T ’ Marbuţah Metode Pendidikan Karakter Yang Terkandung Dalam Surat Al-a'raf Ayat 35-36
pendidikan di Indonesia”.
4
Dalam mencapai gagasan tersebut dunia pendidikan Indonesia berusaha untuk meraih tujuan pendidikan dengan
berbagai cara, diantaranya membenahi kurikulum yang ada, komponen- komponennya, peningkatan kualitas pendidik, sarana dan prasarananya
pendidikan serta yang lainnya. Salah satu dari objek pembenahannya ialah penerapan pendidikan karakter. Seperti yang terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sebenarnya pendidikan karakter menempati posisi yang penting, hal ini dapat kita lihat
dari tujuan pendidikan nasional yang menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadi manusia untuk berkembangnya potensi dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
5
Menurut Dharma Kesuma, “Dengan mengamati kondisi yang terjadi saat ini, di mana penghayatan dan pengalaman nilai-nilai agama, etika dan moral
yang cenderung merosot sehingga muncul perilaku menyimpang seperti konflik agama dan sosial, perkelahian antar pelajar, antar desa dan antar
mahasiswa, perusakan lingkungan, penyalahgunaan narkoba, minuman keras dan penyimpangan seksual serta sebagai kejahatan lainnya
”.
6
Hal ini mengindikasikan kurangnya kesadaran terhadap campur tangan Allah SWT
dalam kehidupan skala yang lebih besar misalnya tindakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat Negara, juga menjadi tanda bahwa selama ini
pendidikan kita kurang dapat menginternalisasikan nilai-nilai yang di ajarkan di sekolah, sehingga bahkan orang terpelajar pun melakukan perbuatan yang
keji. Dengan situasi dan kondisi karakter bangsa yang sedang memperhatinkan.
Hal ini telah mendorong pemerintah untuk mengambil inisiatif untuk
4
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 9
5
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 6
6
Ibid, h. 15
memprioritaskan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa menjadi arus utama pembangunan nasional.
Dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter menjadi alternatif utama untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan begitu pendidikan karakter
menjadi sebuah tema yang urgen pelaksanaannya bagi pembangunan bangsa sebab karakter menjadi tolak ukur keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan
karakter menjadi program pendidikan yang wajib dilaksanakan oleh bangsa Indonesia.
Rahmat Rosyadi menjelakan terkait tentang pembutakan karakter dalam bukunya yakni:
Untuk membentuk karakter yang baik dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan sacara terus menerus yang dimulai dalam
keluarga. Karena sifat karakter dapat dipengaruhi lingkungannya, maka penanaman nilai-nilai agama, moral dan budi pekerti sangat penting
dilakukan sejak dini. Budi pekerti anak merupakan sekumpulan sifat-sifat di mana seseorang menyontoh dan meniru lingkungannya serta sangat
mempengaruhi oleh pembinaan sejak usia dini. Sedangkan moral yang berarti tata cara, kebiasaan, dan adat istiadat dapat diartikan sebagai norma
yang menata sikap dan perilaku manusia yang sesuai dengan standar sosial.
7
Oleh sebab itu, karakter yang berdasarkan nilai-nilai agama sebagai kunci keberhasilan dan kebahagiaan hidup manusia.
8
Menurut Husaini, “Pendidikan Karakter tidak diragukan lagi memiliki peran besar dalam kehidupan manusia. Pembinaan karakter di mulai dari
individu. Hakikat karakter itu memang individual, meskipun ia dapat berlaku dalam konteks yang tidak individual. Karenanya pembinaan karakter dimulai
dari sebuah gerakan individual, yang kemudian diproyeksikan menyebar ke individu-individu lainnya
”.
9
Terlebih lagi Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran agama di sekolah, harus mengusahakan agar nilai-nilai karakter yang diajarkan mampu
mengkristal dalam diri anak didik dan menyentuh pengalaman dalam kehidupan nyata. Pendidikan karakter harus mampu mengolah pengalaman
7
H.A. Rahmat Rosyadi, Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini, Jakarta: Rajawali, 2013, Cet. I, h. 14
8
Ibid. h. 15
9
Husaini, “Pembinaan Pendidikan Karakter”, TARBIYAH Jurnal Pendidikan dan Keislaman,
Vol. XXI, 2014, h. 78