26
keanekaragamannya lebih tinggi dibanding lokasi pertama. Di luar jalur ditemukan sungai berarus tenang dengan air berwarna gelap serta bersubstrat
dasar lumpur. Jalur akuatik Gambar 6 merupakan sungai yang mengalir sepanjang tahun
yang didominasi oleh tumbuhan jambu-jambuan dengan tinggi rata-rata 1 meter, namun banyak juga dijumpai pandan-pandanan dibagian tepi sungai. Lokasi yang
berupa sungai yang cukup lebar dengan lebar rata-rata 10 meter dengan lebar maksimal 20 meter. Terdapat 3 cabang sungai kecil di sepanjang jalur. Kedalaman
rata-rata sungai 43 cm dengan kedalaman maksimal 120 cm. arus sangat tenang serta berwarna sedikit keruh dan banyak ditemukan pohon tumbang pada bagian
sisi sungainya. Substrat dasar sungai didominasi oleh pasir dan serasah namun pada beberapa titik didominasi oleh bebatuan besar. Suhu air pada saat
pengamatan yaitu 24° C dengan suhu kering 24° C, suhu basah 22° C dan pH 8.
Gambar 6 Jalur akuatik sungai Lejak.
4.4.3 Sungai Lesan
Lokasi ketiga yaitu sungai Lesan yang dibagi menjadi 3 jalur pengamatan yaitu satu akuatik dan 2 terestrial untuk metode transek dengan masing-masing 2
kali ulangan. Pada lokasi ini dilakukan pengamatan dengan metode time search namun tidak didapatkan penambahan jenis. Sungai Lesan merupakan sungai
terbesar di kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan ini, jalur akuatik yang digunakan adalah anak sungai yang langsung mengalir ke Sungai Lesan.
27
Gambar 7 Jalur terestrial pertama sungai Lesan dan kubangan dipinggir jalur. Jalur terestrial pertama Gambar 7 merupakan hutan dengan tutupan kanopi
cukup rapat dengan kontur yang berbukit dan ditemukan satu kubangan serta melewati satu aliran sungai kecil. Kubangan pada lokasi ini merupakan micro
habitat yang sangat menarik karena terdapat 3 jenis amfibi yaitu Polypedates colletii, Rhacophorus appendiculatus dan Microhyla sp yang hanya ditemukan di
lokasi ini tanpa ditemukan di jalur pengamatan lainnya. Tegakan dominan berupa tum
. lokasi ini memiliki jenis tumbuhan lebih beraneka ragam dalam tingkat pancang,
terdap
Gambar 8 Jalur terestrial kedua sungai Lesan. buhan tingkat pancang dan rapat dengan ketebalan serasah lebih dari 10 cm
at banyak rotan dan paku-pakuan pada jalur dekat aliran air.
28
Jalur terestrial kedua merupakan jalur utama masuk lokasi Lesan Gambar 8, lokasi ini merupakan jalur yang paling berbeda dari lokasi lainnya karena
kondisi habitat yang sudah tidak alami karena terdapat bangunan dan jalan yang sudah permanen. Lokasi ini diambil sebagai pembanding tingkat keanekaragaman
terhadap lokasi lainnya. Lokasi dengan tutupan kanopi yang rapat namun dengan vegetasi dominan tingkat pohon, Tidak dapat tumbuhan pada jalur karena jalan
sudah permanen dengan serasah hanya mencapai 5 cm. Jalur akuatik Gambar 9 merupakan sungai kecil yang mengalir sepanjang
tahun yang didominasi oleh tumbuhan jambu-jambuan dan rotan Daemonorops sp.. Sungai berarus tenang dan banyak dijumpai genangan namun terdapat arus
yang cukup deras n serasah dengan
tutupan kalopi yang cukup rapat dan sem sedikit
lainnya karena substrat didominasi oleh serasah dan tanah namun sedikit batuan. Lebar sungai mencapai 6 meter
dengan kedalaman 50 cm yang biasa terdapat pada bagian tikungan. Terdapat tegakan bambu pada bagian awal sungai, tegakan bambu merupakan tegakan yang
hanya dijumpai di jalur pengamatan ini dan memiliki tingkat penambahan jenis khususnya reptil. Pada bagian titik akhir, sungai menjadi bercabang dengan
pada beberapa titik. Dasar sungai berpasir da ak yang lebat sehingga hanya terdapat
celah matahari masuk, yang mengakibatkan lokasi ini lebih lembab dibanding lokasi akuatik lainnya.
Gambar 9 Jalur akuatik sungai Lesan. Terdapat banyak pohon dan kayu tumbang dan melintang di tengah sungai.
Karakteristik sungai berbeda dengan lokasi
29
tutupan kanopi yang lebih rapat. Volume dan tinggi air meningkat saat sehabis hujan serta warna air yang berubah kotor dengan arus yang lebih deras. Suhu air
pada saat pengamatan yaitu 24° C dengan suhu kering 24° C, suhu basah 23° C dan pH 6.
Karakteristik sungai berdasarkan lebar dan kedalaman ditunjukkan pada Gambar 10 dan 11. Sungai yang memiliki ukuran paling lebar dan paling dalam
terletak pada lokasi kedua yaitu sungai Lejak dengan lebar maksimum 24 meter dan kedalaman maksimum 120 cm. sedangkan sungai dengan ukuran lebar
terkecil adalah lokasi ketiga yaitu sunga aksimum 7 meter,
namu i Lesan dengan lebar m
n kedalaman maksimum lokasi ketiga sama dengan lokasi pertama yaitu 50 cm.
Gambar 10 Grafik tingkat kedalaman sungai di tiga lokasi.
20
Rata ‐rata
Max Min
nilai
40 60
80 100
120
Sentimeter
A.Lejak Lejak
Lesan
30
Gam asi.
Sungai di Kawasan Lindung Sungai Lesan merupakan sungai berarus tenang dengan warna air jernis dan substrat dasar dominan batuan dan serasah dengan
karakteristik sebagian besar sama. Sungai Lejak merupakan sungai terlebar dan terdalam dibanding ketiga lokasi lainnya, sehingga sungai ini memiliki ruang
masuk matahari lebih besar dibanding sungai lain yang tertutup kanopi. Sungai ketiga atau sungai Lesan adalah anak sungai yang langsung mengalir ke sungai
Lesan, lokasi ini paling berbeda dibanding 2 sungai lainnya karena terdapat tegakan bambu dan banyak dijumpai rotan serta tumbuhan semak lainnya. Sungai
ini memiliki karakteristik vegetasi yang beragam dengan tutupan kanopi yang sangat rapat dengan hulu sungai yang berlumpur.
Tingkat kelembaban lokasi tertinggi adalah jalur Anak Sungai Lejak dengan nilai kelembaban dengan nilai 86,8, sedangkan yang terendah adalah jalur
Sungai Lejak dengan nilai 78. Lokasi jalur Sungai Lesan memiliki tingkat kelemb
5 10
15 20
25
∑ Max
Min ∑
Max Min
Badan sungai m
bibir sungai m
Meter
Nilai
A.Lejak Lejak
Lesan
bar 11 Grafik tingkat lebar badan dan bibir sungai di tiga lok
aban dengan nilai 85 atau tidak berbeda jauh dengan jalur pertama.
31
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian