adalah memberikan gambaran tentang latar belakang, sifat-sifat dan karakter dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian dilakukan.
3.4. Metode Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari responden dan
hasil pengamatan lapangan serta pengukuran lapangan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur, data statistik, laporan yang diperoleh dari instansi
terkait dan data pendukung yang ada ditingkat negeri maupun kecamatan. Data primer bersumber dari responden baik formal maupun informal. Responden
formal seperti raja, pendeta dan dewan gereja, kepala kewang dan anggotanya. Sedangkan responden yang informal adalah tokoh masyarakat tetua adat, dan
salah satu anggota masyarakat setempat. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam, pengamatan
terlibat dan pengukuran lapangan.
3.4.1. Wawancara Mendalam
Metode ini dilakukan dengan wawancara indept interview menggunakan pedoman wawancara dan kuesioner terhadap responden yang berasal dari individu
pemilik masing-masing dusun kepala-kepala soamata rumah dan kepala rumah tangga yang berasal dari suatu mata rumah tertentu. Wawancara mendalam
dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan kunci mengenai struktur kelembagaan dan aturan - aturan tentang sasi serta peran lembaga adat
dalam mengatur hak penguasaan dan pemanfaatan sumberdaya dusun. Untuk mendapatkan sumber informasi yang tepat dilakukan tiga tahap, yakni 1
pemilihan responden awal yang terkait dengan fokus penelitian. 2 pemilihan responden lanjutan guna memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi
informasi yang mungkin ada. 3 menghentikan pemilihan responden lanjutan bilamana dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi.
3.4.2. Pengamatan Terlibat
Pengamatan terlibat digunakan untuk mengamati kegiatan pengawasanpengamanan dusun oleh lembaga kewang. Pengamatan difokuskan
pada kegiatan tutup sasi dan buka sasi serta sejauh mana implikasinya terhadap performansi atau penampakan substansi kajian dusun itu sendiri.
3.4.3. Pengukuran Lapangan
Pengukuran lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data mengenai komposisi jenis atau masyarakat tumbuh-tumbuhan pada masing-masing dusun
berdasarkan aturan lokalistik setempat. Data pengukuran ini merupakan salah satu bentuk identifikasi vegetasi yang dapat menjelaskan tentang kondisi tegakan
hutan, yaitu pohon dan permudaannya serta tegakan tumbuhan bawah Soerianegara Indrawan 2002.
Dalam mempelajari komposisi jenis tumbuhan atau vegetasi masing-masing dusun yaitu sebagai berikut:
Tabel 1 Komposisi Jenis Dusun
No Jenis
Dusun Jumlah Plot
1 Dusun dati
2 2
Dusun pusaka dati 2
3 Dusun sanimu
2 4
Dusun pembelian 2
5 Dusun perusahaan
2
Jumlah 10
Penentuan petak contoh menggunakan cara garis berpetak dengan plot pengamatan berbentuk persegi empat. Petak contoh dipilih secara sengaja
purposive sampling pada kawasan dusun dengan jumlah petak contoh sebanyak dua buah petak contoh. Jalur pengamatan pada masing-masing dusun dibuat
sebanyak lima buah jalur dengan panjang masing-masing 100 meter dan jarak antar titik pusat plot pengamatan adalah 20 meter. Jumlah plot pengamatan pada
setiap lokasi untuk masing-masing tingkat berjumlah 10 plot. Luas plot contoh untuk masing-masing petak yaitu seluas 0,08 ha. Plot
contoh dibuat bersarang nested sampling yang dibagi kedalam empat ukuran, yaitu: 20 m x 20 m, 10 m x 10 m, 5 m x 5 m, dan 2 m x 2 m. Klasifikasi tingkat
pertumbuhan dan ukuran plot pengamatan yang digunakan sebagai berikut:
1. Petak contoh berukuran 20 m x 20 m digunakan untuk tingkat pohon
vegetasi dengan diameter =20 cm. 2.
Petak contoh berukuran 10 m x 10 m digunakan untuk tingkat tiang vegetasi dengan diameter 10-20 cm.
3. Petak contoh berukuran 5 m x 5 m digunakan untuk pancang vegetasi
dengan diameter 10 cm dan tinggi 1,5 cm. 4.
Petak contoh berukuran 2 m x 2 m digunakan untuk tingkat semai seadling untuk tinggi tumbuhan 1,5 cm dan tumbuhan bawah
penutup tanah.
Desain petak contoh yang digunakan untuk mengamati masing-masing tingkatan pertumbuhan disajikan pada gambar 4.
Gambar 4 Desain plot contoh di lapangan
3.4.4. Konsep Operasional