4.4. Efektifitas Sanitizer dalam Inaktivasi Salmonella
Pengujian efektifitas sanitizer dilakukan dengan menginokulasikan Salmonella
pada sayuran segar yang akan diperlakukan dengan sanitizer. Penginokulasian dimaksudkan untuk mengurangi keragaman jumlah Salmonella awal
pada sayuran yang dicobakan, Salmonella yang digunakan adalah Salmonella enteritidis
yang berasal dari Laboratorium Bakteriologi Balitvet. Pengujian terhadap respon inaktivasi Salmonella, memberikan persamaan
permukaan respon sebagai berikut: Y= 0,106816 + 0,818507CH
3
+ 0,001392Na + 0,141822T – 0,259888CH
3 2
+ 0,000868 CH
3
Na + 0,022635 CH
3
T – 0,000527NaT Keterangan :
Y = Respon terhadap inaktivasi Salmonella CH
3
= Konsentrasi Asam Asetat Na = Konsentrasi Natrium Hipoklorit
T = Waktu
Persamaan model di atas memberikan informasi bahwa dengan peningkatan konsentrasi asam asetat dan natrium hipoklorit memberikan pengaruh yang positif
terhadap inaktivasi Salmonella begitu juga dengan waktu kontak memberikan respon yang positif jika dilakukan penambahan waktu kontak dalam proses inaktivasi
Salmonella oleh sanitizer. Pengaruh kombinasi antara asam asetat dengan natrium
hipoklorit memberikan efek positif terhadap inaktivasi Salmonella. Analisis keragaman pada inaktivasi Salmonella yang ditunjukkan pada Tabel
18 menunjukkan kesesuaian model dimana nilai P total model sebesar 0,017 kurang dari taraf signifikan 95, dengan pengaruh linier signifikan dengan nilai P 0,0082
dengan taraf signifikan 95 dan pengaruh kuadratik memberikan nilai signifikan 95 dengan P 0,0161. Koefisien determinasi R
2
sebesar 97,81, menunjukkan kesesuaian model dimana hanya sekitar 2,19 dari total keragaman yang tidak
terjelaskan oleh model.
Tabel 18. Analisis Keragaman Inaktivasi Salmonella Sumber
Keragaman dB
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-hitung Pr F
Total Model 7
0,815545 0,9781
19,15 0,0170
Linier 3 0,614540
0,7370 33,67
0,0082 Kuadratik 1
0,147364 0,1767
24,22 0,0161
Interaksi 3 0,053641
0,0643 2,94
0,1998 Galat 3
0,018251 0,006084
Uji penyimpangan model Lack of Fit menunjukkan penyimpangan model nyata dengan nilai
α0,05 yaitu sebesar 0,0106. hasil pengujian penyimpangan model ditunjukkan pada Tabel 19
Tabel 19. Analisis Keragaman Galat Inaktivasi Salmonella Sumber
Keragaman dB
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-hitung Pr F
Lack of Fit 1 0,017867
0,017867 93,13 0,0106 Galat Murni
2 0,000384
0,000192 Galat Total
3 0,018251
0,006084 Hasil uji kenormalan galat model menggunakan Kolmogorov-Smimov
Normality Test menunjukkan bahwa galat model telah terdistribusi secara normal dan
saling bebas dengan keragaman relatif homogen dengan nilai P 0,15. Plot hasil uji kenormalan tampak pada Gambar 12. Hasil analisis keragaman proses inaktivasi
Salmonella selengkapnya disajikan pada Lampiran 6. keluaran SAS Versi 8;
PROC.:Rsreg
Approximate P-Value 0.15 D+: 0.095 D-: 0.102 D : 0.102
Kolmogorov-Smirnov Normality Test N: 11
StDev: 1.53590 Average: 0.0000000
1 -1
.999 .99
.95 .80
.50 .20
.05 .01
.001
P robabil
ity
Galat
Plot Probabilitas Normal
Gambar 12. Plot Probabilitas Normal Inaktivasi Salmonella Pengaruh interaksi terhadap respon ketiga faktor yang dilakukan terlihat pada
Gambar 13 dengan plot interaksi pada pengaruh asam asetat yang dikombinasikan dengan natrium hipoklorit sebagai sanitizer terhadap inaktivasi Salmonella plot
interaksi antar faktor disajikan pada Lampiran 7.
