memperjelas dan memperkuat imajinasi pikiran manusia; dan energi tersebut dapat pula mendorong imajinasi untuk menjelmakan gambaran yang nyata.
Segala yang dirasai atau dialami secara imajinatif inilah yang biasa dikenal dengan istilah imagery atau imaji.
31
c. Kata Nyata
salah satu cara untuk membangkitkan daya bayang atau imajinasi para penikmat suatu sajak adalah dengan mempergunakan kata-kata yang tepat,
kata-kata yang konkret, yang dapat menyarankan suatu pengertian menyeluruh. Semakin tepat seorang penyair menempatkan kata-kata yang
penuh asosiasi dalam karyanya makan semakin baik pula dia menjelmakan imaji, sehingga para penikmat menganggap bahwa mereka benar-benar
melihat, mendengar, merasakan, pendeknya mengalami segala sesuatu yang dialami oleh sang penyair. Apabilah upaya tersebut berhasil maka benarlah
bahwa “what one recieves from a poem is an experience” dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kata nyata adalah kata yang konkret dan khusus
bukanlah kata yang abstrak dan bersifat umum.
32
d. Majas
Cara lain yang sering dipergunakan oleh para penyair untuk membangkitkan imajinasi itu adalah dengan memanfaatkan majas atau
figurative language, yang merupakan bahasa kias atau gaya bahasa. Setiap orang tentu ingin mengeluarkan pikiran dan pendapat dengan sejelas mungkin
kepada orang lain. Kadang-kadang dengan kata-kata belumlah begitu jelas
31
Henry Guntur Tarigan Prinsip-prinsip Dasar Sastra Bandung : Angkasa, 2009., h. 30.
32
Tarigan Prinsip-prinsip Dasar Sastra Bandung : Angkasa, 2009., h. 32.
untuk menerangkan suatu. Oleh karena itu, dipergunkanlah persamaan, perbandiangan serta kata-kata kias lainnya
33
e. Ritme dan Rima
Metode ritme dan rima, irama dan sajak, besar sekali pengaruhnya untuk memperjelas maka suatu puisi. Ritme dan rima suatu puisi erat sekali
hubungannya dengan sense, feeling, tone dan intention yang terkandung di dalamnya. Jelas bahwa perubahan ritme cenderung untuk menimbulkan
perubahan keempat unsur hakikat puisi itu. Menurut Alton C. Morris bahwa “Rhythm is the result of systematically stressing or accenting words and
syllables, whereas rime repeats similliar sounds in some apparent scheme” Dalam kepustakaan Indonesia, ritme atau irama adalah turun naiknya
suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah persamaan bunyi. Berbicara mengenai ritme kita mau tak mau kita pula harus menyebut istilah
foot atau kaki sajak; dan yang terpenting diantaranya :
34
1. Jambe : u - u –
2. anapes : uu - uu –
3. troche : - u - u 4. dactylus
: - uu -uu
33
Tarigan Prinsip-prinsip Dasar Sastra Bandung : Angkasa, 2009., h. 33.
34
Henry Guntur Tarigan Prinsip-prinsip Dasar Sastra Bandung : Angkasa, 2009, h. 35.
23
BAB III Metodologi Penelitian
A. Pengertian Metodologi
Metodologi penelitian merupakan prosedur intelektual dalam totalitas komunitas ilmiah. Prosedur yang dimaksudkan terjadi sejak peneliti menaruh
minat terhadap objek tertentu, menyusun proposal, membangun konsep dan model, merumuskan hipoteisis dan permasalahan, mengadakan pengujian teori,
menganalisis data, dan akhirnya menarik kesimpulan.
1
Dengan demikian metodologi adalah cara mendapatkan fakta agar dapat memahami dan
menjelaskan. Berikut ini bagan yang digunakan dalam metodologi penelitian ini:
1
Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, S. U, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 34.
Metodologi
Paradigma Metode
Teknik
Hermeneutika Sintaksis
Kualitatif Deskriptif
Simak Klasifikasi
Komparasi Simak
Catat Stilistika