4.2. Efektifitas Sanitizer dalam Inaktivasi Total Mikroba
Pengamatan efektifitas
sanitizer dalam hal inaktivasi total mikroba yang ada
pada sayuran tomat yang dicobakan, dilakukan dengan menggunakan Plate Count Agar
PCA. Koloni yang tumbuh pada media PCA merupakan jenis-jenis bakteri gram negatif maupun gram positif yang nantinya akan dihitung untuk menentukan
efektivitas sanitizer yang digunakan dalam menginaktivasi bakteri. Pengujian data pengamatan terhadap respon inaktivasi total mikroba dengan
menggunakan Program software SAS V8, memberikan persamaan permukaan respon sebagai berikut:
Y= 1,2854 + 0,13785CH
3
+ 0,00145Na – 0,00402T – 0,12070CH
3 2
+ 0,000341 CH
3
Na + 0,052885CH
3
T – 0,000396NaT Keterangan :
Y = Respon terhadap Inaktivasi Total mikroba CH
3
= Konsentrasi Asam Asetat Na = Konsentrasi Natrium Hipoklori
T = Waktu
Persamaan model di atas memberikan informasi bahwa peningkatan konsentrasi asam asetat memberikan pengaruh yang positif terhadap inaktivasi total mikroba, begitu
juga dengan penambahan natrium hipoklorit, namun faktor waktu memberikan respon yang negatif jika dilakukan penambahan waktu kontak dalam proses inaktivasi total
mikroba oleh sanitizer. Penambahan natrium hipoklorit memberikan efek yang nyata secara linier positif sedangkan penambahan asam asetat berpengaruh kuadratik
negatif secara nyata dengan taraf α 0,05.
Analisis keragaman pada inaktivasi total mikroba pada Tabel 14 menunjukkan kesesuaian model yang dikembangkan, dimana nilai P total model sebesar 0,0013
kurang dari taraf signifikan 0,05. Terlihat pula nilai P interaksi antara ketiga faktor sebesar 0,0024, menunjukkan pengaruh nyata dengan taraf nyata 95. Nilai
koefisien korelasi berganda R sebesar 0,9980 menunjukkan relatif tingginya korelasi antara nilai-nilai observasi dan nilai dugaan. Nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 99,61, menunjukkan kesesuaian model dimana hanya sekitar 0,39 dari total keragaman yang tidak terjelaskan oleh model.
Tabel 14. Analisis Keragaman Inaktivasi Total Mikroba Sumber
Keragaman dB
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-hitung Pr F
Total Model 7
0,344610 0,9961
110,21 0,0013
Linier 3 0,208443
0,6025 155,54
0,0009 Kuadratik 1
0,031787 0,0919
71,16 0,0035
Interaksi 3 0,104380
0,3017 77,89
0,0024 Galat 3
0,001340 0,000447
Uji penyimpangan model Lack of Fit menunjukkan penyimpangan model tidak nyata dengan nilai
α0,05 yaitu sebesar 0,1534. Hasil pengujian penyimpangan model ditunjukkan pada Tabel 15.
Tabel 15. Analisis Keragaman Galat Inaktivasi Total Mikroba Sumber
Keragaman dB
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-hitung Pr F
Lack of Fit 1 0,000961
0,000961 5,06 0,1534 Galat Murni
2 0,000380
0,000190 Galat Total
3 0,001340
0,000447 Hasil uji kenormalan galat model menggunakan Kolmogorov-Smimov
Normality Test menunjukkan bahwa galat model telah terdistribusi secara normal dan
saling bebas dengan keragaman relatif homogen dengan nilai P 0,15. Plot hasil uji kenormalan tampak pada Gambar 6. Hasil analisis keragaman proses inaktivasi pada
total mikroba selengkapnya disajikan pada Lampiran 2. keluaran SAS Versi 8; PROC.:Rsreg
Approximate P-Value 0.15 D+: 0.197 D-: 0.144 D : 0.197
Kolmogorov-Smirnov Normality Test N: 11
StDev: 1.35930 Average: -0.0000000
1 -1
.999 .99
.95 .80
.50 .20
.05 .01
.001
P robabil
ity
Galat
Plot Probabilitas Normal
Gambar 6. Plot Probabilitas Normal Inaktivasi Total Mikroba Pengaruh interaksi antar faktor yang dicobakan terhadap respon inaktivasi total
mikroba dapat dilihat pada Gambar 7. Plot interaksi dilakukan pada pengaruh asam asetat yang dikombinasikan dengan natrium hipoklorit sebagai sanitizer terhadap
inaktivasi total mikroba Plot interaksi antar faktor ditampilkan pada Lampiran 3.