Gambar 13. Plot Interaksi Asam Asetat dengan Natrium Hipoklorit terhadap Inaktivasi Salmonella
Kombinasi asam asetat dengan natrium hipoklorit terhadap inaktivasi Salmonella
pada kondisi optimum tercapai pada konsentrasi asam asetat sekitar 1,75- 2,5 sedangkan untuk konsentrasi natrium hipoklorit berkisar antara 125 ppm
sampai 150 ppm, pada kombinasi kedua sanitizer yang dicobakan dengan kisaran konsentrasi tersebut memberikan tingkat inaktivasi Salmonella diatas 97,57.
Efektifitas sanitizer dengan kombinasi asam asetat dengan natrium hipoklorit terhadap inaktivasi Salmonella yang dicobakan pada tomat menunjukkan bahwa rata–
rata inaktivasi kombinasi sanitizer yang dicobakan sebesar 6,36 log CFUg. Persamaan model statistik yang didapatkan dalam percobaan, menunjukkan tingkat
inaktivasi Salmonella optimum pada konsentrasi asam asetat 2,49, natrium hipoklorit 376,77 ppm dengan waktu kontak 6,76 menit.Model statistik juga
menunjukkan bahwa penambahan asam asetat berpengaruh nyata dengan taraf α 0,05
sedangkan penambahan natrium hipoklorit berpengaruh tidak nyata dengan taraf α
0,05. Pengaruh penambahan asam asetat yang bersifat nyata pada model statistik dalam menginaktivasi Salmonella disebabkan pengaruh asam asetat dalam
pembentukan pH larutan sanitizer yang didapat sehingga meningkatkan kinerja natrium hipoklorit dalam menginaktivasi Salmonella. Menurut Cords dan Dycdhala
1993 efektifitas kinerja natrium hipoklorit sebagai senyawa sanitizer berkisar pada pH 4-5, pada pH tersebut pembentukan asam hipoklorit sebagai komponen yang
mempunyai sifat bakterisidal kuat mencapai titik yang optimum, dengan peningkatan konsentrasi asam hipoklorit maka proses inaktivasi Salmonella menjadi lebih efektif
dengan bantuan pH lingkungan yang mendukung. Menurut Baker 1959 pembentukan asam hipoklorit pada pH 4,5 mencapai 100 sedangkan pada pH 5
menurun menjadi 98. Rata-rata tingkat inaktivasi pada pusat kombinasi konsentrasi asam asetat 2, konsentrasi natrium hipoklorit 100 ppm dengan waktu
kontak 4 menit menunjukkan nilai sebesar 99,98. Waktu kontak sanitizer terhadap sayuran tomat yang dicobakan
memperlihatkan bahwa efektifitas waktu kontak diperoleh setelah 2 menit perendaman. Waktu kontak merupakan salah satu faktor pendukung untuk mereduksi
Salmonella pada bahan pangan, waktu yang terlalu singkat tidak memberi peluang
waktu penetrasi yang cukup bagi sanitizer untuk merusak sel sel mikroba, sedangkan jika waktu terlalu lama dimungkinkan terjadinya reaksi-reaksi yang dapat merugikan
bagi sayuran itu sendiri dan dari sisi ekonomis penggunaan waktu lama bisa merugikan. Menurut Naidhu dan Khanna 2000 waktu kontak 1-2 menit merupakan
waktu yang cukup efektif dalam proses sanitasi menggunakan klorin. Plot interaksi
pada pengaruh waktu kontak dengan asam asetat sebagai sanitizer terhadap inaktivasi Salmonella
dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Plot Interaksi Asam Asetat dengan Waktu Kontak terhadap Inaktivasi Salmonella
4.5. Efektifitas Sanitizer dalam Penurunan Residu Insektisida