1. Masih terdapat guru yang belum mengkaji metode pendidikan yang terdapat dalam Al-
Qur’an pada proses pembelajaran.
2. Masih adanya guru yang sulit untuk menggunakan metode pendidikan yang Islami yang bersumber dari Al-
Qur’an.
3. Adanya beberapa pendidik yang mengabaikan metode-metode pendidikan yang bersumber dari Al-
Qur’an.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat serta menghindari meluasnya pembahasan dalam penelitian ini, dan dengan adanya identifikasi
masalah di atas, penulis akan membatasi beberapa hal yang berkaitan dengan masalah, yaitu: “Metode Pendidikan Karakter yang Terkandung dalam Surat
Al-
A’raf ayat 35-36.”
D. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, ada permasalahan penting yang akan diungkapkan dalam penelitian ini, yaitu: Apa saja metode pembelajaran yang terkandung
dalam surat Al-
A’raf ayat 35-36?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui metode pendidikan yang terkandung dalam Al-
Qur’an surat Al-A’raf ayat 35-36. b. Untuk mengetahui bagaimana hasil temuan analisis yang terkandung
dalam surat Al- A’raf ayat 35-36
2. Kegunaan penelitian a. Untuk menambah khazanah keilmuan pada bidang tafsir pendidikan
dan wawasan bagi penulis. b. Mengetahui bagaimana pandangan Al-
Qur’an terhadap metode pendidikan.
c. Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu S1 pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8
BAB II PEMBAHASAN
A. Acuan Teori 1.
Pengertian Metode Pendidikan Karakter
Dalam pelakasaan pendidikan sangat dibutuhkan adanya metode yang tepat, efektif, dan efisien dengan tujuan untuk menghantarkan tercapainya
suatu tujuan pendidikan yang telah direncanakan dan dicita-citakan. Materi yang baik dan benar saja tidak akan tercover dengan baik jika tidak diimbangi
dengan metode yang baik pula. Oleh karena itu, kebaikan suatu materi yang akan disampaikan dalam ranah pendidikan harus ditopang dengan adanya
metode pendidikan. Kata metode jika dilihat dari segi bahasa, M. Arifin menjelaskan bahwa
metode adalah “suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan”.
Metode berasal dari dua kata yaitu, “Meta” dan “Hodos”. Meta berarti “melalui” dan Hodos berarti “jalan atau cara”.
1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Sri Minarti dalam bukunya, “kata metode diartikan sebagai cara yang teratur digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan ”.
2
Kemudian metode menurut Jamaludin adalah “cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan, makin baik metode itu makin efektif pula
pencapaian tujuan, dengan demikian, tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode”.
3
1
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Buna Aksara, 2005, Cet. I, h. 65.
2
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2013, Cet. I, h. 138
3
Jamaludin, Acep Komarudin, dan Koko Khoerudin, Pembelajaran Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015, Cet. I, h. 177
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode itu adalah suatu jalan atau cara yang
ditempuh seseorang demi mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Selanjutnya beralih ke definisi pendidikan karakter, bila ditelusuri asal karakter berasal dari bahasa latin “karakter”, “kharassein”, “kharax”, dalam
bahasa Inggris: character dan Indonesia “karakter”, Yunani character, dari
charassein yang berarti membuat tajam, membuat dalam. Dalam kamus Poerwadarminta,
“karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
lain ”.
4
Sedangkan menurut Doni Koesoema A. yang dikutip oleh Fatchul Mu’in
dalam bukunya, bahwa “karakter adalah sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat
khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan
sejak lahir’.
5
Kemudian karakter sebagaimana didefinisikan oleh Ryan dan Bohlin, mengandung tiga unsur pokok, yaitu, mengetahui kebaikan knowing the
good, mencintai kebaikan loving the good, dan melakukan kebaikan doing the good. Dalam pendidikan karakter, kebaikan itu sering kali dirangkum
dalam sederet sifat-sifat baik. Dengan demikian, pendidikan karakter adalah sebuah upaya untuk membimbing pelaku manusia menuju standar-standar
baku.
6
Lebih lanjut dijelaskan oleh Thomas Lickona yang dikutip oleh Heri Gunawan
bahwa “pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat
4
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet I, h. 11
5
Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik Praktik, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, Cet. I, h. 160
6
Majid. loc. cit.
dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan
sebagainya ”.
7
Ramli menjelaskan bahwa “pendidikan karakter memiliki esensi dan
makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang
baik, warga masyarakat, dan warga Negara yang baik ”.
8
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum,
tata karma, budaya dan adat istiadat.
2. Tujuan Metode Pendidikan Karakter
Metode memiliki tujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan sebaik
dan semudah mungkin. Dengan begitu, metode akan mengantarkan sebuah pembelajaran kearah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai
yang diinginkan. Karenanya terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan
metode, yakni Abuddin Nata menjelaskan bahwa fungsi metode secara umum dapat dikemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin
bagi pelaksanaan operasional dan ilmu pengetahuan tersebut. Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan,
menguji, dan menyusun data yang dipelikan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya
7
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 23
8
Ibid, h. 24