akan sumber nitrogen organik diperoleh selama pertumbuhannya, karena mampu mensin- tesa komponen-komponen nitrogen organik. Beberapa strain E. coli dapat
menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan dengan memproduksi enterotoksin dan menimbulkan gejala menyerupai kolera yang menyerang sel-sel epitelium saluran
usus dengan melakukan adesi dan kolonisasi pada saluran usus halus serta mengeluarkan enterotoksin. Bakteri E. coli patogen dapat menimbulkan sidroma
klinik yaitu gastroenteritis akut pada anak anak dan infeksi di saluran-saluran pencernaan.
Toksin yang
dibentuk E. coli
dapat berupa toksin thermostabil maupun thermolabil, toksin thermostabil tahan terhadap pemanasan pada suhu 100°C selama 15
menit sedangkan toksin thermolabil bersifat antigenik dan dapat diinaktivkan dengan pemanasan pada suhu 60°C selama 30 menit. Kontaminasi bakteri ini biasanya
berasal dari air yang digunakan untuk mencuci, baik mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi maupun peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan.
Diketahui bahwa E. coli merupakan bakteri yang sensitif terhadap panas, maka untuk mencegah pertumbuhan bakteri ini pada makanan, sebaiknya makanan
disimpan pada suhu rendah. Supandi dan Sukamto, 1999.
2.2. Insektisida Organofosfat
Insektisida merupakan bagian dari pestisida untuk membasmi serangga. Ditinjau dari obyek sasarannya, pestisida dapat digolongkan atas berbagai racun
seperti akarisida pembunuh tungau atau caplak, nematisida pembunuh nematoda, rodentisida pembunuh binatang pengerat, herbisida pembunuh gulma, dan
fungisida pembunuh jamur atau cendawan. Pestisida yang paling banyak digunakan dalam jumlah yang cukup besar untuk meningkatkan produksi pertanian adalah
insektisida, fungisida dan herbisida Matsumura, 1985; Tarumingkeng, 1992. Insektisida kimiawi telah dikenal sejak penggunaan bahan bahan racun seperti
arsen, minyak bumi dan insektisida yang berasal dari tumbuhan. Insektisida sintetik pertama yang digunakan secara umum adalah senyawa-senyawa dinitro dan tiosianat.
Penemuan paling penting yang telah mengawali era insektisida sintetik adalah penemuan DDT 1,1,1 trikloro-2,2-bisp-klorofeniletan oleh Zeidler pada Tahun
1874. Gelombang penemuan insektisida-insektisida mutakhir dimulai di Jerman oleh Gerhard Schrader, yang memelopori penggunaan senyawa fosfat-organik
organophosphates sebagai insektisida. Dewasa ini bagian besar dari insektisida yang dipasarkan adalah dari golongan fosfat-organik ini. Golongan insektisida yang
terakhir ditemukan adalah karbamat carbamates yang merupakan senyawa analog sintetik dari alkaloida-alkaloida fisostigmin dan eserin yang bersifat racun. Taru-
mingkeng, 1992 Insektisida organofosfat terdiri dari satu gugus atau lebih fosfor yang terikat
pada molekul organik.Organofosfat merupakan ester dari asam fosfat P=O atau asam fosforotionat P=S dengan struktur umum seperti pada Gambar 1. R1 dan R2
biasanya metil atau etil dan juga biasanya gugus fungsi berantai pendek, sedangkan X adalah gugus tergantikan leaving group yang bisa dari golongan alifatik, homosiklik
atau heterosiklik. Hassall, 1982.
R1
Gambar 1. Struktur Kimia Senyawa Organofosfat
R2
Sastroutomo 1992 menggolongkan insektisida organofosfat menjadi sub- kelas utama yaitu turunan alifatik, fenil dan heterosiklik.
a. Golongan alifatik merupakan senyawa organofosfat yang mempunyai rangkaian karbon yang lurus dan pendek. Sifat racunnya berbeda satu sama lain dan pada
umumnya mempunyai daya larut tinggi dalam air. Termasuk dalam golongan ini adalah asefat, diklorvos, disulfoton, malation, monokrotofos dan neled.
b. Turunan fenil merupakan insektisida organofosfat yang mengandung benzen dengan satu rantai hidrogennya diganti oleh atom lain seperti Cl, NO
2
, CH
3
, CN, S, atau atom lainnya. Turunan fenil biasanya lebih stabil dibanding golongan
alifatik dan sebagai akibatnya residunya dapat bertahan lebih lama. Golongan
insektisida organofosfat turunan fenil adalah parathion, fention, fenofos, bromos etil, khlorfenvinfos, dan temefos.
c. Turunan Heterosiklik, senyawa heterosiklik merupakan senyawa yang mempunyai struktur cincin yang mempunyai atom-atom yang tidak sama. Dalam
senyawa ini, satu atau lebih atom karbon digantikan baik oleh oksigen, nitrogen, atau sulfur sementara cincinnya dapat mempunyai tiga, lima atau enam atom.
Pada umumnya senyawa ini mempunyai aktivitas yang lebih lama jika dibandingkan dengan turunan alifatik atau fenil. Termasuk dalam golongan ini
yaitu diazinon, azinfosmetil, khlorpirifos, dan fosmet.
2.3. Residu Insektisida