metode berfungsi mengantarkan pada suatu tujuan kepada obyek sasaran tertentu.
9
Selain itu, prinsip yang menjadi memfungsikan metode adalah prinsip pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam suasana menyenangkan,
mengembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima oleh peserta didik.
Selanjutnya beralih ke tujuan pendidikan. Socrates berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dalam pendidikan adalah untuk membuat seseorang
menjadi good and smart. Dalam sejarah Islam, Rasulullah Muhammad SAW, Sang Nabi terakhir dalam ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi
utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik good charcter. Berikutnya, ribuan tahun
setelah itu, rumusan tujuan utama pendidikan tetap pada wilayah yang serupa, yakni pembentukan kepribadian manusia yang baik. Tokoh pendidikan Barat
yang mendunia seperti Klipatrick, Lickona, Brooks dan Goble seakan menggemakan kembali gaung yang disuarakan Socrates dan Muhammad
SAW. bahwa moral, akhlak atau karakter adalah tujuan yang tak terhindarkan dari dunia pendidikan. Begitu juga dengan Marthin Luther King menyetujui
pemikiran tersebut dengan mengatakan, “intelligence plus character, that is
the true aim of education ”. Kecerdasan plus karakter, itulah tujuan yang benar
dari pendidikan.
10
Kemudian dibahas lebih lanjut oleh Heri Gunawan bahwa “tujuan pendidikan karakter pada intinya untuk membentuk bangsa yang tangguhm
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan pancasila”.
11
9
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, Cet. I, h. 145
10
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet I, h. 30
11
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 30
3. Macam-macam Metode
Menurut Ahmad Tafsir, metodenya di antaranya ialah: “1 metode hiwar
percakapan Qurani dan Nabawi, 2 metode kisah Qurani dan Nabawi, 3 metode amtsal perumpamaan Qurani dan Nabawi, 4 metode keteladanan,
5 metode pembiasaan, 6 metode ibrah dan mau’izah, 7 metode targhib dan
tarhib ”.
12
a. Merode Hiwar Qurani dan Nabawi Hiwar dialog ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atau
lebih mengenai suatu topik, dan dengan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki dalam hal ini oleh guru. Dalam percakapan itu
bahan pembicaraan tidak dibatasi; dapat digunakan berbagai konsep sains, filsafat, seni, wahyu, dan lain-lain.
Dalam jurnal pendidikan Islam yang ditulis oleh Jejen Musfah bahwa “metode ini memiliki kelebihan di banding dari metode lainnya.
Kelebihannya adalah pesan disampaikan secara langsung. Bagaimana respon yang bersangkutan dapat diketahui. Karena itu, si pemberi pesan
dapat menanyakan dan atau memberi penjelasan yang lebih masuk akal dan lebih sesuai dengan hati lawan bicaranya. perlu diketahui bahwa
metode ini sering digunakan oleh Rasulullah SAW. dalam menyampaikan ajaran Islam”.
13
b. Metode kisah Qurani dan Nabawi Metode kisah adalah mendidik dengan cara menyampaikan kisah agar
pendengar dan pembaca meniru yang baik dan meninggalkan yang buruk, serta agar pembaca beriman dan beramal saleh.
14
Dalam pendidikan Islam, terutama pendidikan agama Islam sebagai suatu bidang studi, kisah sebagai metode pendidikan amat penting.
Dikatakan amat penting, alasannya antara lain sebagai berikut:
12
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. I, h. 135-146
13
Jejen Musfah, “Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam”, TAHDZIB Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.3, 2009, h. 112
14
ibid, h. 109
1 Kisah selalu memikat karena mengandung pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya.
2 Kisah Qurani dan Nabawi dapat menyentuh hati menusia karena kisah itu menampilkan tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh.
3 Kisah Qurani
mendidik perasaan
keimanan dengan
cara: membangkitkan berbagai perasaan seperti khauf, rida, dan cinta.
c. Metode Amtsal Perumpamaan Arti amtsal adalah membuat pemisalan, perumpamaan dan bandingan.
Dengan demikian, metode amtsal yaitu memberi perumpamaan dari yang abstrak kepada yang lain yang lebih kongkrit untuk mencapai tujuan dan
atau mengambil manfaat dari perumpamaan tersebut.
15
Dalam QS Al- „Ankabut: 41 bahwa Allah mengumpamakan
sesembahan atau tuhan orang kafir dengan sarang laba-laba. Maksud perumpaman disebutkan bahwa orang-orang yang berlindung kepada
selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah; padahal rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba.
16
Al-Ajami menulis beberapa manfaat metode perumpamaan: a mengandung unsur-unsur yang menarik dan menyenangkan, b
memperjelas makna dengan mengaitkan sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang kongkrit, c mendorong sikap positif, d meninggalkan sikap
negative, e mempermudah pemahaman materi yang sulit.
17
d. Metode Teladan Metode teladan uswah hasanah adalah memberikan teladan atau
contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan
tujuan pendidikan baik secara institusional maupun nasional.
18
15
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. II, h. 216
16
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. I, h. 141
17
Musfah, op. cit., h. 107
18
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam; Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif, Jakarta: Amzah, 2013, Cet. I, h. 142