masyarakat dan selalu berkembang serta meliputi aturan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang senantiasa ditaati dan dihormati Muslim dkk
1994. Pelanggaran terhadap tradisi atau kebiasaan walaupun tidak ada sanksi namun yang melanggar akan dicemooh. Hal ini disebabkan karena tradisi itu
merupakan pencerminan kepribadian dan penjelmaan dari jiwa mereka secara turun-temurun, dimana setiap pelanggaran yang dilakukan terhadap hukum adat
akan dikenakan sanksi sesuai aturan adat dalam negeri setempat. Pembahasan mengenai lembaga adat dalam pengelolaan dusun difokuskan
pada pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat Allang secara turun temurun dalam pengelolaan dusun dan telah menyatu dengan sistem kepercayaan dan
budaya setempat. Uraian mengenai pengetahuan masyarakat meliputi lembaga kewang, aturan sasi negeri, sasi gereja, dan dusun.
5.2.1. Kewang
Kewang adalah polisi negeri yang bertanggung jawab atas pengawasan dan inspeksi wilayah negeri, perbatasan, keadaan hutan, kebun-kebun dan lain-lain.
Sedangkan Ruhulesin 1985 menyatakan bahwa kewang adalah polisi hutan dan lautan dari setiap negeri, atau dengan kata lain kewang merupakan aparat
pengawasan pengamanan lingkungan hidup di dalam wilayah setiap negeri. Berbeda dengan defenisi di atas, Ohorella 1993 menyatakan bahwa
kewang adalah semacam korps polisi negeri yang dipilih dan diangkat dalam suatu rapat saniri besarlengkap, yang bertugas memeriksa, mengawasi, mengayomi,
mengamankan petuanan wilayah negeri yang meliputi wilayah hutan atau daratan dan lautan mencakup seluruh kekayaan alam yang terkandung didalamnya
termasuk kehidupan dan penghidupan penduduknya serta mengusahakan penataan penduduk terhadap pranata atau hukum sasi.
Kewang diartikan sebagai suatu unit lembaga adat yang berada di bawah pemerintahan negeri, bertugas sebagai korps polisi negeri dalam penegakan aturan
adat, pengawas dan pengamanan terhadap hak kepemilikan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dusun di negeri Allang.
Kelembagaan yang baik, berkembang dan dipertahankan oleh suatu komunitas sedikitnya memiliki tiga fungsi, diantaranya: 1 mampu memberikan
pedoman kepada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka harus
bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi, terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhannya; 2 mampu menjaga keutuhan
masyarakat; dan 3 memberikan pegangan kepada masyarakat untuk keperluan dalam suatu pengendalian dan pengawasan sosial social control Sallatang 1999,
Grant 2001. Salah satu fungsi dan peran lembaga kewang adalah mengatur pelaksanaan
sasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dusun untuk pencapaian tujuan sasi yaitu; 1 menjaga ketertiban dalam pengelolaan sumberdaya dusun,
sehingga mencegah terjadinya perusakan sumberdaya dusun tersebut; 2 mengatur penggunaan hak seseorang secara tepat menurut waktu yang ditentukan
untuk mengambil hasil tanamannya; dan 3 menumbuhkan tingkah laku dan pola pikir masyarakat yang berwawasan lingkungan kepada generasi penerus.
Kewang dibentuk dalam suatu organisasi korps melalui pertemuan saniri besar yang wajib dihadiri oleh Raja, Kepala Soa, Anggota Saniri Negeri, tua-tua
adat, penduduk negeri dan pendeta. Bentuk organisasinya dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Organisasi Kewang Gambar 6 menunjukan bahwa kepala kewang bisa merupakan seorang laki-
laki maupun seorang perempuan, hal ini sangat tergantung kepada keputusan rapat Saniri Besar pada pembentukan serta pengangkatan wakil-wakil masyarakat
dari saniri untuk menduduki jabatan lembaga kewang baik sebagai anggota
Kepala Kewang
Sekretaris Kewang
Badan peradilan Gerejadewan gereja
Anggota Kewang
kewang, anak kewang, anggota dewan persidangan dan sekretaris kewang. Sekretaris kewang pada lembaga kewang merupakan seseorang yang ditugaskan
dalam mengurus administrasi lembaga kewang agar didalam melaksanakan pekerjaan kewang secara tertib dan teratur, maka perlu ditunjang dengan
pekerjaan administrasi yang baik. Sekretaris kewang akan senantiasa membantu kepala kewang. Tugasnya ialah memegang buku-buku peringatanlarangan akte
sasi negeri dan sasi gereja, buku sanksi lembaga kewang, buku kas, dan serta membuat surat-surat ijin kepada mereka yang membutuhkan.
Tidak ada batasan jumlah orang yang terlibat dalam lembaga kewang namun biasanya kewang beranggotakan lebih dari sepuluh orang. Di Allang anggota
kewang berjumlah 16 orang yang dipilih dari warga yang berada dalam 8 mata rumah masing-masing mata rumah mewakilkan 2 orang warganya untuk menjadi
anggota kewang. Tugas kepala kewang adalah mengatur tugas pengawasan bagi anggota kewang, memimpin rapat kewang, mengadakan koordinasi dengan raja
dan pendeta mengenai saat tutup dan buka sasi. Peran lembaga kewang sangat besar manfaatnya dalam menciptakan rasa aman, adil dan tertib di dalam
kehidupan masyarakat di Negeri Allang.
5.2.2. Kelembagaan Penguasaan dan Pemanfaatan Dusun