Tingkat Keanekaragaman Jenis Hasil Penelitian

36 Jenis reptil yang memiliki peluang perjumpaan tertinggi adalah Cyrtodactylus malayanus sebesar 87,5, sedangkan jenis Eutrophis rudis, Eutrophis multifasciata, Gonochepalus borneensis dan Sphenomorphus haasii juga memiliki peluang perjumpaan yang cukup tinggi yaitu 75. Famili Geckonidae memiliki tingkat peluang perjumpaan paling tinggi di antara famili lain yaitu sebesar 100 atau dapat ditemukan di seluruh lokasi pengamatan, sedangkan famili Crotalidae dan Trionychidae memiliki peluang perjumpaan terendah yaitu sebesar 12,5 atau hanya dapat ditemukan di satu lokasi pengamatan. Peluang perjumpaan paling tinggi dari famili Colubridae adalah Dendrelaphis fumosus 25 karena jenis lainnya hanya ditemukan pada satu lokasi sebanyak satu individu saja.

5.1.2 Tingkat Keanekaragaman Jenis

Nilai keanekaragaman jenis dari total gabungan akuatik dan terestrial paling tinggi terdapat pada lokasi Sungai Lesan S. Lesan dengan nilai 2,47 kemudian Sungai Lejak S. Lejak dengan nilai 2,28 dan terendah pada lokasi Anak Sungai Lejak A. Lejak dengan nilai 1,89. Perbandingan tersebut berlaku juga bila dipisah menjadi tipe habitat akuatik S. Lesan 2,05 dan A. Lejak 1,33 dan terestrial S. Lesan 2,35 dan A. Lejak 1,58, akan tetapi untuk lokasi Sungai Lejak S. Lejak pada tipe habitat akuatik dan terestrial tidak jauh berbeda yaitu 1,90 dan 1,96. 0.5 1 1.5 2 2.5 Akuatik Terestrial Total Nilai H Habitat A.Lejak S.Lejak S.Lesan Gambar 17 Grafik perbandingan nilai kenanekaragaman jenis H’. 37 Gambar 17 menunjukkan bahwa habitat akuatik memiliki nilai keanekaragaman jenis lebih rendah dibandingkan terestrial, akan tetapi nilai tersebut hanya berlaku bila ketiga lokasi pengamatan dipisah, sedangkan bila ketiga lokasi digabung maka perbandingan menjadi terbalik dengan nilai keanekaragaman jenis pada habitat akuatik lebih tinggi dibandingkan habitat terestrial yaitu 2,56 pada habitat akuatik dan 2,27 pada habitat terestrial. Nilai kemerataan jenis dari total gabungan akuatik dan terestrial paling tinggi terdapat pada lokasi Sungai Lejak S. Lejak dengan nilai 0,89 kemudian Anak Sungai Lejak A. Lejak dengan nilai 0,86 dan terendah pada lokasi Sungai Lesan S. Lesan dengan nilai 0,84. Perbandingan tersebut berlaku pada tipe habitat akuatik namun berbeda dengan terestrial, habitat terestrial pada lokasi Sungai Lesan S. Lesan memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu 0,89 dibandingkan Anak Sungai Lejak A. Lejak yaitu 0,88. Gambar 18 menunjukkan bahwa habitat akuatik memiliki nilai kemerataan lebih tinggi dibandingkan habitat terestrial, nilai tersebut diperoleh bila ketiga lokasi dipisah. 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95 1 Akuatik Terestrial Total NIlai E Habitat A.Lejak S.Lejak S.Lesan Gambar 18 Grafik perbandingan nilai kemerataan jenis E. Nilai kemerataan gabungan dari ketiga lokasi memiliki perbandingan sama yaitu habitat akuatik lebih tinggi dibandingkan terestrial dengan nilai 0,89 pada habitat akuatik dan 0.82 pada habitat terestrial, hasil tersebut berbeda dengan nilai keanekaragaman jenis gabungan akuatik terestrial dengan nilai keanekaragaman 38 jenis gabungan ketiga lokasi pengamatan yang berbanding terbalik. Nilai kenanekaragaman pada tipe habitat akuatik lebih rendah dibandingkan terestrial, sedangkan nilai kemerataan pada tipe habitat akuatik lebih tinggi dibandingkan terestrial, lokasi dengan nilai keanekaragaman paling tinggi terdapat pada Sungai Lesan yang merupakan lokasi dengan nilai kemerataan paling rendah, sedangkan lokasi dengan nilai kemerataan paling tinggi terdapat pada Sungai Lejak. Jumlah jenis dari total gabungan akuatik dan terestrial paling tinggi terdapat pada lokasi Sungai Lesan S. Lesan dengan nilai 19 kemudian Sungai Lejak S. Lejak dengan nilai 13 dan terendah pada lokasi Anak Sungai Lejak A. Lejak dengan nilai 9. Perbandingan tersebut berlaku juga bila dipisah menjadi tipe habitat akuatik S. Lesan 10 dan A. Lejak 4 dan terestrial S. Lesan 14 dan A. Lejak 6. Gambar 19 menunjukkan bahwa habitat akuatik memiliki jumlah jenis lebih rendah dibandingkan terestrial, akan tetapi nilai tersebut hanya berlaku bila ketiga lokasi pengamatan dipisah, sedangkan bila ketiga lokasi digabung maka perbandingan menjadi terbalik dengan jumlah jenis pada habitat akuatik lebih tinggi dibandingkan habitat terestrial yaitu 18 pada habitat akuatik dan 16 pada habitat terestrial. Hasil tersebut juga berbanding terbalik dengan jumlah individu, reptil yang ditemukan pada tipe habitat terestrial memiliki jumlah individu yang lebih banyak yaitu akuatik 79 individu dan terrestrial 35 individu. 5 10 15 20 Akuatik Terestrial Total Jumlah Habitat A.Lejak S.Lejak S.Lesan Gambar 19 Grafik perbandingan jumlah jenis S. 39 Nilai kekayaan jenis dari total gabungan akuatik dan terestrial paling tinggi terdapat pada lokasi Sungai Lesan S. Lesan dengan nilai 4,53 kemudian Sungai Lejak S. Lejak dengan nilai 3,25 dan terendah pada lokasi Anak Sungai Lejak A. Lejak dengan nilai 2,63. Perbandingan tersebut berlaku juga bila dipisah menjadi tipe habitat akuatik S. Lesan 2,91 dan A. Lejak 1,86 dan terestrial S. Lesan 3,79 dan A. Lejak 1,80. Hasil dengan menggunakan indeks kekayaan jenis Margalef Gambar 20 menunjukkan bahwa habitat akuatik memiliki kekayaan jenis lebih tinggi dibandingkan terestrial pada lokasi Anak Sungai Lejak dan Sungai Lejak namun lebih rendah pada lokasi Sungai Lesan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai perbandingan kekayaan jenis Margalef antar lokasi tidak berbanding lurus dengan nilai indek keanekaragaman jenis Shanon yang menunjukkan bahwa lokasi akuatik lebih rendah dibandingkan terestrial. 1 2 3 4 5 Akuatik Terestrial Total Nilai Dmg Habitat A.Lejak S.Lejak S.Lesan Gambar 20 Grafik perbandingan kekayaan jenis Dmg.

5.1.3 Pola Aktivitas dan Sebaran Ekologis