5. Kompleksitas Penerjemahan Gaya Bahasa
Sebagaimana  telah  dijelaskan  sebelumnya  bahwa  di  dalam  penerjemahan puisi  tuntut  bagi  seorang  penerjemah  agar  dapat,  mengalihkan  isi  dan  juga
mengalihkan  bentuk  teks,  keduanya  harus  baik.  Dari  tuntutan  ganda  tersebut berarti  penerjemah  menghadapi  banyak  permasalahan,  yaitu  menjaga  isi  atau
pesan  puisi  karya  asli  tidak  berubah  dan  harus  mempertahankan  keindahan  puisi itu, termasuk mempertahankan pencitraan puisi asli itu.
Dalam  hal  ini  Kompleksitas  stilistik  juga  merupakan  salah  satu  faktor penyebab  sulitnya  penerjemahan  itu  dilakukan.  Teks  sastra,  seperti  puisi,  prosa,
dan  drama  diungkapkan  dengan  gaya  yang  berbeda  dari  gaya  teks  ilmiah  seperti makalah  atau  laporan  penelitian.  Karena  budaya  bahasa  sumber  dan  budaya
bahasa  sasaran  berbeda  satu  sama  lain  gaya  bahasa  yang  digunakan  oleh  kedua bahasa itu tentu saja berbeda.
23
6. Hakikat Puisi Syi’ir
Kata  puisi  itu  berasal  dari  bahasa  Yunani  poiesis  yang  berarti  penciptaan. Akan  tetapi,  arti  yang  semula  ini  lama  kelamaan  semakin  dipersempit  ruang
lingkupnya menjadi “hasil seni satra, yang kata-katanya  disusun menurut syarat- syarat  tertentu  dengan  menggunakan  irama,  sajak,  dan  kadang-kadang  kata-kata
kiasan.”
24
23
Drs. M. Rudolf  Nababan, M. Ed. Teori Menerjemah Bahasa Inggris Yogyakarta:  Pustaka Pelajar, 2008., h.59.
24
Prof. Dr. Hendri Guntur Tarigan,  Prinsip-prinsip Dasar Sastra Bandung : Angkasa, 2009, h. 3.
Puisi dikalangan masyarakat Arab dikenal dengan syi’ir, Menurut Ahmad Asy- syayib seperti yang telah dikutip oleh Sukron Kamil bahwa,
Syi’ir atau puisi arab adalah  ucapan  atau  tulisan  yang  memiliki  wazan  atau  bahr  mengikuti  prosodi
atau  ritme  gaya  lama  dan  qafiyah  rima  akhir  atau  kesesuaian  akhir  baris  serta unsur  ekspresi  rasa  dan  imajinasi  yang  harus  lebih  dominan  dibanding  prosa.
25
T radisi bersyi’ir ini dikalangan bangsa Arab, telah ada jauh sebelum agama Islam
lahir, syi ’ir tertua diperkirakan berasal dari zaman jahiliyah, zaman sebelum Islam
datang ke bangsa Arab, syi’ir pada zaman itu disebut dengan istilah syi’ir jahili. Syi’ir  pada  zaman  jahiliyah  menempati  posisi  penting  di  kalangan  masyarakat
Arab.  Untuk  itu  penyair  memperoleh  penghormatan  dari  masyarakat  lebih  dari seorang orator. Pada masa itu biasanya syi’ir dibacakan di tengah khalayak, padda
tempat- tempat  tertentu  seperti  pasar.  Pasar  syi’ir  yang  paling  terkenal  saat  itu
adalah suk ‘ukkazah. Syi’ir yang paling bagus, mendapatkan penghargaan dengan
diga ntung di atas ka’bah, dan mendapat gelar al-mu’allaqat.
26
Bagi  orang  Arab,  kata  syi’ir  mempunyai  arti  tersendiri  sesuai  dengan pengetahuan, kemampuan, dan kebiasaan mereka dalam pandangan mereka, syi’ir
berarti  pengetahuan  atau  kepandaian  ilmfathanah,  dan  penyair  itu  sendiri disebut  dengan  Al-fathin  cerdik  pandai.  Pendapat  ini  ada  kemiripan  dengan
penegertian  poet  dalam  bahasa  Yunani,  yang  berarti  membuat,  mencipta  dalam bahasa  Inggris,  padanan  kata  poetry  erat  berhubungan  dengan  kata  poet  dan
poem. Poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepda dewa-dewa. Dia adalah orang yang
25
Prof.  Dr.  Sukron  Kamil,  Teori  Kritik  Sastra  Arab:  Klasik  Modern  Jakarta  :  Rajagrafindo Persada, 2009,  h. 10.
26
Cahya Buana, MA Pengaruh Sastra Arab Terhadap Sastra Indonesia Lama Dalam Syair- syair Hamzah Fansuri Kajian Sastra Banding  Yogyakarta : Mocopatbook, 2008, h. 51.