Kosa Kata pada Surat al-A’raf Ayat 35-36
apa yang dibawa oleh rasul-rasul-Ku dari apa yang mereka ceritakan dari ayat-ayat-Ku, dan percaya serta bertakwa kepada Allah, lalu takut kepada-
Nya dengan mengamalkan apa yang diperintahkan-Nya dan berhenti dari apa yang dilarang-Nya melalui lidah Rasul-Nya.
“Dan mengadakan perbaikan.” Dia berfirman, “Juga memperbaiki amal-amalnya yang sebelumnya rusak karena berbuat maksiat
kepada Allah dengan cara berhenti dari berbuat maksiat.” “Tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka.” Dia
berfirman, “Maka pada Hari Kiamat kelak taka da ketakutan atas mereka terhadap siksaan Allah ketika mereka datang kepada-
Nya.” “Dan tidak pula mereka bersedih hati.” Maksudnya yaitu
atas apa yang tidak mereka dapatkan dari dunia yang telah mereka tinggalkan dan hawa nafsu yang mereka hindari, karena mengikuti larangan
Allah ketika mereka melihat anugerah Allah padanya. Singkatnya ayat ini berisi tentang kedatangan rasul-rasul itu diutus
Allah kepada tiap-tiap umat pada masa yang telah ditentukan Allah. Mereka itu adalah manusia-manusia, bukan makhluk lain. Tugas mereka
menyampaikan ayat-ayat Allah yang merupakan wahyu, menjelaskan mana yang halal dan mana yang haram, mana yang baik dan mana yang bathil.
Disampaikannya kepada manusia, supaya manusia itu jangan sesat jalannya, menyimpang dari jalan yang benar. Dibacakannya ayat-ayat Allah agar jelas
mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang. Yang diperintahkan untuk dapat dikerjakan dan diamalkan dan yang dilarang untuk dijauhi dan
dihindarkan. Maka orang-orang yang patuh dan taat terhadap ajaran yang dibawa Rasul-rasul itu, bertakwa kepada Allah dan senantiasa memperbaiki
dirinya serta mengerjakan amal-amal saleh, orang-orang itu akan berbahagia dan gembira. Tidak ada baginya rasa takut dan sedih, baik ketika hidup di
dunia ataupun di akhirat kelak. Hidup berbahagia dan gembira adalah
merupakan karunia Allah yang sangat berharga. Lebih berharga dari harta dan kekayaan yang bertumpuk-tumpuk.
17
Ayat 36
Al- Istikbaru „an Qobulil Ayati sombong dari menerima ayat,
maksudnya menolak ayat-ayat dengan sikap sombong dank eras kepala terhadap orang yang membawakannya, sebagaimana yang terjadi pada
pemimpin Quraisy ketika mereka bersikap sombong dan tak mau menerima kehadiran Muhammad saw. sebagai pemuka mereka. Sebab mereka
memandang diri mereka lebih banyak harta dan pengikutnya.
18
Maksud ayat di atas, sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami yang telah diturunkan pada salah seorang Rasul Kami, dan
mereka bersikap sombong untuk mengikuti orang yang mendatangkan ayat- ayat itu karena dengki kepadanya atas kepemimpinannya, dan menganggap
diri mereka lebih utama dari padanya, mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di sana untuk selama-lamanya.
19
Abu Ja’far juga mengatakatan: Allah swt berfirman, “Adapun orang yang mendustakan berita-berita para Rasul yang Aku utus kepada mereka,
tidak mau mengesakan Aku serta kafir terhadap apa yang dibawa Rasul- rasul-Ku, maka mereka itu,
“Penghuni-penghuni neraka”. Siapa yang mengatakan hal tersebut maka termasuk penghuni neraka Jahanam
yang sebenarnya. Mereka memang pantas menghuninya. “Mereka kekal di dalamnya”. Mereka akan tinggal di dalam neraka jahanam
dan tidak akan keluar darinya untuk selama- lamanya.”
17
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa,
1995, h. 407
18
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Op Cit., h. 255
19
Ibid, h. 255