Gambar 7. Plot Interaksi Asam Asetat dengan Natrium Hipoklorit terhadap Inaktivasi Total Mikroba
Pengaruh asam asetat terhadap jumlah total mikroba pada kondisi optimum terdapat pada konsentrasi sekitar 1-1,25 sedangkan untuk konsentrasi natrium
hipoklorit berkisar antara 125 ppm sampai 150 ppm. Kombinasi kedua sanitizer yang
dicobakan dengan kisaran konsentrasi tersebut memberikan tingkat inaktivasi total mikroba diatas 99,88.
Plot interaksi asam asetat sebagai sanitizer yang dikombinasikan dengan waktu kontak terhadap inaktivasi total mikroba dapat dilihat pada Gambar 8. Plot
interaksi antara kombinasi asam asetat dengan waktu kotak memberikan respon inaktivasi total mikroba optimum terletak pada kisaran konsentrasi asam asetat 1-
1,5 dengan waktu kontak mulai dari 2 menit sampai 6 menit, pada kondisi operasi ini memberikan tingkat inaktivasi diatas 97,2.
Gambar 8. Plot Interaksi Asam Asetat dengan Waktu Kontak terhadap Inaktivasi Total Mikroba
Persamaan model statistik yang didapatkan, memprediksikan bahwa titik optimum dalam menginaktivasi total mikroba diperoleh pada konsentrasi asam asetat
2,18, konsentrasi natrium hipoklorit 281,2 ppm dengan waktu kontak 5,5 menit. Kombinasi sanitizer di titik pusat pengulangan konsentrasi asam asetat 2,
konsentrasi natrium hipoklorit 100 ppm dengan waktu kontak 4 menit memberikan tingkat inaktivasi sebesar 99,95. Pengurangan total mikroba oleh sanitizer yang
dicobakan menunjukkan bahwa rata-rata pengurangan sekitar 6,26 log CFUg. Inaktivasi terhadap jumlah total mikroba pada sayuran tomat yang dicobakan berasal
dari efek sinergis yang ditimbulkan oleh pengkombinasian asam asetat dan natrium hipoklorit. Asam asetat dengan kondisi pH asam dalam larutan sanitizer akan
membentuk molekul asam yang tidak terdisosiasi, molekul ini mampu berpenetrasi ke
dalam sel dengan cara difusi yang kemudian berdisosiasi dan mengasidifikasi interior sel, hal ini mempengaruhi metabolisme seluler yang berakibat menurunkan aktivitas
enzim dan terganggunya aktivitas asam nukleat sehingga sel menjadi mati. Pengaruh lain yang menyebabkan inaktivasi mikroba adalah terdisosiasinya
natrium hipoklorit dalam larutan sanitizer menjadi asam hipoklorit. Adanya asam asetat menjadikan pH larutan sanitizer berada pada kisaran 4-4,5 yang menyebabkan
pembentukan asam hipokorit dalam larutan sanitizer akan semakin meningkat. Peningkatan asam hipoklorit berpengaruh posistif terhadap inaktivasi total mikroba,
asam hipoklorit merupakan agen antimikrobial yang sangat efektif dalam membunuh mikroba dengan cara bereaksi dengan DNA sel hidup, menyebabkan mutasi dengan
adanya reaksi basa purin dan pirimidin. Melihat model statistik yang didapatkan menunjukkan bahwa pengaruh natrium hipoklorit lebih besar jika dibandingkan
dengan asam asetat, pengaruh natrium hipoklorit memberikan pengaruh yang nyata dengan taraf
α 0,05, dengan demikian natrium hipoklorit memberikan efek yang dominan terhadap proses inaktivasi total mikroba.
4.3. Efektifitas Sanitizer dalam Inaktivasi E. coli