Huruf Kapital Penerjemahan sebagai penafsiran studi akurasi dan gaya bahasa puisi taufik ismail "debu di atas debu"
Berikut ini contoh bait puisi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Seperti daging untuk jasmani, Begitulah bacaan untuk rohani.
“
”
Jika ditinjau teks asli dan terjemahannya dapat terlihat perbedaan pada kata kata tersebut tidak terdapat di dalam teks aslinya, mengindikasikan
penerjemah menggunakan metode adaptasi. Dalam metode adaptasi seorang penerjemah biasanya tidak terlalu memperhatikan apakah terjemahannya dapat
dipahami dengan baik oleh si penutur Bsa atau tidak. Karenanya, metode ini dianggap sebagai metode yang paling bebas dan paling dekat dengan Tsa. Taufik
Ismail menggambarkan sebuah “buku” sama halnya dengan daging menjadi
sebuah kebutuhan utama dalam diri si penyair. Taufik Ismail menggunakan gaya bahasa simile antara dua kata yang berbeda disamakan dengan tanda analogi
seperti. Bila ditinjau dari hasil terjemahan, kalimat yang digunakan terlalu bertele-tele,
bukan hanya itu gaya bahasa yang terdapat pada puisi itupun hilang, karena mengalami penambahan kata menjadikan nilai rasa yang terdapat pada teks
aslinya pun hilang. Oleh karenanya, untuk tetap mempertahankan gaya bahasa yang diciptakan
oleh seorang pengarang puisi. Seorang penerjemah dituntut lebih untuk mengetahui bukan sekedar maknanya saja, akan tetapi gaya bahasa yang dipakai
oleh pengarang sehingga penerjemah bukan hanya sekedar dapat mengalihkan bahasa puisi tersebut akan tetapi dapat mengalihkan unsur keindahan puisi yang
1
Taufik Ismail, Kumpulan Puisi Dwi Bahasa: Debu di Atas Debu Jakarta: Majalah Sastra Horison, 2013, h. 125.
2
Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemahan Bandung : Kaifa, 2009, h. 79.
dipakai oleh pengarang, Oleh karenanya hal ini menarik perhatian peneliti untuk membahas secara seksama.