Analisis Peran Lembaga Adat Sasi Analisis Dusun

Kepastian bentuk hak penguasaan yang dimaksud adalah terdapatnya kejelasan batas fisik di lapangan serta didukung dengan pengakuan dari masing- masing kelompok mata rumah dalam implementasinya. Kepastian bentuk hak penguasaan yang tergolong tinggi jika terdapat kejelasan batas fisik di lapangan serta didukung dengan pengakuan dari masing-masing kelompok mata rumah, sebaliknya jika tidak ada kejelasan batas fisik di lapangan namun didukung dengan pengakuan dari masing-masing kelompok mata rumah maka kepastian bentuk haknya tergolong sedang, dan jika tidak ada kejelasan batas fisik dan pengakuan dari masing-masing kelompok mata rumah maka kepastian bentuk haknya tergolong rendah. Peran yang dimaksud adalah tingkat partisipasi, kepercayaan, pemahaman dan kepatuhan warga masyarakat yang diukur berdasarkan kategori masyarakat yang percaya, paham dan patuh terhadap aturan sasi negeri dan sasi gereja yang ditegakkan oleh lembaga kewang dan gereja. Peran lembaga adat sasi dalam pengelolaan sumberdaya dusun juga ditentukan oleh suatu performansi dusun yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini juga mengukur tingkat performansi dusun berdasarkan nilai kerapatan jenis. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan wujud performansi masing-masing dusun yang merupakan implikasi dari ketepatan lembaga kewang dan gereja dalam mengatur penguasaan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dusun dalam implementasinya.

3.5. Analasis Data

3.5.1. Analisis Peran Lembaga Adat Sasi

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui peran aturan lembaga adat sasi dalam mengatur penguasaan dan pemanfaatan sumberdaya dusun pada masyarakat Negeri Allang. Peran aturan lembaga adat sasi ditentukan berdasarkan masyarakat yang percaya, paham dan patuh terhadap aturan sasi gereja dan sasi negeri, berupa aturan umum dan aturan khusus yang ditegakkan oleh lembaga kewang dan gereja. Kepatuhan seseorang terhadap aturan dapat diperlemah atau dikuatkan oleh kepatuhan orang lain terhadap aturan tersebut. Oleh karena itu, penting untuk meninjau kepercayaan seseorang bahwa orang lain mematuhi aturan Suharjito dan Saputro 2008. Adapun penentuan peran lembaga adat sasi didasarkan pada kriteria sebagai berikut: - Peran suatu aturan yang ditegakkan oleh lembaga kewang dan gereja dikatakan tinggi jika masyarakat tidak pernah atau jarang melakukan pelanggaran terhadap aturan sasi gereja. - Sebaiknya aturan yang ditegakkan oleh lembaga kewang dan gereja dikatakan rendah jika masyarakat pernah dan sering melakukan pelanggaran terhadap aturan sasi. Tingkat kepercayaan responden diukur dengan proporsi responden dengan kategori percaya, ragu-ragu, dan tidak percaya. Unsur aturan dideskripsikan aspek-aspek yang diaturnya dan diukur tingkat pemahaman dan pelanggaran responden terhadap aturan. Tingkat pemahaman responden terhadap aturan diukur dengan proporsi responden dengan kategori paham, cukup paham, dan tidak paham terhadap aturan. Tingkat pelanggaran responden terhadap aturan diukur dengan proporsi responden dengan kategori sering, jarang, dan tidak pernah melanggar aturan. Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur kepada responden.Responden dipilih secara acak dengan warga masyarakat di negeri Allang. Jumlah responden adalah 30 orang.

3.5.2. Analisis Dusun

Analisis dusun dilakukan untuk mengetahui implikasi pengaturan lembaga adat sasi dalam mengatur pola penguasaan sumberdaya dusun yang berbeda-beda. Implikasi pengaturan dijelaskan berdasarkan hasil identifikasi komposisi jenis tumbuhan pada masing-masing dusun. Identifikasi menggunakan analisis vegetasi menurut Soerianegara dan Indrawan 1982. Analisis yang dilakukan adalah dengan menghitung kerapatan tumbuhan individuha tingkat semai, pancang, tiang dan pohon pada masing-masing dusun untuk menduga kecukupan jumlah tumbuhan atau kerapatan tumbuhan dalam menjaga heterogenitas dan adaptabilitas vegetasi terhadap perubahan-perubahan atau penyakit. Secara jelas rumus perhitungan kerapatan diuraikan sebagai berikut: Kerapatan = Jumlah Pohon Suatu Jenis Luas Petak Contoh 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Fisik 4.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah

Dokumen yang terkait

Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Mangrove di Wilayah Pesisir, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Maluku Tengah

0 6 126

Pran Tokoh Adat dalam Perubahan Struktur Pemerintahan Desa (Studi Kasus di Desa Allang Pulau Ambon, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku)

0 5 133

Keragaan Kelembagaan adat agroforestri Dusun: studi kasus Negeri Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah dan Negeri Werinama, Kecamatan Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur

0 18 182

Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Mangrove di Wilayah Pesisir, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Maluku Tengah

0 5 116

Keragaan Kelembagaan adat agroforestri Dusun studi kasus Negeri Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah dan Negeri Werinama, Kecamatan Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur

0 8 97

Bentuk Penggunaan dan Produktifitas Lahan Sistem Dusung (Studi Kasus di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah)

0 2 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku

0 0 52

T2 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Modal Sosial dalam Kearifan Lokal Sasi: Studi Kasus terhadap Pelaksanaan Sasi Gereja di Negeri Administratif Hatuhenuecamatan Amahaiabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

0 0 6

ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

0 0 7