Sistematika Penulisan Perumusan Masalah
eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, baka, laksana, dan sejenisnya.
8
Seperti halnya bahasa Indonesia bahasa Arab juga memiliki konsep yang persis dengan simile, yakni tasybih. Gaya bahasa ini mengindikasikan adanya
penyerupaan antara musyabbah yang menyerupai dan musyabbah bih yang diserupai.
Tasybih adalah penjelasan bahwa suatau hal atau beberapa hal yang memiliki kesamaan sifat dengan hal yang lain. Penjelasan tersebut
menggunakan huruf kaf atau sejenisnya, baik tersurat maupun tersirat. Unsur tasybih ada empat, yaitu musyabbah, musyabah bih kedua unsure ini disebut
taharafait tasybih, adat tasybih, dan wajh syibeh pada musyabbah bih diisyaratkan lebih kuat dan lebih jelas daripada musyabbah.
9
b Metafora Isti’ârah
Metafora perbandingan antara dua objek atau ide yang masing-masing berperan sebagai tenor yang dibandingkan dengan vehicle pembanding.
10
Tarigan berpendapat bahwa metafora adalah sejenis gaya bahsa perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya terlihat dua gagasan:
yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi obyek; dan yang satu lagi merupakan pembanding terhadap kenyaaan tadi; dan
kitamenggantikan yang belakang itu menjadi yang terdahulu tadi.
11
Contoh: buku itu cermin
8
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosa Kata, Bandung: Angkasa1984, h. 180-181.
9
Ali Al-Jarim dan Musthafa Amin, Terjemahan Al-Balaghatul Wadhihah.Penerjemah Mujiyo Nurkholis, Bahrun Abu Bakar, L.C. dkk. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994., h. 21.
10
Siswantoro, Metode Penelitian Sastra, Analisis Struktur Puisi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 207.
11
Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, Bandung: Angkasa1986, h. 182-183.
Sebagaimana dalam bahasa Indonesia, bahasa Arab memiliki konsep yang mirip dengan metafora, yakni
isti’ârah. Dalam bahasa Arab, isti’ârah digunakan sebagai metafora sebagian, yaitu, seperti dijelaskan oleh Sukron
Kamil, “Kata atau kalimat bukan dalam makna aslinya, karena ada hubungan
makna asli dengan yang dipakai, dan ada tanda yang menunjukan hal itu.” Jika dilihat dari kata yang dipakai,
isti’ârah terbagi dalam empat bagian. Pertama, isti’ârah tasrîkhiyyah, yakni kata yang disebutkan adalah
musyabbah bih yang diserupai. Kedua, isti’ârah takhyîliyyah, yaitu yang
disebutkan adalahmusyabbah-nya, tapi, kata sesudahnya menunjuk pada musyabbah bih. Lalu yang
ketiga, isti’ârah asliyyah, jenis ini, menurut kamil, “kata yang disebut tidak memiliki derivasinya”. Dan yang keempat, isti’ârah
taba’iyah. Kata yang disebut dalam isti’ârah ini, memiliki derivasi.
12
c Personifikasi dan Depersonifikasi
Personifikasi adalah majas yang mengibaratkan bintang, tumbuhan, dan benda-benda mati layaknya seperti manusia.
13
menurut Tarigan personifikasi berasal dari bahasa latin persona orang, pelaku, aktor, atau topeng yang
dipakai dalam drama= fic membuat karena itulah maka apabila kita mempergunaan personifikasi kita memberikan ciri-ciri atau, kualitas pribadi
orang kepada benda-benda yang tidak bernyawa ataupun kepada gagasan- gagasan. Dengan perkataan lain, penginsanan atau personifikasi ialah jenis
majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Contoh: angin yang meraung.
12
Prof. Dr. Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab: Klasik Modern Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2009, h.142.
13
Prof. Dr. E. Zaenal Arifin, Teori dan Kajian Wacana Bahasa Indonesia, Tangerang: Pustkaka Mandiri, 2012, h. 12.