Senyawa Ammonium Quarterner QACs Iodofor

menunjukkan tingkat resistensi yang berbeda beda dalam inaktivasinya, namun dengan memperhatikan kondisi saat perlakuan yaitu waktu kontak, suhu, dan konsentrasi mampu mengefektifkan klorin untuk menginaktivasi beberapa jenis bakteri. Davidson dan Branen, 1993. Penggunaan klorin dengan konsentrasi 200 ppm mampu mereduksi E. coli sampai 1,7 x 10 5 CFU sedangkan asam peroksiasetat dengan konsentrasi 80 ppm mampu mereduksi E. coli sampai 1,5 x 10 5 CFU pada buah apel segar yang dicobakan Wisneiwsky et al., 2000. Percobaan yang dilakukan Takeuchi dan Frank 2001 dengan menggunakan 1 NaCl-NaHCO 3 pada pencucian buah dan sayur mampu mereduksi E. coli sampai 0,4 log CFUcm 2 . Inaktivasi E. coli juga dilakukan oleh Floros 2001 dengan menggunakan gas ClO 2 dengan konsentrasi 0,5 mglt mampu mereduksi sampai 5-log mikroba E. coli. Penelitian yang dilakukan Beuchat et al. 1998 memperlihatkan untuk mengevaluasi efektifitas aplikasi klorin dengan cara penyemprotan dalam membunuh Salmonella, E. coli O157:H7, L. monocytogenes, khamir, dan kapang dibandingkan dengan kontrol, menunjukkan penurunan populasi akibat perlakuan dengan klorin adalah sebesar 0,35 sampai 2,30 log CFUcm 2 . Klorin 2000 ppm lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 200 ppm pada tomat, apel dan daun selada. Inaktivasi mikroorganisme akan muncul selama 1 menit setelah perlakuan dengan klorin.

2.4.2. Senyawa Ammonium Quarterner QACs

Senyawa ini dikenal sebagai quaternaries, quats atau QACs. Sering digunakan untuk lantai, dinding, vernis dan perlengkapan lain, lebih mudah berpenetrasi sehingga sesuai untuk permukaan yang porous. Senyawa Ammonium Quarterner ini juga potensial untuk mengurangi jumlah bakteri dalam industri pengolahan makanan, peralatan makanan dan minuman di rumah makan dan peralatan penanganan pada pengolahan susu Salle, 1961. Menurut Jenie 1988, senyawa ini merupakan bakterisida yang sangat aktif terhadap bakteri gram positif, kurang efektif terhadap bakteri gram negatif kecuali bila ditambah dengan sekuestran, mempunyai ketahanan aktivitas pada kisaran pH yang lebar, tetapi paling aktif pada kondisi sedikit alkali dan aktivitas akan turun dengan cepat pada pH di bawah 5,0. Keuntungan penggunaan sanitizer ini adalah sifat kombinasinya sebagai germisidal dan deterjen sekaligus, dengan toksisitas relatif rendah, daya larut dan stabilitas tinggi serta non-korosif, sehingga banyak diaplikasikan sebagai pembersih dan desinfektan Pelczar dan Chan, 1986. Jenie 1988 menyebutkan pula beberapa keuntungan lainnya yaitu stabilitas QACs terhadap reaksi dengan bahan organik dan panas. Ketahanan terhadap korosi logam, non iritasi kulit dan elektif pada pH tinggi, tetapi terdapat beberapa kerugian dari Senyawa Ammonium Quarterner yaitu efektivitas terbatas, tidak dapat bekerjasama dengan deterjen sintetik anionik dan pembentukan film pada peralatan penanganan dan pengolahan pangan.

2.4.3. Iodofor

Senyawa Iodium utama yang digunakan untuk sanitasi adalah larutan-larutan Iodofor, alkohol-Iodium dan larutan Iodium cair. Kedua larutan umumnya digunakan sebagai desinfektan kulit. Iodofor mempunyai manfaat yang besar untuk pembersihan dan desinfeksi peralatan dan permukaan-permukaan dan sebagai antiseptik kulit. Jenie, 1988. Sanitizer tipe Iodium lebih stabil dengan adanya bahan organik daripada senyawa-senyawa klorin. Oleh karena kompleks Iodium stabil pada pH yang sangat rendah, senyawa ini dapat digunakan pada konsentrasi yang sangat rendah 6,25 ppm dan digunakan pada 12,5 - 25 ppm. Sanitizer Iodium lebih efektif dari sanitizer lain terhadap virus. Hanya dibutuhkan 6,25 ppm untuk lolos dari uji Chamber dalam waktu 30 menit. Senyawa-senyawa Iodium non selektif dapat mematikan sel-sel vegetatif dan spora-spora serta virus. Sanitizer Iodofor digunakan pada konsentrasi yang direkomendasikan, biasanya 50 - 70 mgl Iodium bebas dan menghasilkan pH 3 atau kurang dalam air dengan kesadahan sedang. Iodofor memberikan efek mematikan dengan cepat terhadap bakteri pada umumnya dan menyerupai hipoklorit, tetapi senyawa-senyawa ini juga mempertahankan aktivitas yang cukup dengan adanya buangan organik dengan pH tidak lebih dari 4 dan kuantitas limbah tidak berlebihan, namun Iodofor lebih kurang aktif terhadap spora-spora dari hipoklorit. Jumlah Iodium bebas akan menentukan aktivitas Iodofor. Surfaktan yang ada tidak menentukan aktivitas Iodofor tetapi dapat mempengaruhi sifat-sifat bakterisidal dari Iodium. Aktivitas Iodofor terhadap beberapa spora-spora bakteri dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Inaktivasi Spora-Spora Bakteri oleh Iodofor Organisme pH Konsentrasi ppm Waktu untuk mereduksi 90 menit B-cereus 6,5 50 10 6,5 25 30 2,3 25 30 B-subtilis - 25 5 C. botulinum tipe A 2,8 100 6 Iodofor mahal sehingga tidak banyak digunakan, tetapi senyawa-senyawa ini tidak korosif, tidak mengiritasi, tidak toksik dan sedikit berbau tetapi harus dibilas dengan baik setelah penggunaan. Beberapa bahan-bahan plastik dapat mengabsorbsi Iodium dan menjadi berubah warnanya bila terkena senyawa-senyawa ini, karet juga cenderung mengabsorbsi Iodium sehingga waktu kontak yang lama Iodofor harus dihindarkan untuk mencegah kemungkinan pengkaratan pada makanan. Salah satu keuntungan dari Iodofor adalah senyawa-senyawa ini tidak dipengaruhi oleh garam- garam air sadah. Stabil dalam bentuk pekat walaupun dengan penyimpanan yang lama pada suhu kamar yang tinggi masih mungkin terjadi kehilangan aktivitas. Jenie, 1988 Kelemahan Iodofor tidak efisien pada kondisi operasi suhu rendah, selain itu Iodofor dapat menguap pada suhu lebih dari 50°C. Kelemahan lain adalah dapat menyebabkan off flavor pada makanan sehingga sanitizer ini terbatas penggunaannya untuk sanitasi makanan. Duran dan Marshall, 2002

2.4.4. Senyawa Amfoterik