Tujuan Manfaat Bio-ekologi Reptil

3 potensi yang ada. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai kajian dalam tindakan pengelolaan kawasan dan dijadikan masukan kepada pengelola untuk melengkapi variabel yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan konservasi dan manajemen pengelolaan. Manfaat lain adalah terciptanya perlindungan secara tidak langsung terhadap satwa lain yang berada pada ruang lingkup habitat yang sama dengan reptil seperti amfibi dan mamalia kecil.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menyusun daftar jenis serta mengetahui komposisi dan penyebaran jenis reptil yang ditemukan di kawasan lindung Muara Lesan, Kalimantan Timur 2. Membandingkan tingkat keanekaragaman dan kemerataan jenis reptil dari berbagai tipe habitat yang ada di Muara Lesan, Kalimantan Timur 3. Mengetahui pola aktivitas dan sebaran ekologis reptil di Muara Lesan, Kalimantan Timur.

1.3 Manfaat

1. Menyediakan data awal mengenai keanekaragaman, penyebaran dan populasi di lokasi penelitian 2. Menjadi masukan dalam penerapan kegiatan pengelolaan kawasan agar tidak berdampak negatif terhadap keanekaragaman reptil yang ada di lokasi tersebut. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bio-ekologi Reptil

Reptil adalah binatang melata berdarah dingin dan bertulang belakang dengan seluruh bagian tubuh ditutupi sisik dan bernapas dengan paru-paru. Salah satu ciri utama dari reptil yaitu tubuhnya yang ditutupi sisik-sisik rata yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi air melalui kulitnya. Sisik tersebut tidak terpisah satu dengan lainnya dan dapat berganti dalam kurun waktu tertentu dengan sisik baru. Sisik tersusun oleh protein yang disebut keratin, pada manusia. Warna kulit beragam, dari warna yang menyerupai lingkungannya sampai warna membuat reptil mudah terlihat. Semua reptil tidak memiliki telinga eksternal. Pada sebagian besar reptil terdapat perbedaan antara jantan dan betina ukuran dan bentuk tubuh maupun warna tubuh dewasa Halliday dan Adler 2000. Reptil adalah satwa ektothermik, yaitu mereka mengatur suhu tubuhnya melalui lingkungan sekitarnya Irvin 2003. Sumber panas ekstenal tersebut digunakan untuk proses metabolisme, pada daerah yang terkena sinar matahari cukup reptil sering dijumpai sedang berjemur khususnya pada pagi hari. Reptil paling aktif pada suhu tanah antara 15ºC-25º C dan suhu udara 20ºC-30º C dan dengan sedikit atau tidak ada tutupan awan Irvin 2003. Pada daerah yang terkena sinar matahari, reptil sering dijumpai berjemur pada pagi hari untuk mencapai suhu badan yang dibutuhkan Halliday dan Adler 2000. Pada saat kondisi lingkungan panas, reptil khususnya kadal memperoleh panas dengan cara berjemur di bawah sinar matahari atau berpindah ke tempat yang panas dengan cara mengekspose sebagian besar tubuhnya sehingga memperoleh panas dengan optimal. Sedangkan pada saat kondisi lingkungan dingin, kadal hanya mengekspose sebagian kecil tubuhnya untuk menyimpan panas Cogger 1999. Pola reproduksi reptil dilakukan dengan cara ovipar dan ovovivipar. Irvin 2003 juga mengatakan bahwa spesies yang bertelur mungkin memerlukan berbagai mikrohabitat untuk memberikan tempat yang cocok untuk oviposisi. Oviposisi juga dapat menentukan jenis kelamin pada beberapa jenis reptil seperti buaya dan penyu. 5 Reptil mempunyai berbagai macam bentuk, ukuran dan strategi yang mengesankan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, seperti kura-kura dengan tubuhnya yang diselimuti cangkang, ular dengan tubuhnya yang panjang dan berkelok-kelok, gerakan lincah dari kadal dan tubuh yang besar dari buaya Cogger dan Zweifel 2003. Sebagian besar reptil merupakan karnivora namun ada beberapa dari sub ordo Sauria yang herbivora dan dari ordo Testudinata yang omnivora. Reptil berperan sangat penting dalam kelompok predator karena banyak berinteraksi sebagai penyeimbang dalam suatu habitat. Mangsanya berupa serangga, ikan, telur, mamalia bahkan reptil lain. Oleh karena itu reptil memiliki beberapa perilaku yang digunakan untuk berburu ataupun bertahan diri dari pemangsa seperti mimikri, mengeluarkan racun, caudal autotomi dan mengandalkan beberapa bagian tubuhnya yang dapat menarik mangsanya, seperti ular hijau ekor merah Trimeresusrus albolabris yang memiliki ekor seperti cacing yang dapat digunakan untuk memancing mangsa. Untuk bertahan diri seperti famili geckonidae yang bila merasa terancam dapat memutuskan ekornya caudal autotomi. Dalam kelas reptilia terdapat beberapa ordo dan sub ordo yang tersebar di seluruh dunia kecuali daerah kutub. Menurut Savage 1998, reptil memiliki taksonomi sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub-filum : Vertabrata Kelas : Reptilia Sub-kelas : Eureptilia Super ordo : Lepidosauria, Testudines, Archosauria Ordo : Testudinata, Rhynchocephalia, Crocodylia dan Squamata Obst 1998 menyebutkan bahawa reptil terdiri dari 64 famili, sekitar 964 genus dan 7427 spesies yang terdiri dari: • Ordo Testudinata yang terdiri dari 250 spesies, 90 marga,12 famili • Ordo Rhynchocephalia yang terdiri dari 2 spesies, 1 marga dan 1 famili • Ordo Crocodylia yang terdiri dari 23 spesies, 8 marga dan 3 famili • Ordo Squamata yang terdiri dari: 6 o 152 spesies, 18 marga dan 4 famili dari sub ordo Amphisbaenia o 2.700 spesies, 450 marga dan 18 famili dari sub ordo Serpentes o 4.300 spesies, 420 marga dan 26 famili dari sub ordo Sauria Dari 4 ordo yang ada, Indonesia memiliki 3 ordo diantaranya kecuali Rhynchocephalia atau tuatara. Menurut O’Shea dan Halliday 2001, tuatara merupakan reptil primitif yang terdiri dari 1 famili dan hanya terdapat di Selandia Baru. Penyebaran reptil di dunia dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari pada daerah tersebut Halliday dan Adler 2000. Selain itu, keanekaragaman reptil disuatu lokasi dipengaruhi oleh ketinggian dan tipe habitat yang tersedia. Primack et al. 1988 mengatakan bahwa komposisi komunitas dan keanekaragaman jenis reptil lebih tinggi pada dataran rendah dibandingkan dengan dataran tinggi dan kelimpahannya akan semakin berkurang dengan bertambahnya ketinggian. Reptil dapat hidup di dalam dan permukaan tanah, celah-celah batu, di bawah puing- puing, hingga tajuk pohon pada hutan hujan, padang rumput, gurun pasir, rawa, danau, sungai dan laut Duellman dan Heatwole 1988. Sementara itu kondisi penutupan tajuk yang berbeda dapat mempengaruhi kondisi iklim mikro pada masing-masing lokasi. Reptil dapat digolongkan kedalam empat kelompok berdasarkan habitat hidupnya yaitu reptil terestrial yang hidup di darat, reptil akuatik yang hidup di air, reptil fosforial yang hidup di dalam tanah dan reptil arboreal yang hidup di atas pohon.

2.2 Penelitian Mengenai Reptil yang Telah Dilakukan