keturunanhubungan darah descent dan patuh pada kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat yang sudah berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Atas dasar itu
pelaksanaan pemerintahan Negeri Allang diperintah oleh sebuah dewan negeri yang disebut Badan saniri negeri atau secara singkat biasanya disebut saniri.
4.3 Pola Pemukiman dan Ikatan Sosial
Masyarakat Negeri Allang membangun pemukiman secara berkelompok sesuai dengan keturunannya berdasarkan marga, sampai saat ini kondisi tersebut
nampak pada soa-soa yang dihuni oleh suatu keturunan keluarga besar marga, untuk membangun pemukiman baru masyarakat membangun disekitar lingkungan
keluarganya, dan umumnya dari keluarga laki-laki. Ikatan sosial masyarakat Negeri Allang berdasarkan hubungan patrilineal
yang diiringi dengan pola menetap patrilokal, kesatuan kekerabatan yang paling penting sesudah keluarga batih adalah Matarumah atau fam yaitu suatu kelompok
kekerabatan yang bersifat patrilineal. Matarumah atau fam merupakan kesatuan dari laki-laki dan perempuan yang belum kawin dan para istri dari laki-laki yang
telah kawin, dengan kata lain Matarumah atau fam merupakan satu klen kecil patrilineal.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Struktur Kelembagaan Masyarakat Negeri Allang
Berdasarkan tingkat kekerabatan masyarakat dari tiap-tiap mata rumahrumah tau di atas kemudian masyarakat Allang dapat digolongkan
berdasarkan persekutuan teritorial geneologis yang terdiri dari delapan soa wilayah. Secara hirarki kelembagaan sistem kekerabatan masyarakat Allang
memiliki bentuk sistem kelembagaan dengan perangkataparatur negeri yang terdiri atas RajaPati, Saniri Negeri, Kewang, Kepala Soa, Marinyo dan Kapitang.
Hirarki dari sistem pemerintahan lembaga adat untuk negeri Allang disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5 Struktur Lembaga Adat Negeri Allang
Kewang
Marinyo
Masyarakat
Soa Siwalette Soa Pelasula
Soa Sohilait Soa Tupang
Soa Kaya Soa Ralahalu
Soa Huwae Soa Nussy
Saniri Negeri
Kepala PemerintahanNegeri
Sekretaris Negeri
Raja adalah pimpinan lembaga adat yang melaksanakan tugas memimpin negeri setiap hari atau sebagai suatu lembaga eksekutif dengan dibantu oleh
lembaga-lembaga adat lainnya seperti kepala soa, marinyo, dan kewang. Raja berfungsi sebagai kepala pemerintahan negeri sekaligus sebagai kepala adat.
Saniri negeri adalah lembaga adat ditingkat negeri yang terdiri dari tokoh adat, tokoh agama, dan utusan masing-masing soa. Jumlah Saniri negeri di Allang
terdiri dari 11 sebelas orang. Lembaga saniri negeri bertugas sebagai lembaga legislatif negeri dalam mengambil keputusan-keputusan yang dilaksanakan oleh
raja dan masyarakat. Selain itu, hal-hal penting sebelum dilaksanakan raja terlebih dulu harus meminta persetujuan saniri negeri, jika ditolak maka tidak
boleh dijalankan. Lembaga adat saniri negeri berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan-keputusan tersebut.
Kepala soa adalah pimpinan dari beberapa mata rumahrumah tau, klen marga di dalam negeri yang bertugas membantu raja dalam menangani berbagai
permasalahan adat istiadat dan budaya di dalam negeri seperti perkawinan, pengangkatan anak dan lain sebagainya. Kepala soa adalah merupakan juru
bicara dari klen marga yang dipimpinnya. Kepala soa berfungsi sebagai pembantu raja dalam melaksanakan pemerintahan negeri serta berkedudukan
sebagai pembantu raja dalam menyelenggarakan permusyawaratan masyarakat di negeri. Selain itu kepala soa berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi
serta pendapat masyarakat di dalam soa-nya. Kepala-kepala soa mempunyai wilayah kekuasaan terhadap sumberdaya dusun yang disebut dengan wilayah soa.
Sekretaris Negeri berkedudukan sebagai unsur staf pembantu Raja dengan tugasnya menjalankan administrasi pemerintahan negeri untuk memberikan
pelayanan administari kepada masyarakat. Apabila raja berhalangan, Sekretaris Negeri wajib melaksanakan administrasi pemerintahan dan fungsi-fungsi raja
bersama-sama dengan kepala-kepala soa dan melaporkan kepada Raja apabila sudah dilaksanakan. Sekretaris Negeri dibantu oleh kaur-kaur dalam menjalankan
tugasnya. Kewang polisi negeri memiliki peran dalam menjaga dan mengawasi
lingkungan negeri baik di darat maupun di laut serta memelihara perbatasan negeri yang meliputi hutan dan kebun-kebun supaya terawat dengan baik. Kewang
melakukan sasi terhadap hutandusun dan seluruh hasil-hasil hutandusun sesuai dengan kesepakatan warga masyarakat untuk melindungi hasil-hasil tersebut
sebelum waktu panen. Kewang mempunyai tugas melakukan pengontrolan di hutan agar warga masyarakat tidak melakukan perusakan dan pencurian di hutan.
Apabila terdapat warga masyarakat yang melanggar ketentuan-ketentuan tersebut, maka akan diberikan sanksi langsung oleh Kewang, atau diserahkan kepada raja
dan selanjutnya di proses di dalam gereja dan di kantor negeri. Marinyo mempunyai tugas menyampaikan berita dari raja kepada staf
pemerintahan yang lain dan kepada masyarakat secara umum. Tugas menyampaikan informasi dalam bentuk pengumuman resmi kepada masyarakat,
baik secara lisan maupun tulisan yang disepakati oleh raja, serta mengantarkan surat-surat panggilan kepada warga masyarakat yang membuat tindakan kejahatan
berupa melanggar aturan di dalam negeri untuk menghadap staf pemerintah negeri. Selain itu juga bersama-sama dengan staf pemerintah negeri dalam
penyelesaian sengketa tanah. Kapitang adalah panglima perang yang bertugas mengkoordinir masyarakat
dalam menghadapi serangan-serangan dari luar yang mengganggu ketentraman dan keamanan masyarakat di dalam negeri. Selain itu pada upacara-upacara adat
di negeri, Kapitang berkewajiban untuk mendampingi raja.
5.2. Lembaga Adat Negeri Allang dalam Mengelola Sumberdaya dusun