Ketersediaan suplai dasar, seperti peralatan tali perawatan cord care kits. Pengawasan dukun bayi merupakan hubungan yang utama antara mereka dan system perawatan kesehatan formal. Pemotongan pengawasan personal kesehatan, system transportasi yang tidak memadai dan sumber financial yang tidak mencukupi, masalah-masalah yang disebutkan pada suvei WHO pada tahun 1972 mengingatkan kita pada rintangan utama untuk mengembangkan pengawasan yang baik. Meskipun memberikan perhatian pada dukun-dukun bayi namun bukan merupakan sesuatu yang berarti bahwa mereka kurang mementingkan memberikan rujukan ke rumah sakit, personil pusat pengobatan dan atau Gyn Obs dengan dokter dan perawat-perawat yang berkualifikasi baik. Meskipun disana tidak terdapat transportasi yang disediakan untuk para ibu yang dengan risiko kematian tinggi. Sama jika kita tidak memiliki ketersediaan obat-obatan yang cukup dan aman untuk penyakit- penyakit ringan pada saat hamil kondisinya mungkin juga tidak mengalami perubahan.

b. Halangan Implementasinya.

59 59 Akses terhadap perawatan adalah halangan yang paling utama. Kami memerlukan sebuah jaringan pengembangan yang baik dari bidan atau dukun bayi dengan rumah sakit yang sedang berkembang. Dokter dan dukun bayi harus mempunyai hubungan kerja yang sangat baik untuk bekerja bersama-sama. Oposisi dari para staf medis dokter, perawat, dan bidan merupakan rintangan yang besar untuk pengimplementasian training dukun bayi dan hubungan rujukan. Namun, jika terdapat sedikit orang yang dapat mendengarkan kebutuhan budaya dan ekonomi populasi, segala sesuatu dapat berubah. Ketersediaan ambulan gratis adalah faktor yang lain, yang mungkin yang mungkin sulit namun tidaklah tidak mungkin agar persalinan dengan risiko tinggi dapat ditangani di rumah sakit atau pusat Gyn Obs dengan peralatan yang baik tanpa membuang waktu dan juga tepat bahwa keluarga mungkin terlalu miskin untuk mengusahakan ambulan. Selain mendiskusikan masalah-masalahkomplikasi-komplikasi kebidanan kami juga tidak melupakan masalah-masalah sosial, kemasyarakatan dan menutupi penyebab rendahnya kesehatan wanita di Negara-negara tersebut. Kecuali kami menunjukkan masalah ini dengan ide-ide untuk meningkatkan kesehatan wanita di Negara-negara berkembang cukup sulit dijangkau. Sampai masyarakat mengerti pentingnya kesehatan wanita itu mungkin sebuah masalah yang sulit untuk mengalokasikan suber daya yang ada bagi bagi kesehatan wanita dalam hal ekonomi yang hampir hilang di bawah penghalang dari banyaknya hutang, korupsi atau kolusi dan hasil dari peperangan rakyat. Kecuali para pejabat kesehatan atau para pembuat kebijakan dapat menyusun perbedaan-perbedaan ini atau kelemahan-kelemahan ini dalam suatu cara yang dramatis 60 60 itu mungkin menjadi sulit untuk menarik perhatian dari seksi-seksi yang berkuasa penuh atas masyarakat terhadap masalah ini. Status kultural wanita memainkan sebuah peran yang penting dalam menghilangkannya disamping ketersediaan perawatan kesehatan. Kemudian terdapat sebuah kepercayaan sosial dan keagamaan yang mungkin lebih melengkapi situasi ini. Di beberapa Negara di Asia Tenggara para wanita tertarik untuk pergi keluar rumah jadi menghilangkan pengawasan medis pada saat hamil dan pasca persalinan. Di Afrika praktek-praktek sunat wanita dan infibulation harus dihentikan untuk mengurangi angka kematian ibu yang tinggi. Aksesibilitas yang mudah untuk metode-metode kontraseptif mungkin dengan pertolongan dukun bayi akan dapat secara mudah mengurangi angka kematian ibu yang tinggi dan permasalahan kebidanan dengan mengurangi risiko-risiko yang tergabung dalam kehamilan dan kelahiran bayi.

c. Kesimpulan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosiodemografi, Sosiopsikologi dan Pelayanan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Puskesmas oleh Masyarakat Raja Maligas Kec. Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun

6 120 176

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Dukun Bayi terhadap Tindakan Pertolongan Persalinan oleh Dukun Bayi di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara

2 40 79

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

4 82 129

Persepsi Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Terhadap Pelayanan Kefarmasian Sesuai PP No. S1 Tahun 2009

1 47 57

Pengaruh Motivasi Kerja Petugas KIA Terhadap Mutu Pelayanan Kia Di Puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008

0 29 139

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

2 14 16

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 1 11

TINGKAT PARTISIPASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMP NEGERI 2 MREBET KECAMATAN MREBET KABUPATEN PURBALINGGA.

0 1 93

REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DALAM MENINGKATKAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG

0 0 8

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN DBD DI WILAYAH PUSKESMAS PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 16